17. Hilang.

14 7 2
                                    

Setelah ke tidak hadiran Fika kemarin di sekolah. Rey dan yang lain nya pun penasaran. Ia berjalan menyusuri koridor yang masih sepi karena masih pagi buta. Tiba-tiba dari belakang se seorang memanggil nya.

"Rey! Tunggu in gue" langkah Rey terhenti mendengar panggilan dari Ardi. Ia menoleh.

"Apa?" Tanya nya.

"Semalam gue di kabarin Fela kata nya dia di kabarin sama mama papa nya Fika kalau Fika sampai sekarang gak pulang-pulang" ucap Ardi dengan panik.

"Maksud lo?"

"Kemungkinan Fika tuh hilang ntah kemana"

"Kita harus cari dia" kara Rey yang nampak mulai gelisah.

"Oke gue ikut nyari, kata nya kemarin terakhir Fika pamit tuh sekolah"

"Berarti ada kemungkinan dia hilang disini?" Ucap Rey tiba-tiba. Ardi tampak berfikir.

"Iya juga tapi dia kemarin juga gak masuk"

"Apa ada yang ganggu dia?"

"Zania" ucap mereka bersamaan dan saling pandang.

"Sebaik nya kita cari Fika dulu, terus cari tau siapa dalang di balik ini semua" ucap Rey akhir nya. Dan Ardi pun mengangguk.

"Oke, nanti gue kabar in Fela juga buat bantuin kita"

"Bagus" ucap Rey setelah itu ia pergi menuju kelas nya dan di susul oleh Ardi di belakang nya. Diperjalanan menuju kelas Rey masih bertanya-tanya apa yang terjadi pada Fika.

Gadis itu memang sering membuat nya harus berfikir keras sangat menyebal kan Fikir nya.

"Lo di mana sih?" Ucap nya di dalam hati tampak frustasi.

🌼🌼🌼

Fika masih berusaha melepas kan diri dari ikatan tangan nya namun tak bisa ia hanya bisa pasrah menunggu orang datang menyelamat kan diri nya itu lah harapan nya sekarang. Ia masih tak habis Fikir dengan Zania yang sudah tega menyekap nya di sini. Cuma hanya karena ia dekat dengan Rey? Sangat konyol sekali fikir nya. Seperti nya setelah ia keluar dari sini nanti ia akan menjauh dari Rey. Untuk perjuangan nya selama ini? Tak apa ini hanya untuk sememtara. Karena ia juga harus tau tentang Zania dan hubungan nya dengan Rey. Dia harus tau semua nya biar semua jelas.

"Ya, gue harus lakuin itu! Untuk sementara waktu!" Ucap nya dalam hati.

🌼🌼🌼

"Fel lo di cari in Ardi noh" ucap Dito yang baru masuk kelas.

"Oke" jawab nya. Fela segera keluar dari kelas.

"Jadi gimana?" Ucap Fela to the point.
"Jadi gue sama Rey nanti mau lo bantuin kita buat nyari Fika di sekitaran sekolah ini" jawab nya.

"Oke kalau gitu kita cari sekarang deh" ucap an Fela di setujui oleh Ardi.
"Lo bener makin cepat nyari makin cepat ketemu nya, kita samperin Rey dulu"

🌼🌼🌼

"Rey! Ayo kita cari si Fika sekarang mumpung masih jam istirahat"

"Tunggu in bentar" ucap Rey sambil memberes kan berkas-berkas nya.

Beberapa lama Ardi dan Fela menunggu Rey akhir nya ia selesai juga.
"Jadi kita mulai dari mana Rey" Fela bertanya.

"Kita cari di tempat yang sering dia datang in, kita pencar biar cepet" yang diangguk i oleh kedua nya.

Setelah beberapa lama mereka ber pencar mereka kembali bertemu di titik temu.

"Gimana?" Tanya Fela. Dan kedua nya menggeleng kan kepala masing-masing tanda mereka juga tak menemukan keberadaan Fika.

"Cuma satu tempat yang kita belum kita datengin" tiba-tiba Rey ber suara.
"Dimana?" Ardi menanggapi.

"Gudang" kata nya. Fela dan Ardi saling ber pandang an.

"Ya udah kita kesana sekaramg juga" kata Fela. Lalu ketiga nya pergi menuju arah gudang.

🌼🌼🌼

Sesampai nya di gudang mereka menemukan sebuah kejanggalan dimana pintu gudang ter kunci. Pasal nya biasa nya gudang ini tak ter kunci. Dengan kecurigaan itu Rey segera berusaha mendobrak pintu gudang tersebut. Tak membutuh kan waktu lama akhir nya pintu gudang terbuka. Dan dengam terkejut mya mereka bertiga menemukan sosok Fika yang sudah terikat dengan segera Fela melepaskan ikatan tersebut.

"Ya ampun Fik lo kok bisa kayak gini si, siapa yang bikin lo kayak gini?" Tanya Fela dengan raut wajah khawatir. Pertanyaan itu membuat Fika terdiam dan menatap Rey. Yang di tatap pun hanya diam.

"Yang bikin gue begini itu adalah Zania, dia yang udah nyekap gue seharian di sini" jawab Fika akhir nya. Rey menghela nafas nya pelan, ternyata duga an nya benar ini semua ulah Zania. Dan pasti ini pasal diri nya.

"Dia bilang apa saja ke lo?" Tanya Rey tiba-tiba yang pasti ter tuju pada Fika. Fika menduduk dan ber kata.
"Dia nyuruh gue buat jauh in lo tapi gue gak mau, dan akhir nya dia seret bawa gue kesini terus di sekap sama dia" Rey mengangguk-angguk mdndengar penjelasan dari Fika.

"Terus gimana Rey gue gak mau yah Fika kenapa-kenapa lagi gara-gara cewek gila itu" itu suara dari Fela.
"Biar ini menjadi urusan gue, lo gak usah khawatir sahabat lo ini akan baik-baik saja" setelah mengatakan itu Rey ber jalan keluar dari gudang.
"Woy Rey tunggu in gue dong,

kebiasaan banget tuh anak! Lo tenang saja Fik Rey pasti bisa nyelese in masalah ini" ucap Ardi dengan ter senyum. Lalu Fika mengangguk kan kepala nya. Setelah itu Ardi ber jalan keluar menyusul Rey.

"Lo yakin Fik? Si Rey bakal bisa atasin nih masalah?" Tanya Fela penuh keraguan.

"Gue gak yakin tapi boleh di coba dulu kita liat hasil nya" ucap Fika. Dan di angguki oleh Fela.

"Lo mau lakuin apa buat nyelese in masalah ini?" Tanya Ardi pada Rey yang berada di sebelah nya.

"Gue bakal coba bicara sama Zania" mendengar ucap an dari Rey, Ardi tampak berfikir.

"Lo mau ngomomg apaan?" Tanya nya penasaran.

"Gue akan beri dia pilihan" setelah mengata kan itu Rey terdiam sejenak. Dan Ardi menatap Rey seolah bertanya apa. Ia sungguh tak mengerti pilihan yang di maksud oleh Rey itu.

🌼🌼🌼

"Sorry Fik gue harus lakuin ini, gue cuma gak mau bikin orang dalam bahaya karena gue" kata Rey dalam hati.

Rey sangat pusing menghadapi permasalahan seperti ini. Dia selalu di sudut kan di antara dua pilihan sulit. Ia mengacak rambut nya frustasi dan menendang tanaman yang berada di bawah kaki nya.

"Sial!" Ia mengata kan itu dengan tangan ter kepal. Ia mengusap wajah nya gusar. Dan tiba-tiba Ardi datang entah dari mana.

"Sabar bro, ini semua akan berakhir percaya sama gue" mendengar per kataan dari Ardi itu Rey merasa jauh lebih tenang. Ia berharap apa yang di katakan oleh Ardi ini akan benar-benar terjadi.

Vote and coment.

 REYHAN (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang