4. Vinyl Records

402 55 36
                                    

Sebelum membaca, kamu bisa luangkan waktumu beberapa detik untuk klik tanda bintang di kiri bawah.

-:-:-

Gelora tampak menempelkan sepasang telapak tangannya pada sebuah tabung raksasa, bahkan wajah dan ujung hidungnya juga hampir ikut menempel di permukaan kaca, saking dekatnya. Birunya air dan terumbu-terumbu karang yang ada di dalam sana memenuhi pandangan lelaki itu. Semangatnya sudah persis bocah kebanyakan gula.

Seekor biota laut yang bertubuh lebar seperti kipas; memiliki buntut panjang dengan sengat di ujungnya; serta mulut yang membulat besar ketika terbuka, tampak melintas di depan Gelora. Sekilas bagian samping tubuhnya akan tampak seperti sayap mengepak ketika berenang dengan cepat.

"Brenda, astaga! Kamu ngapain di dalam sana?" pekik Gelora heboh, yang sontak membuat si residen bedah menoleh. "Brenda, keluar kamu dari sana!"

"Sialan," semprot si gadis berparas orientalis itu seraya memukul bahu Gelora, tidak terima disamakan dengan ikan pari. Gelora pun terbahak puas sampai memegangi perut.

Jakarta Aquarium. Empat puluh lima menit sebelumnya, Gelora akhirnya memutuskan untuk membawa Brenda main-main di salah satu akuarium terbesar ibu kota yang ada di bilangan Jakarta Barat itu. Gelora ingat kalau Brenda yang punya hobi snorkeling, memang selalu menyukai segala sesuatu yang berbau laut dan pantai.

"Gelora, cantik ya ikan-ikannya."

"Gelora, sini!"

"Gelora, lihat itu ubur-ubur-nya banyak banget. Wow, mereka glow in the dark."

"Gelora, awas ada hiu! Nanti kamu dimakan,"

"Gelora, itu ikan lion fish-nya mirip banget sama kamu kalau lagi tanggal tua. Serem."

Dan benar saja, gadis itu pecicilannya bukan main semenjak mereka pertama kali memasuki akuarium besar. Kakinya serasa tidak lelah melangkah ke sana-ke mari. Sesekali, ia dengan semangatnya akan menggamit lengan Gelora, buru-buru menyeret sang arsitek agar tidak melewatkan hal-hal menarik yang ia temui. Tak jarang pula Brenda membuat Gelora tergelak karena ocehan dan kelakuannya

"Brenda, lihat sini," tegur Gelora tatkala gadis itu tengah asik mengamati salah satu blok akuarium raksasa berisi ikan-ikan hiu putih.

Gadis itu menoleh. Namun kemudian, ia buru-buru menutupi wajah dengan telapak tangan ketika mendapati lensa kamera ponsel Gelora mengarah padanya.

Klik!

Gelora memotret satu kali, berhasil mengabadikan gestur rikuh si jelita ke dalam galeri di ponselnya. Kekeh ringan Gelora kemudian mengalun. Brenda terlihat lucu.

Dan lalu, masih ada lebih banyak lagi momen-momen lain yang Gelora abadikan. Masih ada lebih banyak pula ekspresi yang sang jelita tunjukkan setelah satu setengah tahun absen dari kehidupannya. Gelora melihat binar itu dalam setiap kerlingan mata dan senyum yang ditampakkann Brenda. Binar kepolosan dan kekanakkan yang jelas takkan pernah Brenda tunjukkan ketika dirinya bertugas di rumah sakit.

Brenda yang kini ada di hadapan Gelora bukan Brenda si residen bedah berkarakter serius yang disegani anak-anak co-ass dan para juniornya. Brenda yang ada di hadapan Gelora sekarang, hanyalah gadis polos yang dulu pernah jadi kesayangannya.

Brenda, bahagia selalu, ya.

-:-:-

"Gelora, Ma Men! Apa kabar?" sapa seorang lelaki berkemeja flannel yang tengah berdiri di antara deretan rak-rak kayu setinggi pinggang. Ia menyambut Gelora ketika masuk dari arah pintu kaca.

Tenderly (FIN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang