Dua Enam

67 32 0
                                    

19 Desember 2020
~•~

• Sunghoon's side •

MATAKU baru saja bertatapan dengan Gaeun, dia mengode kalau dia ingin pergi. Aku hanya mengangguk sambil tersenyum tipis. Setelah beberapa saat Gaeun pergi, Aku segera menatap Jaehee yang ada di sebrang.

Ku naikkan alisku sekali agak ke arah kanan, yang artinya dia harus mengikutiku. Dalam satu bulan ini, ini pertama kalinya Aku memulai percakapan.

Jelas aku mengabaikannya, karena tantangan bodoh dari Jaemin bisa-bisa Aku kehilangan Gaeun.

"Udah satu bulan, berarti lo sama gue, putus. Selesai 'kan? Bilangin kakak lo itu juga." Aku hendak pergi tapi Jaehee menahan tanganku.

Ku tepis tangannya.

"Hoon, pliss sama gue aja. Gue bisa kasih lo badan gue kalo lo mau." lihatlah, Jaehee asli jelas tidak akan semurah ini.

Aku hanya memutar bola mataku, tak heran Jaemin membenci keberadaan Jaehee palsu yang murahan ini.

"Lo tinggal putusin aja Gaeun, susah banget!"

Aku mendengus, tentu saja memutuskan Gaeun adalah hal yang sulit.

"Udah satu bulan kita jalanin hubungan ini, lo beneran ga bisa putusin Gaeun?" bukan kita, tapi cuma lo, gua mah terpaksa.

"Ga usah bertingkah lo, baru satu bulan juga." Aku memutar bola mataku, malas benar berurusan dengan orang gila macam dia.

Tanpa aba-aba Jaehee maju dan meciumku. Sialan bibirku harus diganti.

Puk!

Ada Gaeun, sial. Jaehee berhenti menciumku. Haruskah ku jelaskan sekarang? Tapi, Gaeun nanti hanya akan menahan amarahnya. Gaeun berjalan pergi.

Aku yang masih syok hendak mengikutinya, tapi Jaehee lebih dulu menghadang Gaeun. Orang sinting itu nyatanya memang suka mempermalukan dirinya sendiri.

"Gimana? Sakit 'kan, rasain!"

Ku dengar Gaeun mendengus pelan. Dia tidak meliriku, Aku agak sedih tapi berusaha tahu diri.

"Lo kali yang sakit,"

Gaeun itu, saat marah sangat keren memang.

"Aw!!" Jaehee meringis karena Gaeun menabrak bahunya.

"Lemah." Aku benar-benar ingin bertepuk tangan sambil tertawa keras melihatnya.

Usai kepergian Gaeun, Jaehee merengek mendekatiku.

"Lo lihat sendiri 'kan? Gaeun itu orangnya jahat banget! Murahan!" sudah kukatakan orang ini memang sinting.

Alisku naik satu, "Tapi Gaeun pacar gue yang asli, bukan kaca?" Jaehee terlihat tidak mengerti dengan ucapanku.

Sudah sinting bodoh lagi.

"Hoon! Lo lebih belain dia?!!" Jaehee melotot nampak tak suka.

Aku memutar bola mataku, "Emang lo siapa? Pokoknya lo sama gue, ga ada urusan lagi. Ga usah caper deh, jijik." kataku lalu pergi.

Aku harus pergi mencari Gaeun sekarang dan menjelaskan semuanya. Waktunya tidak tepat ternyata, andai saja Aku tidak mengajak Jaehee berbicara di sana tadi, pastilah Aku bisa bermanja-manja dengan Gaeun sekarang.

Persetan dengan itu, sekarang Aku harus meminta maaf pada Gaeunku.

~•~

5 Januari 2022

Gaeun dan Yeonjun akhirnya tiba di Indonesia.  Alasan kenapa Yeonjun ikut adalah laki-laki itu yang memang ingin membalas budi pada Gaeun karena tidak menuntutnya maupun balas dendam.

Menurut Yeonjun, pastilah Ibu Gaeun orang yang sangat baik, karena Gaeun benar-benar orang yang dididik dengan baik. Yeonjun benar-benar merasa bersalah karena telah menipunya.

Di dalam taksi mereka berdua diam. Yeonjun yang bingung ingin bicara apa, dan Gaeun yang sibuk mengontak Kang Taehyun.

"Gaeun.. " tiba-tiba Yeonjun memanggilnya.

Gaeun menoleh dan memberikan tatapan apa pada Yeonjun.

"Beomgyu bilang, makasih udah bantuin dia."

Gaeun mengangguk, "Itu bukan apa-apa, Aku gitu, karena dia baik." kata Gaeun.

Yeonjun mendengus pelan, "Beomgyu itu ga baik. Dia sakit karena kecanduan alkohol." ujar Yeonjun.

Gaeun mengendikkan bahunya, dia menatap Yeonjun. "Kamu cuman lihat sisi negatif Beomgyu, sementara Aku lihat sisi positifnya." kata Gaeun.

"Lo di mana?" Gaeun menempelkan ponselnya di telinga.

"Gue rasa lo harus luangin waktu lo, setengah jam lagi, gue tunggu di kafe depan Sma kita."

Yeonjun hanya menghela napasnya pelan, setidaknya dia akan menemani Gaeun melalui masalah ini.

Mereka berdua berhenti di sebuah kafe, tepatnya kafe depan Sma Gaeun. Yeonjun mengedarkan pandangannya, dia juga pernah ke sini.

Matanya menatap iri orang-orang yang sedang bersenda gurau. Yeonjun juga ingin melakukannya, setidaknya melakukan obrolan ringan dengan Gaeun.

Seseorang datang bergabung di meja mereka. Yeonjun jelas tak mengenalnya, tapi Gaeun mengenal dekat orang itu.

"Gue ga mau basa-basi," kata Gaeun.

Taehyun mendengus pelan, dia mengangguk. "Tapi dia?" Taehyun menunjuk Yeonjun dengan dagunya.

Gaeun melirik Yeonjun sekilas, "Gapapa, intinya, kenapa lo yang angkat telfon Sunghoon?" Yeonjun cukup terkejut mendengarnya.

Taehyun mengendikkan bahunya, "Kebetulan hp Sunghoon ada di gue." pria itu menjawab dengan santai.

"Itu pertanyaannya, kenapa bisa ada di lo? Sedangkan gue sendiri yang beresin barang-barang Sunghoon." kata Gaeun.

Taehyun tersenyum miring, tubuhnya agak maju mendekati Gaeun. "Entahlah, mending lo cari tahu deh, ada apa waktu tunangan kesayangan lo itu mati." ujarnya.

Gaeun mengepalkan tangannya.

"Ah iya, mantan tunangan tepatnya." Taehyun berdiri hendak beranjak pergi, "Oh iya, tawaran gue, masih berlaku sampai sekarang." ucapnya lalu pergi.

Yeonjun menatap Gaeun yang terlihat sangat frustasi dengan semua ini.

"Pulang dulu, istirahat." katanya pada  Gaun.

~•~

UNDEAD BOY • Park Sunghoon Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang