09. Jadi MC

153 119 323
                                    


Happy Reading All (。’▽’。)♡

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy Reading All (。’▽’。)♡

.· · ─────── ·❁ཻུ۪۪⸙· ─────── · ·.
★☆✯

09. Jadi MC

Hari-hari berganti. Kini tibalah pentas seni di tempat Asti kuliah. Masing masing saling menampilkan atraksi dan kreativitas berdasarkan tema melestarikan budaya Indonesia. Pastinya seru banget kan? Seperti sebelumnya, banyak orang yang berlatih tarian Indonesia, alat musiknya. Bahkan, ada juga yang ikut seni teater. Tak luput dari Asti dan kawan-kawan. Kini mereka tengah berkumpul di lapangan untuk membicarakan pentas seni yang akan diadakan beberapa minggu kemudian.

“Selanjutnya adalah MC dari kegiatan ini, saya akan pilih secara random dan mau tidak mau harus ikut.” ucap sang Kahim dari atas panggung.

Semua saling tengok-menengok satu sama lain dan seketika suasana menjadi sedikit riuh. Ada yang berharap supaya dipilih, ada yang ketakutan kalau dipilih. Bahkan, juga ada yang santai saja.

“Pinasti Ayudiana dan Bagaskara Reka Pratama.”

Asti hanya tercengang mendengarnya, kenapa harus Reka? Kenapa disaat ada Asti, pasti ada Reka? Apakah ini sudah direncanakan?

What?” gumam Asti.

Lalu, tiba-tiba tangan Asti ditarik Reka menuju panggung untuk menghadap yang maha kuasa ヽ(`⌒´)ノMenghadap sang kahim dari kampusnya itu.

( note: buat kalian yang ngga tau apa itu kahim. Kahim adalah singkatan dari Ketua Himpunan Mahasiswa. Kahim memiliki tugas untuk bertanggung jawab atas organisasi yang ada di internal maupun eksternal kampus. setauku sih gitu, sambil nyari juga di google si:)

“Kalian siap?” tanya sang kahim.

“Siap, Pak.” sahut Reka.

“Tapi, Pak—”

“Tidak ada penolakan!” potongnya.

Asti menghela napas sambil menyumpah serapah kepala kahimnya. Berkali-kali ia menghembuskan napasnya. Dalam hatinya, ia terus mengucap kata sabar. Um? Kenapa Asti jadi kangen anak itu?

“Udah santai, Pak. Asti emang begitu. Suka kelepek-kelepek kalo udah sama saya. Biasalah orang ganteng mah beda,” ucap Reka dengan gagahnya.

“Pak, semua omongan Reka jangan pernah dipercaya. Mana ada saya kelepek-kelepek sama orang jenisan dia," tohok Asti.

“Ya udah, beb. Turun, yuk!” ajak Reka.

“Kalian jadian?” tanya sang Kepala Kahim.

“Iya / Engga,” jawab Reka dan Asti secara bersamaan.

“CIEEE, UHUYY-UHUYY. EHEM-EHEM, UHUK-UHUK.“ Seketika semua murid bersorak kegirangan melihatnya.

Asti yang melihatnya dengan sigap menjewer telinga Reka dan menyeretnya menuju lapangan. Semua murid hanya tertawa melihatnya. Bahkan, juga ada yang merasa kasihan terhadap Reka yang telinga dijewer Asti itu.

PINASTI AYUDIANA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang