18. Salah Paham.

14 7 2
                                        

Saat kejadian Fika menghilang kemarin Rey ada rencana untuk menanya kan hal ini pada Zania langsung. Apa alasan nya ia menyekap Fika.

"Lo jadi mau ngomongin masalah kemarin sama si Zania?" Tanya Ardi yang lagi me makan bakso kantin.
"Jadi, gue harus lurus in masalah ini se cepat nya" kata Rey serius.

"Sebaik nya lo bantu gue cari Zania, dan bawa dia di hadapan gue sekarang" lanjut nya lagi. Mendengar itu Ardi mengangguk dan cepat-cepat mencari keberadaan Zania.

🌼🌼🌼

"Fik gue masih heran ya sama si Zania itu, masa cuma gara-gara si Rey lo sampai di celakain gak waras tuh orang!" Gerutu Fela.

"Gue juga gak ngerti mau dia apa an" ucap Fika sambil membaca buku nya.
Dan tak lama kemudian Zania masuk ke dalam kelas ia melangkah dan pandangan nya tertuju pada Fika.

Fika yang menyadari itu langsung mengalih kan pandangan ke arah lain.

"Tuh orang ngapain sih liat lo mulu, pengen gue colok tuh mata!" Ucap Fela kesal sambil pandangan nya tak lepas dari Zania.

🌼🌼🌼

Saat Rey berada di ruang osis ia berfikir keras. Seperti nya ia harus menemui Zania sekarang. Saat ini juga jam istirahat, saat Rey keluar dari ruang osis, keberuntungan ada padanya. Ia berpapasan demgan Zania di sana.

"Tunggu" Rey mencekal lengan Zania. Sontak gadis itu menghenti kan langkah nya dan menatap Rey.

"Ada apa Rey?" Tanya nya.

"Kenapa lo lakuin itu ke Fika?" Tanya Rey to the point.

"Ngelakuin apa maksud lo?" Zania tak paham.

"Lo kan yang udah nyekap Fika di gudang" ucap Rey dengan tatapan datar. Muka Zania seketika terkejut, akan tetapi ia sebisa mungkin menyembunyikan nya.

"Nggak, bukan gue yang lakuin" Rey tertawa mendengar penuturan Zania.
"Lo gak usah ngelak gue tau" ucap Rey lalu ekspresi wajah nya kembali datar.
"Ya oke! Gue yang lakuin terus mau lo apa sekarang" Zania mengakui sekarang karena ia tau tak bisa mengelak pada Rey.

"Lo berehenti gangguin Dia" ucap an Rey terdengar seperti peringatan di telinga Zania.

"Kalau gue gak mau gimana?" Ucap Zania menyeringai. Rey terdiam sejenak lalu menghela nafas berat.

"Dengerin gue, lo gak perlu ngelakuin hal-hal kayak gitu, karena" Rey menjeda perkataan nya.

"Karena apa Rey?" Zania menunggu Rey melanjutkan ucapan nya.

"Karena gue sayang sama lo" ucap Rey mantap. Membuat Zania tertegun.
"Lo serius Rey?" Tanya Zania tak yakin. Dengan berat hati Rey mengangguk. Tanpa sadar di balik percakapan mereka ada Fika yang mendengar itu. Perasaan nya campur aduk karena mendengar Rey mengatakan hal itu pada Zania.

"Jadi itu Rey kenapa lo gak bales perasaan gue?" Gumam Fika dalam hati. Setelah itu Fika kembali berjalan menuju ke kelas nya. Tanpa mendengar kelanjutan percakapan Rey dan Zania.

🌼🌼🌼

"Kemana aja si lo Fik gue tunggu in lo dari tadi! Gue mau ajak lo ke kantin" cerocos Fela tak tau suasana. Fika menanggapi ucapan Fela dengan malas.

"Ke toilet tadi, lo kalau mau ke kantin sendiri aja gue males" ucap nya membuat Fela penasaran.

"Lo kenapa dah? Muka lo ko kusut sehabis dari toilet, oh jangan - jangan lo ketempelan setan di toilet yah Fik?" Ucap Fela ngawur sambil bergidik ngeri. Fika memutar bola mata nya malas.
"Rey bilang sayang ke Zania" perataan yang Fika lontar kan seketika membuat Fela terkejut. Dan seketika ia teringat akan perkataan Rey dan Ardi tempo lalu. Ia termenung. Ia tak tau harus bagaimana membantu Fika dalam ini. Sahabat nya begitu menyukai Rey nampak nya. Tetapi jika Fika mengetahui hal yang sebenar nya terjadi bagaimana dengan perasaan nya itu?.

Membayangkan nya saja ia sudah tak tega.

"Lo sabar ya Fik, mungkin belum saat nya Rey ngelihat ketulusan hati lo" ucap Fela menenangkan.
"Sampai kapan Fel? Apa sampai hati gue capek iya? Sampe rasa ini luntur gitu?" Cercah Fika dengan frustasi nya. Hati nya begitu hancur setelah mendengar penuturan Rey kepada Zania.
Setelah lama berdebat tadi tiba-tiba ada guru datang memasuki kelas. Dan terpaksa mereka menghentiksn perdebatan tersebut. Sampai akhir nya jam pulang.

🌼🌼🌼

Pagi ini tampak Fika yang berangkat sekolah. Ia berjalan sendirian di koridor karena masih pagi sekali. Belum sampai di kelas ia sudah disuguhi oleh pemandangan tak mengenakkan hati. Yah ia melihat Rey bersama Zania sedang berjalan beriringan. Tanpak nya mereka berangkat bersama. Seketika Fika memalingkan wajah nya karena tak kuasa menahan sesak di dada nya. Ia tahu ini salah karena ia bukanlah siapa-siapa dari Rey. Ia memilih melanjutkan langkah nya ke kelas.
Tapi sebelum ia benar-benar masuk ke kelas tangan nya di cekal oleh se seorang. Seketika Fika melihat siapa orang yang menghentikan langkah nya itu. Fika menaikan sebelah alis nya seolah bertanya apa pada orang itu.

"Sorry Fik, gue tadi gak sengaja liat kejadian tadi gue harap lo yang sabar yah" ucap Ardi prihatin. Yah oranf yang sedari tadi itu adalah Ardi. Fika tanpak mencerna ucapan Ardi lalu ia mendongak menatap Ardi sambil tersenyum samar.

"Lo tenang aja, gue baik - baik aja kok" Ardi memgangguk seraya tersenyum mendengar ucapan Fika barusan. Ia sangat tau dan paham akan apa yang Fika rasakan. Akan tetapi ia tak mau membahas nya terlalu jauh lagi.

"Oke kalau gitu gue ke kelas dulu yah lu masuk sana" ucap Ardi yang di anggukki Fika. Setelah itu Ardi melenggang pergi menuju kelas nya. Saat melihat kepergian Ardi ia tersenyum miris. Meratapi nasib nya yamg sungguh menyedihkan. Dan setelah itu melangkah masuk ke dalam kelas nya.

🌼🌼🌼

"Woy lo napa si Fik bengong aja dari tadi!" Fela sangat geram, pasal nya sedari tadi Fela nyerocos tapi tak di tanggapi sedari tadi. Fika terlonjak kaget mendengar teriakan dari Fela barusan.

"Lo apa - apa an si Fel gak usah teriak - teriak juga kali! Kasian gendang telinga gue" ucap Fika kesal.

"Salah sendiri dari tadi gue ngomong, lo malah bengong mulu lo kenapa si?" Fika terdiam sebentar, lalu menjawab.

"Nggak gue gak papa ko, lo tenang aja" Fela mengernyit curiga menatap Fika dalam - dalam. Seperti nya ia sedang berbohong. Lalu ia teringat sesuatu ia menghela nafas pelan.
"Gue tau lo masih mikirin si Rey sama si Zania itu kan?" Tanya Fela hati - hati. Fika tertegun mendengar perkataan Fela barusan. Mendengar dua nama orang itu membuat hati nya kembali sesak.

"Gak apa an si lo sok tau!" Ucap Fika ketus.

"Halah Fik lo pale gak ngaku segala lagi, gue tau lagi isi hati lo apa an" ucap Fela jengah karena Fika tak ingin memgaku.

"Cenayang lo? Tau isi hati gue?" Ucap Fika malas.

"Maybe" ucap Fela sambil mengedikkan bahu nya acuh lalu meninggalkan Fika menuju kantin.
Fika kembali memikirkan dua orang itu sungguh ia tak tau harus bagaimana. Setelah ia berperang dengan fikiran nya. Fika melangkah menuju kantin untuk menyusul Fela di sana.

Vote and coment

 REYHAN (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang