"Keringatmu harum sekali"
Tubuh Jeka menegang ketika tangan kekar itu melingkar di pinggang rampingnya.
"Br*ngs*k! Lepaskan aku!"
Jeka meronta dan berhasil melepaskan diri dari cengkraman kakaknya.
"Tumben kau olahraga, apa kau sudah makan sayang?"
Vicle berjalan mendekat ke arah Jeka, sedangkan pemuda manis itu terus berjalan mundur.
'Ekspresi garangnya manis sekali ya ampun' Vicle memekik kecil dalam hati.
"Sudah, jauhi aku! Jangan mendekat kau br*ngs*k!"
Jeka sangat kesal melihat seringai tampan milik kakaknya. Dia masih marah dengan kejadian tadi malam, dengan kurang ajarnya, ketika dia tidur pulas, kakaknya itu malah mengambil kesempatan untuk menciuminya. Mengingat bagaimana bercak merah di leher dan dadanya, Jeka jadi malu. Pipinya bersemu merah.
"Baiklah sayang, aku akan ke kamar dulu"
Vicle kemudian berbalik badan.
'Ini kesempatan untuk melukainya!' Batin Jeka
Pemuda manis itu mengambil cutter kecil di kantongnya dan.....
"Akhhh"
Semuanya terjadi begitu cepat.
"Kemampuan menyerangmu buruk sekali. Ceroboh. Bahkan anak kecil akan mudah menghindar jika kau menyerang dengan langkah kaki ribut begitu. Kalau kau ingin melukaiku, kau harus memiliki insting dan fokus yang tajam"
Tangan Vicle memegang tangan kanan Jeka yang sedang menggenggam cutter. Sangat erat sampai Jeka meringis. Sedangkan tangan Vicle yang satunya merengkuh pinggang ramping Jeka.
"Akhh, sakit, sakit, lepas br*ngs*k!"
Satu tangan pucat yang bebas milik Jeka memukul-mukul bahu tegap milik kakaknya.
Sedangkan kakaknya menyeringai dan menikmati ekspresi kesakitan sang adik.
Cup
Vicle mengecup bilah bibir manis adiknya, dan sedikit m*l*m*t bibir bawahnya.
"Tak usah khawatir.Aku akan mengajarimu bagaimana cara bertarung yang baik.....
.....di ranjang"
Vicle melepaskan Jeka dan berlari menuju kamarnya. Dan ketika memasuki kamarnya, Vicle langsung pusing dengan wujud kamarnya yang hancur berantakan.
"DASAR VICLE M*SUM! MATI KAU!"
Teriakan Jeka menggelegar.
....
Malam itu, Jeka telah menyelesaikan tugas kampusnya. Dia penat, dia perlu hiburan. Dia sudah memutuskan untuk tidak mabuk dan nongkrong. Jadi apa? Dia juga bukan anak rumahan yang betah di rumah berlama-lama.
Jadi pemuda manis itu memutuskan untuk menelpon Ivy, teman kencannya. Sebatas teman ngobrol, itu saja tidak lebih. Jeka masih polos pemirsa.
"Halo Ivy, apa kau ada waktu? Aku ingin mengobrol"
"Halooo Jeka! Akhirnya pacarku menelpon!"
Gadis itu berkata dengan senang di seberang sana.
"Aku bukan pacarmu!"
Jeka menjawab dengan kesal.
"Haha, oke, oke. Dimana kita akan bertemu Jeka?"
"Tempat seperti biasa"
Jeka mematikan sambungan telepon, dan mengambil jaketnya yang tergeletak begitu saja di sofa dan keluar kamar.
"Sayang! Kau mau kemana?"
Vicle berdiri di depan dapur dengan segelas kopi di tangannya.
Deep voice milik kakaknya itu membuat Jeka langsung emosi.
"Berhenti memanggilku 'sayang' itu menjijikan! Jangan mengurusku! Aku mau keluar!"
Jeka melangkahkan kakinya menuju pintu keluar, hendak memegang gagang pintu, sebelum...
"Jika kau membantahku, aku akan benar-benar menghabisimu di ranjang!"
Jeka membeku. Kakaknya ini benar-benar br*ngs*k! Bagaimana dia terus terusan mel*c*hk*nnya. Jeka berusaha meredam emosinya dengan meremat ujung jaketnya. Matanya memanas, tubuhnya berbalik menghadap sang kakak yang berdiri angkuh di depan dapur.
"K-kau! Berhenti mel*c*hk*nku! Hiks, k-kau tidak tau apa yang aku rasakan setelah kematian ayah dan ibu! Dan k-kau br*ngs*k! Hiks, katakan apa yang terjadi sebenarnya! Kenapa malam itu kau malah mengajakku kabur! Kenapa tidak telfon ambulan! Hiks, kenap-kenapa ibu bilang amankan semua dokumen-dokumenku. Apa maksudnya semua itu! Hiks"
Jeka ambruk dengan lutut yang menyentuh lantai dingin terlebih dahulu."Kenapa, kenapa kau hanya menyelamatkanku sialan! Kenapa kau membiarkanku hidup! Aku lebih baik mati!"
Hati Vicle merasa terkoyak melihat orang yang dicintainya menangis tersedu-sedu karena dirinya.
'Sabarlah sebentar lagi baby, ini belum waktunya kau mengetahui semua. Aku benar-benar mencintaimu' Batin Vicle.
"Kenapa kau diam saja br*ngs*k! Hiks! Bunuh aku! Sekalian saja bunuh aku diranjang agar kau puas hiks!"
Vicle menggeleng, tidak setuju dengan perktaan Jeka.Greb
Tubuh mungil yang bergetar itu dipeluk dengan lembut oleh Vicle.
Walau tubuh ringkih itu terus meronta, tapi Vicle tidak mudah untuk melepaskan pelukannya. Vicle tetap membelitnya sampai Jeka tidak bisa berkutik dan lemas di dalam pelukannya.
Tangan besarnya yang dingin mengelus kepala bagian belakang adikknya. Jeka merasakan ketenangan dan kehangatan dalam pelukan itu.
"Maaf, maafkan aku. Aku sangat menyayangimu. Kumohon jangan tinggalkan aku hiks....kumohon"
Tbc....

KAMU SEDANG MEMBACA
DANGEROUS BRO
De TodoJk benci kakaknya setengah mati, Dihadapkan dengan sikap Jk yang membangkang, bandel dan kasar, kakaknya punya cara untuk mengurus Jk. Ouh...apakah itu? Disclaimer: Nama tokoh dan cerita disini adalah fiksi semata, Tidak ada sangkut pautnya dengan...