Tentu saja menyukai orang adalah hak mu, tapi tolong jangan bilang kau menyukaiku. Karena aku bisa jatuh cinta padamu.
~•~22 Desember 2017
Pukul 07:44 PM
Jaehee terbatuk-batuk karena tendangan dari pria bernama Lee Raon. Lee Raon marah besar karena Sunghoon menuntutnya, dan entah bagaimana kabar itu tersebar membuat harga saham perusahaan ayahnya jatuh.
"Gara-gara lo anjing!!"
Tidak, Jaehee tidak akan ditindas lagi seperti ini. Seperti kata Gaeun, membela diri itu perlu dilakukan dari pada terus-terusan menjadi korban.
"I-itu salah kamu. Aku diam, Kamu bully. Bukti ada di mana-mana Lee Raon, kalau Kamu minta maaf sekarang, itu bakalan bagus."
Tidak, Jaehee tidak menyesal. Dia mendapatkan keberanian dari Gaeun, setelah ini semuanya pasti akan baik-baik saja. Dia punya Jaemin, Sunghoon, dan teman barunya, Eun Gaeun.
"Bangsat apa lu kata?! Lihat aja! Gue bikin lo hancur!!"
Jaehee panik begitu Raon membuka celana. Gadis itu merangkak berusaha untuk berdiri dan pergi dari sana.
Bugh!! Bugh!! Bugh!!
Dua tendangan dan satu pukulan menggunakan balok kayu, membuat Gaeun kehilangan kesadarannya.
Sementara Jaemin dan Sunghoon sedang panik bukan main mencari keberadaan Jaehee. Setelah menemukan secarik surat bahwa Jaehee ingin sendirian, Jaemin langsung menelfon Sunghoon.
Dua orang itu sudah berkeliling selama 5 jam lebih, namun tak menemukan tanda-tanda keberadaan Jaehee di mana pun.
"Gue coba cari ke taman, lo coba tanya temennya Jaehee." Sunghoon mengangguk mengikuti saran Jaemin.
Tapi begitu Jaemin pergi jauh, dia teringat, Jaehee tidak punya teman. Sunghoon mencoba berpikir, kemana Jaehee akan pergi.
Eun Gaeun. Jaehee sangat ingin berteman dengan gadis itu, tapi apa mungkin. Dengan bermodal coba saja, Sunghoon mengunjungi sekolah Gaeun.
Sekolah menengah pertama itu terlihat sangat sepi. Ini sudah jam pulang, jelas saja. Sunghoon kembali menaiki motornya, mencoba berkeliling di daerah sana.
Ketemu, Jaehee sedang berbincang dengan Gaeun di sebuah kafe. Adik Jaemin itu terlihat tertawa tanpa beban, Sunghoon menghela napasnya lega.
Dia segera menelfon Jaemin, "Ketemu, deket Smp Deadnless."
Jaemin dan Sunghoon memperhatikan dari jauh, Jaehee terlihat sangat senang saat berbicara dengan Gaeun. Seperti mendapatkan hal baru yang bisa dia kuasai.
"Tinggalin aja kali? Lihat seseneng apa dia?" kata Sunghoon.
Jaemin mengangguk sambil tersenyum tipis, "Iya deh, jangan diganggu." kata Jaemin setuju.
Malam ini, tiba-tiba saja Jaemin mendapatkan telfon spam dari sebuah aplikasi chat berwarna hijaunya. Karena kesal, akhirnya pria itu mengangkatnya.
"Halo?!" suara panik seorang gadis langsung menyapanya.
"Ini bener nomor Na Jaemin 'kan?"
"Iya." dengan ragu Jaemin menjawab.
"Duh! Gue ga tahu siapa namanya, tapi katanya lo Kakaknya. Dia.. Dia lagi nangis, dan gue denger suara air."
Adik Jaemin? Jaehee?
"Ini siapa?" Jaemin terlalu sering mendapatkan telfon tidak jelas seperti ini.
"Ih! Adek lo! Dia lagi sedih banget! Gue lagi di Singapur ini!"
Jaemin mendendengus, sudah tidak jelas malah pamer. Dia akhirnya memblokir nomor tersebut.
Di lain sisi, Sunghoon yang sedang mengantre nasi goreng tiba-tiba mempunyai firasat buruk entah kenapa. Dia mencoba menelfon Jaehee, tapi operator bilang nomornya sedang sibuk.
Setelah mendapatkan nasi gorengnya, Sunghoon kembali ke rumah menggunakan motor scoopynya. Tapi siluet seseorang yang familiar menghentikan aktivitasnya.
Itu Jaehee. Sunghoon turun dari motornya, dia akan menghampiri Jaehee yang sedang berdiri di pinggir jembatan taman.
"JAE---"
BYURR!!
Terlambat, Jaehee jatuh lebih dulu ke dalam sungai. Sunghoon panik bukan kepalang, dia langsung berlari dan ikut masuk ke Sungai.
Sayangnya hujan turun, membuat malam semakin gelap. Sunghoon tidak bisa menemukan Jaehee. Orang-orang mulai berkumpul dan menarik paksa Sunghoon dari sungai.
"NA JAEHEE!!!"
Tak ada jawaban, hanya petir yang beberapa kali menyambar dan suara geluduk.
Pemakaman, janazah Jaehee ditemukan setelah 2 hari pencarian. Semua orang hampir sudah meninggalkan TPU itu, kecuali Jaemin dan Sunghoon.
Bugh!
Jaemin memukul wajah Sunghoon, "Kalo aja, kalo aja lo ga ngajak balik waktu itu!!" pria itu menarik kerah baju Sunghoon.
Sementara Sunghoon hanya diam, tak menyangkal pernyataan Jaemin yang terus-terusan menyalahkannya.
"Harusnya.. Harusnya.. Lo bisa selametin Jaehee.. " air mata Jaemin akhirnya keluar.
Semenjak itu, hubungan keduanya renggang. Jaemin yang terus-terusan menganggap Sunghoon bersalah dan mempengaruhi teman-teman Sunghoon.
Hingga akhirnya, Sunghoon memutuskan untuk pindah sekolah, dan yang tersisa hanyalah traumamya terhadap orang-orangnya yang jika bertemu Jaemin akan langsung berubah.
6 Maret 2018
Aku mengangguk, paham dengan cerita Sunghoon. Dan Aku juga akhirnya mengetahui akhir cerita dari teman yang tak ku kenal namanya itu.
"Sunghoon, ayo ke psikolog." ajakku.
Sunghoon menggeleng keras, "Gue ga gila Eun." tolaknya.
Aku menghela napas, "Yang ke psikolog itu bukan orang gila ya, mental mereka Hoon." Aku menarik napas.
"Bayangin setelah ini lo stress gara-gara Jaemin, kalo lo stress lo gila, kalo lo gila, gue di goda cowok lain--"
"Oke, gue pergi." Sunghoon menyelaku.
Aku tersenyum, ku elus kepalanya, "Gitu dong, pinter banget." ucapku.
~•~
KAMU SEDANG MEMBACA
UNDEAD BOY • Park Sunghoon
FanfictionEun Gaeun, adalah pacar Park Sunghoon. Mereka sudah menjalin hubungan hampir 4 tahun, tapi tiba-tiba tanpa alasan yang jelas Park Sunghoon bunuh diri menyisakan trauma berat untuk Eun Gaeun. Selama masa pemulihan traumanya yang dibantu oleh seorang...