Sudah tiga hari kakaknya itu tidak pulang ke rumah, Jeka tidak peduli itu dan tetap kuliah dan olahraga dengan baik.
Ketika sedang mengerjakan tugas kuliahnya di kamar, Jeka mengingat perkataan Ivy padanya tadi.
"Aku tau kakakmu salah, tapi setidaknya tersenyumlah padanya walaupun kau sangat membencinya. Kakakmu mencintaimu, dia bahkan rela mati demi menghidupimu, melindungimu, mencarimu kemanapun ketika kau hilang, menghadapimu dengan sabar walau kau bertingkah kurang ajar padanya. Ya...aku tahu kau bilang jika kau tidak mencintainya. Tapi, jika kau terus dingin padanya, itu akan merusaknya. Setidaknya balas budilah dengan tersenyum. Iya, kau boleh membencinya semaumu. Tapi, ingatlah juga kebaikan dan ketulusan yang dia punya. Selama ini dia bagian dari hidupmu juga kan?"
Perkataan Ivy terngiang-ngiang di kepalnya. Sebagian perkataan Ivy memang benar, tapi Jeka belum menceritakan kepada Ivy bahwa dia telah dip*rk*s* oleh Vicle. Itu sangat menyakitinya.
Apakah perkataan Ivy akan berbeda jika dia menceritakan hal itu kepada Ivy? Tapi Jeka akan menyimpan itu semua, kebenaran belum terungkap tentang siapa sebenarnya dirinya, apakah dia benar adik Vicle atau bukan.
Pemuda manis itu menatap langit-langit kamarnya.
Jujur, Jeka tidak percaya jika kakaknya mencintainya. Tapi melihat bagaimana pria tampan itu mengelus kepalanya lembut, pelukannya yang hangat, matanya yang berbinar ketika berbicara dengannya, dan senyuman secerah matahari itu mampu menggapai titik terlembutnya.
Jeka memejamkan matanya ketika mengingat senyuman hangat Vicle dibawah hujan deras dengan penampilan yang babak belur.
Nyut
Kenapa hatinya sakit?
"Dimana dia sekarang?"
Jeka tidak mau lagi memikirkan Vicle, dia mematikan laptopnya dan tertidur.
.
.Jeka keluar dari kamarnya, hendak memasak. Ini sudah pagi dan perutnya lapar sekali. Tapi matanya menangkap seonggok manusia yang terlentang di lantai dingin di dekat pintu keluar.
Mata jernihnya membulat.
"Kak Vicle!"
Jeka melihat wajah kakaknya yang pucat dan menirus, dan luka-luka di tubuhnya, dahinya panas.
"Ya tuhan! Kak! Bangun! Bangun! Hei!"
Pemuda manis itu mengguncang tubuh kekar yang tampak lemas itu.
"Baby...syukurlah kau baik-baik saja"
Bibir pucat dan kering itu akhirnya berbicara."Bangun kau br*ngs*k! Tubuhmu terlalu berat! Aku tidak bisa memindahkanmu"
Jeka menarik-narik tangan Vicle agar bangkit.
"Hehe, baik baby...tunggu ya, kepalaku masih sedikit pusing"
Pemuda tampan itu terkekeh melihat reaksi pujaan hatinya yang tampak khawatir padanya. Dia panik sampai hidungnya kembang kempis, imut sekali di mata Vicle.
Vicle berusaha bangkit dan tubuhnya dipapah oleh yang lebih kecil.
"Kau merepotkan, kenapa tidak mati saja sekalian"
Mendengar hal itu Vicle hanya tersenyum.
Dan akhirnya mereka sampai di kamar, Jeka merebahkan tubuh Vicle dan segera keluar mengambil kompres dan obat untuk demam dan luka-luka kering yang terkelupas.
Jeka kembali ke kamar Vicle dengan tergopoh-gopoh. Mengompres dahi Vicle dan mengobati luka bekas hantaman Victor di sudut bibir, di sudut mata dan dahi bagian kanan milik Vicle.Vicle meringis pelan.
"Makanya, jangan br*ngs*k padaku, lihat apa yang kau dapat!"
Jeka malah menekan luka di sudut bibir Vicle.
"Aw sakit, maafkan aku baby"
Vicle terlihat senang ketika Jeka merawatnya dengan telaten.
'Aku rela sakit berhari-hari Jika Jeka yang merawatku, haha. Aku harus sering-sering lembur kerja"' batinnya.
Padahal lembur tiga hari itu sangat melelahkan baginya. Mengecek dokumen, menemui client, rapat. Tapi itu hanya pengalihan pikirannya, supaya tidak terlalu memikirkan Jeka yang terus menolaknya."Kau sudah gila? Apa pukulan kak Victor merebut kewarasanmu?"
Jeka menaikan alis ketika melihat Vicle tersenyum lebar ke arahnya.
"Aku tidak waras karena dirimu"
Vicle menatap lembut ke arah Jeka.
"Sudah selesai, aku mau pergi"
Tep
Tangannya ditahan.
"Jangan tinggalkan aku"
Suara berat itu memohon.
Dikecupnya punggung tangan pucat milik Jeka.
Pipi gembil Jeka merona.
Pemandangan seperti ini sangat Vicle sukai.
Jeka tertegun lama dan malah mengingat perkataan Ivy.
Tapi, jika kau terus dingin padanya, itu akan merusaknya
Dan lihat, dia memang merusak Vicle.
Srett
Jeka menarik tangannya paksa dan menutup pintu kamar Vicle.
Blam.
"Apa sesulit ini untuk mendapat hatimu baby?"
Tbc.....

KAMU SEDANG MEMBACA
DANGEROUS BRO
RandomJk benci kakaknya setengah mati, Dihadapkan dengan sikap Jk yang membangkang, bandel dan kasar, kakaknya punya cara untuk 'menjinakan' Jk. Ouh...apakah itu? Disclaimer: Nama tokoh dan cerita disini adalah fiksi semata, Tidak ada sangkut pautnya den...