8

1.9K 168 8
                                    

"Kakakku tidak memperbolehkanku untuk keluar. Aku mau kita telponnya saja"

Jeka berbicara secara bisik-bisik di kamarnya agar tidak terdengar kakaknya.

"Ya sudah. Apa yang ingin kau bicarakan?"

Suara Ivy mengalun lembut.

"Kau tau kan kakakku sangat protektif, posesif, suka memaksa. Dan sekarang dia berani menciumku"

"Wow, menciummu di bagian mana?"
Ivy malah terdengar senang.

"Di bagian bibir, leher dan dada. Dan dia bilang dia menyayangiku. Apa dia menyayangiku bukan sebagai adiknya?"

Jeka berbicara dengan cepat. Dia sudah memikirkan kelakuan kakaknya yang tidak normal itu.

"Kyaaaaa dia menyukaimu seperti kekasih!"

Ivy malah menjerit di seberang sana, bukannya terkejut atau bagaimana. Tapi Ivy adalah tempat Jeka satu-satunya untuk menceritakan hal pribadi seperti ini karena gadis itu pandai menyimpan rahasia.

"Sudah kuduga. Tapi aku tidak menyukainya, aku sudah bertingkah kasar dan buruk kepadanya, supaya dia tidak menyukaiku. Tapi semakin hari, dia malah seperti menempel padaku. Sialan"

Jeka berdecih karena kesal dan mengingat bagaimana kakaknya itu berusaha menciumnya.

"Yakin kau tidak menyukainya? Kakakmu tinggi, kekar, tampan dan cerdas! Biarkan aku menggantikanmu!"

Ivy berkata dengan semangat.

"Ambil saja si br*ngs*k Vicle itu! Oke, sekarang bagaimana caranya agar si Vicle itu tidak mendekatiku lagi?"

"Haha, aku tidak akan mungkin bisa mendapat kak Vicle. Kau meminta solusi? Menurutku, kau harus punya kekasih, dan jelaskan padanya kalau kau menyukai kekasihmu. Jelaskan dengan pelan-pelan"

"Hei! Kenapa aku tidak kepikiran sampai sana? Baiklah, aku akan meminta Dexter untuk menjadi kekasihku. Terimakasi bye!"

"Jek, tunggu! Tapi-"

Tut

Jeka mematikan sambungan telponnya secara sepihak dan mengirim pesan pada Dexter.

To: Dexter

Jadilah kekasih bayaranku. Akan kubayar kau berapapun kau mau

....
02. 14 AM

Vicle memasukan laptopnya di tas dan beberapa flasdisk.

Sedangkan Jeka sedang memakai jaket hoodie kebesaran milik kakaknya, topi dan celana bahan warna hitam.

"Kau sudah siap? Nanti kau tidak boleh jauh-jauh dariku. Kita akan melakukan penyerangan, lihat baik-baik bagaimana caraku untuk menghabisi musuh"

Jeka hanya mengangguk dengan mata bulat lucu, membuat Vicle gemas.

Cup

Vicle mengecup kening adiknya, sayang.

'Kali ini dia tidak melawan, apa dia mulai menerimaku? Aku akan pelan-pelan dan menggungkapkan perasaanku setelahnya' Batin Vicle dalam hati, menghasilkan senyuman kecil di bibirnya.

"Ayo kita pergi"

Vicle menyambar pergelangan tangan adiknya, memasuki mobil dan menyetir menuju markas.

..
.
.

Tbc.....

DANGEROUS BROTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang