Delapan Belas

71 33 2
                                    

Bingung banget pengen ngasih quostes ga berguna, padahal tinggal kasih liat foto sendiri :'(
~•~

11 April 2020

ASAP hasil bakar baju mahal Sunghoon mulai terlihat. Aku menahan tawaku, untungnya hanya Aku yang mengetahui kejadian dia dikejar sapi itu.

Wajah Sunghoon merah padam, beberapa kali dia kupergoki tengah menggelengkan kepalanya. Sepertinya sapi akan menjadi trauma sendiri untuk Sunghoon.

Mata kami bertemu. Sontak tawaku pecah membayangkan Sunghoon dikejar sapi. Sunghoon menghela napasnya.

"Ketawa lagi Aku cium," ancam pacarku itu.

Aku lantas mengulum bibirku, berusaha menahan tawaku. Sunghoon menghela napasnya lagi, sepertinya dia benar-benar frustasi dengan kejadian semalam.

"Lagian gimana bisa sih?" tanyaku.

Sunghoon kembali menghela napasnya, dia menggeleng pelan. "Ga tahu, tiba-tiba aja itu sapi ngehadang gue. Dan akhirnya jadi kayak gitu." nada Sunghoon bercerita menggambarkan seolah di benar-benar frustasi.

Ku tutup mulutku dengan tangan, berusaha menyembunyikan tawaku lagi. Setelah selesai membakar kemeja seharga 5 juta rupiah itu, kami kembali ke vila tempat menginap.

Tugas kami selama study tour kali ini hanyalah mengeksplorasi kehidupan di desa. Dan entah keajaiban dari mana, Sunghoon sudah menyelesaikan tugasnya dan miliku.

Jadi hari ini kami hanya akan berkeliling desa mencari objek wisata ataupun sesuatu yang tidak ditemukan di kota.

Aku lahir di London, dan tinggal di sana sekitar 4 tahun lalu kembali ke Indonesia. Sementara Sunghoon menghabiskan 12 tahun pertama hidupnya di Korea Selatan.

Maka dari itu, pedesaan Indonesia adalah hal yang belum pernah kami kunjungi. Tak berbeda jauh dengan kehidupan di kota rupanya.

Tapi hidup di desa sepertinya membuat para warga lebih dekat. Hampir disetiap belokan kami menemukan warga yang sedang berkumpul. Dan melakukan perkerjaan bersama.

"Orangnya ramah-ramah banget ya," kataku.

Sunghoon mengangguk, dia berbisik. "Tapi pada gibahin kita tahu," dia melirik tanganku dan Sunghoon yang saling bertautan.

Aku tertawa, "Siapa peduli?" kataku.

Kini Aku dan Sunghoon kembali ke vila. Ku bilang Aku akan merasakannya sesuatu hari ini, karena kupikir sejak kami pacaran, Aku belum pernah memasak untuknya.

1 jam memasak, Aku memanggil Sunghoon ke taman belakang vila. Ada beberapa anak lain yang juga sedang pacaran di sana, tapi siapa peduli, Aku juga mau pacaran.

Tepat setelah Aku menyajikan makan buatanku, Sunghoon datang. Rambutnya basah, ku tebak dia habis mandi. Pacarku itu duduk di depanku.

"Tenang aja, kalau ga enak, nanti kita beli restoran sama koki-kokinya."

Aku mendengus geli, ku sodorkan sayur asem itu padanya. Sunghoon mengambil sendok dan mulai mencicipi makanan bikinanku itu.

Dia memejamkan matanya, "Eum!! Enak banget! Cocok aja kamu jadi Ibu dari anak-anak Aku nanti." pipiku memerah lagi pasti.

"Gombal mulu," cibirku.

Sunghoon terkekeh, dia mencubit pipiku. "Gemesin banget kamu Eun Gaeun," katanya.

~•~

Sepulang dari study tour Aku langsung tertidur,  perjalanannya memang jauh sehingga membuatku kelelahan. Entah apa yang akan terjadi besok, tapi Aku akan tidur malam ini.

Pagi-pagi Aku dikejutkan dengan kedatangan Yeji. Ku ajak adik Sunghoon itu masuk ke dalam, untungnya kelas kami libur hari ini.

"Anu.. " Yeji terlihat sangat gugup.

Aku tersenyum manis, "Iya Yeji?" berusaha selembut mungkin saat berbicara dengannya.

"G-guru A-aku ga ma-masuk hari in.. Ni." Aku mengangguk sambil menatapnya dengan senyuman.

"Se-sebentar lagi A-aku bakal tes, buat ma-masuk sekolah biasa."

Aku paham maksudnya. "Oke, mau Aku bantu belajar? Aku lumayan pinter loh." kataku.

Yeji mengangguk seadanya, "I-iya, kata Kak Sunghoon, Kakak pinter." oh jadi Sunghoon yang merekomendasikanku.

"Aku boleh ikut belajar?" entah dari mana Sunghoon muncul.

Aku menatap Yeji, lalu entah dari mana kami bertelepati, sepakat untuk mengusir Sunghoon pergi.

"Engga, ini tuh girls time." kataku.

Alis Sunghoon menukik, "Lah? Aku kan pacar kamu, kakak kamu. Masa ga boleh ikut?" Sunghoon menunjuk Aku dan Yeji sesuai dengan status kami.

"Nanti Aku konsultasi ke Tante Mina buat coret kamu dari KK," ku lihat Sunghoon tersenyum paksa dan menyerah.

Aku dengan antusias penuh menghampiri Yeji. Ini suatu kemajuan besar, dia ingin melawan traumanya. Pertama kami menjawab soal-soal barulah kemudian berbicara.

Tentang Park Sunghoon tentunya.

"Sunghoon itu aneh ga sih menurut kamu?"

Yeji mengangguk, "Dia suka cuci piring sambil joget, padahal ga ada musik." katanya.

Aku mengangguk, setuju dengan Yeji. "Kadang dia juga seneng banget sampe jingkrak-jingkrak gitu kalau habis menang lawan bocil." ujarku.

"Waktu itu, dia pernah serius banget bantuin kucing lahiran. Anehnya habis itu kucingnya di buangnya entah kemana, padahal Aku suka kucingnya."

"Iya juga ya. Kok Aku bisa mau ya sama dia?"

Yeji mengangguk, "Ganteng doang dia mah, sisanya.. " kami berdua bergidik ngeri.

"LANJOT GIBAHIN COGAN LANJOT!! GUE TELANTARIN LO BERDUA!!"

~•~

UNDEAD BOY • Park Sunghoon Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang