05. Mulai Suka

183 124 206
                                    

Happy Reading All(。'▽'。)♡

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy Reading All(。'▽'。)♡

.· · ─────── ·❁ཻུ۪۪⸙· ─────── · ·.
★☆✯

05. Mulai Suka

Reka rasanya malas sekali melihat soal soal yang tengah ia kerjakan hari ini. Rasanya, kepalanya pusing tujuh keliling. Dan, berasa dilempar tujuh piring. Tiba-tiba, sebuah ide leqat di otaknya. Reka menaikkan bibirnya. Lalu, tiba-tiba ia menendang kaki Ajo.

"Paan sih, Rek?" tanya Ajo.

"Bolos, yuk. Males banget beneran. Oh iya, ajak juga si Dikta." bisik Reka pada Ajo.

"Tck, ya udah lu aja dah. Males gue kalo harus turun tangga lagi." ketus Ajo.

"Hiih, gak bisa diajak kompromi lu. Ya udah gue aja dah," sahut Reka.

"Bu, saya izin ke toilet!" serunya.

"Silahkan," balas Dosen.

Senyum Reka mengembang dan ia pun segera beranjak meninggalkan kelasnya itu. Akhirnya, ia bisa menghirup udara segar di pagi hari. Reka juga bingung, padahal hari masih pagi. Tapi, sudah disajikan angka, bukannya disajikan sarapan atau oatmeal gitu. Ia pun memutuskan untuk pergi ke kantin. Karena, kantin kebetulan sedang tidak ada orang.

"Reka, kenapa ke kantin?" tanya seorang Ibu kantin keheranan.

"Bolos." balas Reka dengan santainya.

Ibu kantin hanya menghela napas sambil mengelus dada. Lalu, ia melanjutkan aktivitas memasaknya. Pada saat Reka buka kulkas tanpa disadari, ada Dosen yang melihatnya. Sontak, ia membulatkan matanya kala melihat Reka keluar dari ruangan saat jam kampus masih berlangsung.

"BAGASKARA REKA!" teriaknya hingga menggelegar ke seluruh kantin.

Reka hanya menengok ke arah Dosen itu dan tersenyum semringah, "Pagi, Pak!" sapa Reka diakhiri dengan kekehan.

"Haha-hehe, haha-hehe. Jam kampus masih berlangsung, kamu malah leha-leha ke kantin. Hormat bendera sampai jam 9!!" seru Dosennya.

"Pak, tck. Ih, nanti kulit saya item. Ntar, Asti gak suka sama saya lagi." sergah Reka.

"Bodo amat, tidak ada penolakan! Atau saya seret kamu!" tegas Pak Dosen penuh penekanan di setiap katanya.

Reka berdecak kesal. "Iya-iya, bawel amat." gumam Reka sambil memelankan kata, 'bawel amat'.

"Ngomong apa kamu?!" tanyanya.

"Bapak ganteng deh. Tapi, sayang. Masih gantengan seorang Bagaskara Reka Pratama." sahut Reka dengan pedenya seraya berjalan ke arah tiang bendera.

"Pede banget kamu!" sahut Dosennya.

Saat sampai di sana, Reka membuang napasnya kasar. Cuaca hari ini memang sangat panas. Belum ada beberapa menit di sana saja, Reka sudah kepanasan. Bagaimana kalau harus sampai jam 9? Reka menunduk ke arah arloji yang menempel di tangannya. Jam menunjukkan jam setengah delapan. Artinya, Reka harus panas-panasan selama satu setengah jam lamanya. Karena tidak ingin membesarkan masalah, Reka menuruti apa kata Pak Dosennya, yaitu hormat bendera di tengah panas yang terik.

PINASTI AYUDIANA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang