Lima

125 55 4
                                    

Jika Anda ingin pintar, maka disarankan jangan goblok.
~•~

17 Januari 2018

SEMENTARA Na Jaehee benar-benar menjauhiku, ada Park Sunghoon yang secara terang-terangan mendekatiku. Di lain sisi, Kim Sehyun juga datang beberapa kali untuk menanyakan tentang Kang Taehyun.

Ah, nampaknya Kim Sehyun benar-benar tertarik dengan lelaki dingin. Aku selalu pulang-pergi sekolah bersama Sunghoon, dan beberapa kali mendapat teror karenanya.

Sunghoon pun tahu hal itu karena selalu dia yang menemukan teror-teros tidak jelas yang dimulai dari sampah, surat ancaman, sampai serangga mati.

Dan semua pelakunya dituntut oleh Sunghoon. Aku tidak menghalanginya, toh, Aku juga kesal harus mendapatkan hak itu setiap hari.

"Bayangin kalo ga ada gue, makan sama siapa lu?"

Aku mendengus pelan, "Ada Hueningkai kok." Hueningkai anak yang super ramah, dan dia lumayan dekat denganku.

Baru saja Sunghoon hendak menjawab, Hueningkai datang bersama teman-temannya, Beomgyu dan Taehyun.

"Ada apanih nama artis disebut-sebut?" Hueningkai duduk di sebelahku.

Ku tatap pria bule itu, "Idih geer!" kataku.

Ku lihat Beomgyu tersenyum canggung begitu matanya bertemu dengan mataku. Kami bisa dibilang hanya sekedar kenal karena dia kebetulan adalah kakak kelas, tapi dia teman Taehyun.

Tiba-tiba Taehyun meletakkan dua buah bakwan jagungnya di atas piring nasi udukku.

"Makan," memang ya, dari pada Park Sunghoon, Kang Taehyun itu lebih baik.

Aku tersenyum sambil mengangguk, baru hendak ku ambil satu bakwan jagung itu, tapi Sunghoon merebut dua-duanya dan memakan itu sekaligus.

"Twengss."

Aku menatap pria di depanku itu dengan tatapan galak, lagi-lagi dia menunjukkan sifat menyebalkannya.

"Apa?" katanya padaku setelah menelan semua bakwan jagung itu.

Aku mendengus, "Anak kecil lo? Pakek acara ngerebutin makanan orang," ujarku lalu menyuap makananku lagi.

Eh, kenapa sambal masuk?

Tiba-tiba Sunghoon menyodorkan minuman ke padaku, "Lo tuh yang anak kecil, makan sambel aja ga bisa." apa dia tengah meledeku?

Aku melotot kesal, benar-benar ingin menyemburkan es teh ini ke wajahnya.

"Ekhem, jadi obat nyamuk kayaknya kita." celetuk Hueningkai.

"Dih, lo aja kali." sahut Taehyun, dia kembali memberikanku gorengan dan menatap Sunghoon tajam.

Ku lihat Sunghoon hanya mendengus sembari melanjutkan makannya. Aku melirik sekitar, lalu mendapati beberapa orang yang secara terang-terangan menatapku, termasuk Choi Beomgyu.

~•~

Siang ini Sunghoon seperti beberapa hari terakhir, main ke rumah, tepatnya sih kamarku. Pada awalnya Aku selalu memakinya karena dengan lancang masuk ke kamar seorang gadis.

Tapi Mama malah membela Sunghoon, katanya biarkan saja, Sunghoon hanya ingin main, lagi pula Aku tidak ada teman.

Entah dari mana Mama bisa menemukan fakta terakhir itu. Tapi Mama dan Papa akhir-akhir ini super sibuk, itu karena perusahaan Papa sedang maju pesat.

Dan perusahaan makanan kecil milik Mama kena imbasnya.

"Eun, kata Tante, Lo waktu tk gada yang nemenin ya?"

Aku mengangguk, "Malahan sampe sekarang." kataku.

Jujur saja kslau sedang berdua begini, Aku dan Sunghoon akan mengobrol tentang hal random yang seru. Dia tidak seburuk yang ku kira, tapi sifat menyebalkannya itu memang ada.

"Kok bisa gitu?" mendengarnya, Aku menatap Sunghoon. Kemudian pria itu melanjutkan kalimatnya, "Maksud gue, lo cantik, pinter, dan easy going, kok pada ga mau temenan sama lo?"

Ya, itu semua benar. Aku cantik, pintar, dan ramah. Orang-orang itu saja yang bodoh karena tidak mau berteman denganku.

"Jadi gini ya, mereka tuh selalu nanya bonyok gue kerjaanya apaan. So, gue jawab aja. Mama jualan kerupuk, terus Papa tukang bangunan. Habis tuh gada yang negur gue lagi."

Sunghoon tertawa terbahak-bahak. Aku benar-benar heran dengannya, apa yang lucu tentang itu. Mama jualan kerupuk, memang benar, Mama punya perusahaan cemilan kerupuk, dan sudah punya beberapa cabang.

Sementara Papa memang tukang bangunan, tepatnya dia punya perusahaan yang menyediakan bahan bangunan serta kulinya, semacam perusahaan proyek.

"Pasti pas mereka deketin lo mereka nanyain tentang gelang itu 'kan?"

Aku mengangguk.

"Aduh.. Polos banget lo." Sunghoon mendekat dan mengacak-acak rambutku.

Ku tepis tangannya, "Kenapa sih emangnya?" tanyaku penasaran.

"Mereka kira lo kaya."

"Tapi gue 'kan memang kaya." ini benar, penghasilan perusahaan Mama saja mungkin bisa membeli sekolahku.

"Udah deh, kalo ada yang nanya-nanya kayak gitu, jawab aja kayak biasa." kata Sunghoon.

Terserah, walaupun Aku memang penasaran tentang ini sejak dulu. Yang kutahu sebagian besar mereka menjauh karena Aku termasuk anak beasiswa.

Dunia ini memang aneh.

"Besok mau main ga?" tawar Sunghoon.

"Kemana?" Aku senang kalau diajak main soalnya.

"Ice skating?"

Aku langsung mengangguk tanpa berpikir lagi. Jujur saja Aku selalu ingin mencoba sesuatu yang berhubungan dengan salju atau es, karena di tv itu terlihat sangat keren dan menyenangkan.

"Oke gue pesen tiket ya."

Alisku naik satu, "Emang harus booking deluan ya?" tanyaku.

Sunghoon menggelengkan kepalanya, "Enggak, kita ke Korsel." katanya dengan santai.

"Oh.. EH?! KORSEL?!!"

~•~

UNDEAD BOY • Park Sunghoon Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang