20

2.5K 157 21
                                    

1 bulan berlalu...

"Baby, siapa yang memberimu izin untuk pergi bersamanya hmm?"

Jeka meneguk ludahnya kasar ketika Vicle menatapnya tajam di sebrang meja.

"Itu cuma kerja kelompok kak! Lagipula dia tidak menyentuhku seujung jaripun!"

Brak

Meja tak bersalah itu menjadi bahan pelampiasan Vicle.

Ruang makan malam itu semakin memanas setelah Jeka menjawab.

"Oh ya? Tidak menyentuhmu seujung jaripun? Aku lihat dengan mata kepalaku sendiri, si br*ngs*k itu memelukmu di depan rumah!"

Vicle luar biasa emosi, sungguh. 10 menit yang lalu, dia melihat Jeka dipeluk oleh temannya. Dan sungguh, Vicle melihat orang itu tertarik pada Jeka. Hatinya panas meluap.

"Kak! Dengar dulu! Dia mencuri kesempatan! Dan kakak lihatkan tadi aku mendorongnya!"

Jeka berusaha memberi penjelasan.

Brak

Kursi ditentang oleh Vicle.

"KAU! JIKA KAU TIDAK TERLALU RAMAH PADANYA, DIA TIDAK AKAN TERTARIK PADAMU! YANG BOLEH MEMPERLAKUKANMU SEPERTI ITU HANYA AKU!"

Vicle meledak.

"JANGAN BERLEBIHAN! AKU TIDAK BERSIKAP RAMAH PADANYA! BERHENTI BERSIKAP KEKANAKAN!"

Jeka pun meledak.

"APA KAU TIDAK MENGANGGAPKU? AKU KEKASIHMU SEKARANG! TENTU AKU MARAH JIKA ORANG ASING MEMELUKMU SEPERTI ITU!"

"HEI VICLE! JANGAN MENTANG-MENTANG KAU KEKASIHKU KAU BISA BERTINGKAH BERLEBIHAN SEPERTI INI!"

"ITU KARNA AKU MENCINTAIMU JEKA!"

"KAU TERLALU BERLEBIHAN! PERGI KAU!"

Vicle terdiam, kemudian menunduk.

Tep

Tep

Tep

Blam.

Dan hilang di balik pintu keluar.

"Fyuhh"

Jeka mendesah lelah, tadi memang temannya itu menyatakan perasaan di depan rumah dan tentu Jeka menolaknya, namun Vicle salah paham dan marah padanya.

Jeka memijit pelipisnya, merasa pening. Perutnya mual.

"Hukhhh"

Jeka segera berlari ke toilet.

"Hoekkhh"

"Hoekhhh"

"Hoekhh"

Memuntahkan seluruh isi perutnya.

"Apa aku sakit? Ukhh pusing sekali"
Gumam Jeka,

Kemudian setelah membersihkan semua, dia menuju tempat tidur.

"Haah lelah sekali"

Dan terpejam.

.
.

Cahaya pagi yang cerah merangsek masuk ke dalam kamar Jeka. Mata bulat cantik itu perlahan terbuka, merasakan perutnya yang mual lagi, namun dia tidak bisa muntah karena perutnya sudah kosong.

"Ahh aku lapar sekali, aku ingin ramen"

Pemuda itu perlahan turun dari tempat tidur, mencuci wajahnya sebentar dan menyambar jaket dan dompet.

Ketika keluar kamar, Jeka mengingat Vicle.

"Apa dia pulang?"

Kaki jenjang itu berjalan menuju kamar kakaknya.

DANGEROUS BROTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang