"Bagus, aku pesan seribu untuk barang ini. Deadlinenya tanggal 25. Jangan sampai telat"
Vicle menghembuskan asap rokok ke udara, dan menatap lawan bicara.
"Aku pastikan kau akan puas dengan barang kami. Terimakasi atas kepercayaannya"
Orang itu tersenyum.
"Aku sudah tau bagaimana bentuk perusahaanmu. Jika berani macam-macam, akan ku tembak kepalamu dan menghancurkan perusahaan kecilmu"
Vicle mengancam dengan gaya tenang tapi mencekam. Membuat orang itu bergidik ngeri ketika Vicle mengelus-ngelus handgun di pinggangnya.
Setelahnya, Vicle pergi ke suatu tempat. Hujan deras menyapanya.
Mobil hitamnya melaju kencang. Sebelah tangannya mengecek cctv melalui handphonenya.
"Kemana lagi kau baby? Suka sekali menghilang"
Vicle menggumam, mengecek gps di handphonnya.
"Apa yang kau lakukan di tempat itu? Hujan-hujan begini lagi"
Vicle mengikuti arah yang ditunjukan gps itu.
Pria tampan itu sampai di sebuah jalanan yang penuh dengan anak muda, terlihat di pinggiran jalan ada tempat-tempat hiburan malam yang gemerlap, Vicle bisa melihat beberapa pasang anak muda yang sedang bercumbu di samping jalan.
"Hell, apa mereka tidak kedinginan bercumbu di samping jalan dengan hujan deras begini?"
Mata elang itu menelusuri jalan, terdapat kumpulan anak muda yang sedang pesta-pesta minum dengan heboh, matanya menangkap siluet pemuda mungil dan manis sedang meneguk beer dari botolnya langsung.
Vicle menghentikan mobilnya tidak jauh dari gerombolan anak muda itu, berjalan mengendap agar Jeka tidak melihatnya.
Gerombolan anak muda itu tampak menyadari aura pekat dari Vicle.
"Pulang baby"
Mata bulat Jeka membulat.
"Uhuk-uhuk, tidak"
Terlambat, tangannya sudah dicengkram.
Teman-teman Jeka satu persatu lari, mereka tau siapa kakak Jeka ini. Penampilannya dengan setelan jas hitam dan rambut sedikit berantakan itu menambah kesan 'mafia'.
"Kak Vicle, lihat! Ada kak Victor bersama wanita sexy!"
Vicle langsung menoleh. Dia sangat terkejut Victor bisa begitu.
Tapi, matanya tidak menangkap apapun, hanya hujan deras dan kendaraan yang lalu lalang.
Sedangkan Jeka sudah berlari.
Urat-urat di keningnya bermunculan, menahan rasa marah. Sedangkan teman-teman Jeka disana masih menahan tawa.
"Awas kau baby"
Vicle langsung berlari kesetanan menembus hujan deras itu,
Jeka terus berlari, menoleh ke belakang, kakaknya sudah tak terlihat
"Hah, hah, sialan. Hah, hah"
Jeka bersembunyi di balik tong sampah besar, tubuhnya sudah basah kuyup.
Tep
"Kau pikir bisa lari dariku?"
Tangan besar dan dingin mendarat di pucuk kepalanya.
Srett
Tubuh kurus dan pucat milik Jeka tenggelam dalam pelukan hangat Vicle. Walaupun tubuh keduanya di guyur hujan, namun Jeka merasa hangat ketika tubuhnya direngkuh erat.

KAMU SEDANG MEMBACA
DANGEROUS BRO
AcakJk benci kakaknya setengah mati, Dihadapkan dengan sikap Jk yang membangkang, bandel dan kasar, kakaknya punya cara untuk mengurus Jk. Ouh...apakah itu? Disclaimer: Nama tokoh dan cerita disini adalah fiksi semata, Tidak ada sangkut pautnya dengan...