Ding-dong
Ding-dong
Mata Jeka langsung terbuka dengan mimik wajah yang terganggu.
Pemuda manis itu langsung menuju pintu. Sumber kebisingan di pagi hari. Dia kesal-Cklek
-ditambah dengan rupa kakaknya yang tampak kacau, yang sedang dipapah oleh tangan kanannya. Jangan lupakan bau alkohol yang menyengat.
"Maaf, bisakah kau buka pintunya lebih lebar? Atau...kau sendiri yang akan membawa kakak mu masuk?"
Jeka mendengus, kemudian membuka pintu lebar-lebar.Ricco menggeram dalam hati, rupa adik Vicle makin hari makin cantik. Kulitnya seputih salju, badannya yang ramping, ditambah bibir tipis cherry merekah indah, mata bulat yang jernih. Pantas saja Vicle gila. Dengan penampilan seperti itu, Ricco pun akan belok, hanya untuk Jeka. Tapi Ricco tidak gila! Dia tidak akan menghianati bosnya itu.
"Terimakasi"
Setelah mengucapkan itu, Ricco langsung menuju kamar bosnya dan merebahkan bosnya disana. Dan meninggalkannya.
Apa kalian pikir Ricco akan mengurusi Vicle? Oh tidak, terimakasi. Melihat wajah tertekuk dari Jeka membuat Ricco merasakan hawa-hawa mengerikan.
Setelah keluar dari kamar Vicle, Ricco bertemu dengan Jeka yang masih memakai piyama berwarna hitam dan memegang segelas air. Pemuda berlesung pipi langsung melemparkan senyuman."Kak Ricco, terimakasi telah mengantar si br*ngs*k itu"
"Ya, sama-sama. Aku pulang dulu"
'Semoga saja Vicle baik-baik saja' itu doa dari Ricco.
Setelah Ricco tidak terlihat lagi, Jeka menghentak-hentakan kakinya, menuju ke arah kamar sang kakak.
Byur
"Huaahh!"
Vicle memekik ketika merasakan air dingin menyapa kulit wajahnya.
"Kau! Sok-sok an menasehatiku! Tapi kau sama saja!"
Jeka mengacungkan jari telunjuknya ke arah sang kakak yang sedang terbaring.
Vicle tidak peduli dengan ocehan Jeka. Dia hanya ingin tenang.
Srett
Bugh
"Lepas kak! Br*ngs*k!"
Tiba-tiba Jeka sudah dit*nd*h oleh Vicle. Pemuda manis itu melihat kakaknya dari bawah, rambutnya acak-acakan, bibir tebal yang lembab, hidung dan mata yang tajam.
'Tampan'
Jeka menggelengkan kepalanya.
"Jangan bergerak. Atau aku akan menciummu"
Ancaman dari suara serak dengan bau alkohol itu membuat Jeka takut, karena dia tidak bisa melawan tubuh kakaknya yang jelas lebih kuat.
Vicle menyeringai melihat aksi adiknya, oh jadi ini adalah cara untuk 'menjinakan' adiknya yang bandel ini."Sayang, kau cuma perlu diam. Aku ingin istirahat, karena nanti aku ada pekerjaan. Apa kau mau ikut?"
Jeka mengangguk. Dia pun harus belajar banyak dari kakaknya ini untuk membantu menjalankan bisnis bawah tanah yang diwariskan orangtuanya yang sudah tiada. Dan dia juga harus mencari tahu sendiri misteri kematian orang tuanya, karena dia tahu kakaknya menyembunyikan hal besar darinya.
Dan akhirnya Jeka pasrah dipeluk seperti bantal guling oleh Vicle....
"Setidaknya kau harus memasang resleting jaketmu. Malam ini sangat dingin"
Vicle menaikan resleting Jeka, dan membenarkan topi gaya baseball itu.
"Aku bukan anak kecil kak"
Vicle hanya tersenyum melihat wajah Jeka yang menggemaskan saat marah. Pria kekar itu merengkuh pinggang ramping adiknya.
"Ayo kita mulai, jangan jauh-jauh dariku, atau kau akan berakhir mendesah dibawah kungkungan om-om mesum"
Vicle menatap tajam ke arah Jeka.
"Aku masih bisa menjaga diriku sendiri, asal kau tau! Menjauhlah sedikit dariku"
Jeka menendang kaki Vicle.
Mereka kemudian memasuki sebuah bar dengan hiruk pikuk di dalamnya, asap rokok membuat Jeka terbatuk.
"Tutup hidungmu baby" Vicle berbisik tepat di daun telinganya sehingga Jeka merinding, Jeka tidak habis pikir, kenapa dia memiliki kakak mesum seperti ini. Tapi Jeka akui, kakaknya ini hebat, cerdas, teliti, tegas dan kuat. Di usia muda dia sudah bisa memimpin pasukan mafia dengan sangat baik. Tapi sayangnya sifat posesif dari Vicle membuat Jeka membencinya.
Vicle memasukan sebuah kartu di samping sebuah pintu besi, dan pintu pun terbuka memperlihatkan ruangan elit dengan beberapa orang di dalamnya.
"Kali ini kau membawa adikmu lagi? Sepertinya kau bisa jadi kakak iparku, tuan Vicle"
"Jaga mulutmu. Kau hanya sebatas client ku"
Jeka meremat baju kakaknya karena sedikit takut dengan tatapan orang itu.
"Mari kita selesaikan Tuan Travis. Sistem keamanan dari tempat yang anda maksud tinggal meminta kornea mata anda sebagai kuncinya. Dan semuanya selesai"
Vicle kemudian duduk di depan tuan Travis dengan Jeka yang setia disampingnya.
"Oke, jadi kalau aku mati gudang itu tidak bisa terbuka selamanya kan?"
Tuan Travis tersenyum dan matanya mengarah pada Jeka dengan tatapan laparnya. Jeka menyadari hal itu dan semakin merapatkan tubuhnya dengan sang kakak, mencari perlindungan.
"Iya, kecuali dengan meruntuhkan gedung yang di dalamnya ada gudang itu. Tapi orang itu akan mati bersama dengan runtuhan gedung"
Vicle menjelaskan dengan sedikit kesal karena menyadari tatapan tuan Travis terhadap adiknya."Bagus sekali! Lakukan prosesnya"
Vicle kemudian melakukan proses pengambilan data kornea mata tuan Travis.
"Sudah selesai tuan. Ngomong-ngomong jaga mata anda. Berhenti melihat adikku seperti itu. Atau...kutembak kau"
Vicle merogoh kantong jaketnya.
"Hentikan kak. Jangan pedulikan hal itu"
Jeka berusaha menahan tangan kakaknya agar tidak mengambil handgun dalam kantongnya.
"Hahahaha! Jangan salahkan aku. Salahkan adikmu yang terlalu manis. Biasanya kau tampak tenang tanpa adikmu hampir di segala situasi. Kenapa garang sekali jika bersama adikmu?"
Vicle berusaha meredam emosinya. Dia segera menarik tangan Jeka, dan keluar dari tempat itu.
Mereka sudah sampai di samping mobil.
Brugh
"Aku takut jika pekerjaan ini membahayakanmu"
Vicle memeluk erat tubuh yang lebih kecil.
"Aku tidak selemah itu br*ngs*k. Aku bisa menjaga diriku"
Jeka hanya diam dan tidak membalas pelukan Vicle.
"Haha, apanya yang bisa jaga diri? Kau ketakutan tadi, wajahmu pucat, kau cocok berada di pelukanku"
Jeka hanya terdiam. Benar, dia tidak begitu ahli bela diri seperti kakaknya. Bahkan tubuhnya mirip seperti perempuan, mulus dan putih. Tidak seperti kakaknya yang kekar dan penuh luka sana sini akibat perkelahian serius.
Vicle melepas pelukannya. Menatap mata Jeka lembut.
"Kau tau? Aku sangat menyayangimu"
Cup
Bibir tebal itu mengecup sekilas bibir cherry milik Jeka.
"Dasar m*sum"
Vicle hanya terkekeh melihat adiknya yang mengusap-usap bibirnya.
Tanpa tau ada sepasang mata tajam yang mengintai mereka.
Tbc...

KAMU SEDANG MEMBACA
DANGEROUS BRO
CasualeJk benci kakaknya setengah mati, Dihadapkan dengan sikap Jk yang membangkang, bandel dan kasar, kakaknya punya cara untuk mengurus Jk. Ouh...apakah itu? Disclaimer: Nama tokoh dan cerita disini adalah fiksi semata, Tidak ada sangkut pautnya dengan...