Tersambar petir puluhan kali tidak akan sakit, jika tidak kena.
~•~
12 April 2017
SAAT satu sekolah sedang dihebohkan dengan murid baru yang memiliki wajah tampan bak pangeran, tentu saja Aku dan teman-temanku ikut andil.
Dilihat dari jauh seperti ini saja visualnya benar-benar bukan main. Saat ini Aku sedang ada dikantin bersama Na Jaehee dan Do Yoomi.
Jika Na Jaehee punya kakak super tampan namanya Na Jaemin, dan Do Yoomin punya adik yang juga cantik, Do Yoora. Aku adalah anak tunggal, hah.. Itu agak menyedihkan memang.
Waktu kecil aku benar-benar merengek untuk seorang teman, tapi sekarang aku akan merengek untuk sendirian di rumah. Entah apa yang akan terjadi saat Sma nanti.
Setahuku nama anak baru itu Park Sunghoon, wajahnya benar-benar tampan, sayangnya ekspresinya hanya itu-itu saja. Aneh sekali kenapa Hueningkai mau berteman dengan orang itu.
Bahkan si Park Jisung. Padahal Park Jisung itu tipe cowok yang tidak suka bergaul dengan orang asing, dia cukup dingin dengan orang asing. Makanya Aku menyerah untuk mengajaknya berteman.
Dan tentang anak baru itu, apa dia mirip dengan Park Jisung? Entahlah, menurutku percuma jika punya wajah tampan, tetapi sifatnya dingin dan jelek.
"Eh tahu ga? Katanya anak baru itu dingin banget, ngelebihin Kang Taehyun." ujar Yoomi.
"Oh ya?" Jaehee dan Aku melirik anak baru itu, "Tapi dari mukanya iya sih." kata Jaehee.
"Jangan nilai orang dari omongan orang," kataku sok bijak, tapi ya terserah.
Jaehee mendengus, "Bilang aja lo udah kecantol 'kan?" tuduhnya.
Aku mengendikan bahu, siapa yang tidak kecantol dengan orang setampan itu. Tanpa menghiraukan Jaehee dan Yoomi yang sibuk menggodaku, Aku memilih untuk pergi membeli gorengan tambahan.
Saat sedang mengantre Aku berada tepat di barisan yang sama dengan Kang Taehyun dan anak baru itu. Sepertinya sih mereka akan memesan bakso, itu makanan yang biasa dipesan geng Taehyun.
"Eh Taehyun?" gini-gini Aku dan Taehyun lumayan dekat karena kami sering olimpiade bersama.
Taehyun tersenyum tipis, "Gorengan lagi?"
Aku terkekeh, "Iya." kataku.
"Gue pesenin bakso deh," sudah kubilang jangan nilai orang dari omongan orang lain, Taehyun ini baik bukan main.
Dengan senang hati Aku mengangguk, "Ga pakek sayur ya!" kataku.
Aku bukan tipe cewek yang nahan gengsi soal makanan, hehe. Setelah mendapat gorengan dan bakso tanpa sayur dari Taehyun Aku langsung pergi berjalan menuju tempat Jaehee dan Yoomi.
Tapi.
Bruk!!
Anak baru itu menabrakku. Alhasil bajunya terkena baksoku yang belum terkena kecap maupun saos, tetapi kena es kopi milik anak baru itu.
"Punya mata ga sih?!!"
Pantas saja orang-orang bilang dia dingin. Aku rasa mulai sekarang Aku harus merubah pendirianku.
"Heh!" dia menatapku tajam begitu Aku menegurnya, "Lo yang jalan sambil main hp terus nabrak gue, kok gue yang dikata ga punya mata?!"
"Dan bukannya kita impas ya? Baju lo kena kuah baksonya, dan bakso gue sekarang collab sama es kopi." timpalku.
Anak baru itu terdiam, dia membuang wajahnya dari hadapanku sambil mendengus. Kutebak dia tidak pernah dibentak oleh wanita seperti ini.
Ku ambil tangannya, dan dia kembali menatapku dengan tatapan tajam. Tapi siapa peduli.
Kuletakkan mangkuk bakso rasa es kopi itu ditangannya lalu berkata, "Makan tuh! Bakso sejuk rasa kopi!" kataku lalu pergi.
~•~
20 Desember 2021
Mendengar ceritaku tentang bagaimana Aku dan Sunghoon bertemu, sepertinya membuat Kak Yeonjun agak senang. Entahlah, mungkin dia suka cerita romance murahan.
"Jadi.. Bakso dan es kopi, itu berarti buat kamu?"
Aku terdiam sebentar sebelum mengangguk. Selama di Indonesia Aku menjauhi dua hal itu, karena hanya dengan melihatnya membuatku bersedih.
Tiba-tiba Kak Yeonjun, psikolog itu tertawa pelan seakan menyadari sesuatu. Ah, sepertinya karena minuman yang ku sajikan adalah es melon.
"Oke, sekarang kita coba move on dari sana, awal semuanya dimulai dari sana 'kan?"
"Caranya?"
Aku.. Tidak ingin melupakannya, walaupun kenangan itu menyakitkan tapi kenangan itu juga berharga disaat yang bersamaan.
"Pertama diri Kamu. Apa diri Kamu siap buat ngelupainnya?"
Aku menggeleng pelan. Entah dari mana timbul pikiran ini, tapi Aku langsung mengutarakannya tanpa berpikir dua kali.
"Kakak bisa berhenti di sini. Aku ga mau ngelupain Sunghoon." kataku.
Kak Yeonjun nampak agak terkejut, tapi kemudian dia hanya menghela napasnya.
"Ngelupain Sunghoon, adalah hal pertama yang harus Kamu lakuin sebelum masuk ke dunia baru, Gaeun." jelas Kak Yeonjun.
Aku kembali menggeleng, "Biar aja, Aku sudah nyaman sama dunia Aku dan Sunghoon. Urusan bayaran dan semacamnya, biar Aku yang ur--" Kak Yeonjun menyela perkataanku.
"Bukan masalah itu, tapi bagaimana kamu hidup ke depannya."
Aku tahu, "Seiring waktu, juga pasti bakal terbiasa Kak." balasku.
"Ini gak sesederhana itu Gaeun," kata Kak Yeonjun.
Aku menghela napas. Jelas Aku yang salah, Aku yang tak siap---tidak tepatnya Aku tidak ingin melepaskan Sunghoon.
"Saya bakal biarin kalau Kamu berani telfon Sunghoon sekarang juga."
Aku dengan cepat mengeluarkan ponselku, menekan riwayat panggilan yang ada. Namun saat hendak menekan nomor Sunghoon, Aku terdiam.
Aku menatap Kak Yeonjun yang juga ternyata menatapku, mengatakan seolah dia menang dalam tatapannya.
Aku paham, segala tentang Sunghoon untuku adalah kenangan manis yang menyedihkan. Tapi Aku benar-benar tidak ingin melepaskan Sunghoon, dari hatiku maupun pikiranku.
~•~
KAMU SEDANG MEMBACA
UNDEAD BOY • Park Sunghoon
أدب الهواةEun Gaeun, adalah pacar Park Sunghoon. Mereka sudah menjalin hubungan hampir 4 tahun, tapi tiba-tiba tanpa alasan yang jelas Park Sunghoon bunuh diri menyisakan trauma berat untuk Eun Gaeun. Selama masa pemulihan traumanya yang dibantu oleh seorang...