21. Sakit Fika.

16 6 0
                                        

3 bulan kemudian.

Hari demi hari waktu demi waktu hubungan Rey dan Fika berjalan dengan baik selama 3 bulan. Dan selama itu juga mereka sudah menginjak ke kelas 12 sekarang. Dan selama hubungan mereka berjalan Zania juga menghilang entah kemana. Semua orang tak tau keberadaan nya ada di mana bahkan Rey sekali pun yang notabe nya sudah melupakan nya.

🌼🌼🌼

"Rey kita beli boneka itu yok" ucap Fika sambil menggoyang - goyang kan lengan Rey. Rey tersenyum tipis melihat tingkah kekasih nya itu.
"Lucu" pikir nya.

"Mm oke yok" ucap Rey sambil menggandeng tangan Fika lembut. Saat sudah beberapa memilih boneka yang Fika mau mereka berjalan menuju kasir.

"Mbak ini boneka nya ucap Rey sambol meletakkan boneka Fika ke kasir.

"Baik mas total nya 100 ribu" ucap mbak kasir.

"Ini mbak" ucap Rey sambil menyodorkan uang ke mbak kasir.
"Baik terima kasih mas, mbak atas kunjungan nya" ucap mbak kasir dengan ramah.

"Fik kita kali ini cari makan dulu yah, kamu mau apa?" Tanya Rey sambil menatap Fika.

"Mmm sosis aja gimana aku lagi pengen itu" ucap Fika sambil menatap memohon pada Rey.

"Tapi kan kamu" ucap Rey terpotong lagi.
"Ya ya plisss aku pengen" ucap Fika memohon dengan tatapan pupy eyes nya. Dan itu membuat Rey tak tega ingin menolak. Ia menghela nafas pelan.

"Oke"

"Yeayy! Makasih Rey" ucap Fika girang.

Setelah beberapa jam menempuh jalanan akhir nya mereka sampai di mana tempat penjual sosis tersebut
.
"Mang, sosis nya 6 biji yah" pesan Rey pada Mang sosis.

"Siap den ditunggu yah" ucap Mang sosis. Dab Rey pun mengangguk.

"Kita tunggu di situ yah Fik" ucap Rey sambil menunjuk ke arah bangku kosong dekat penjual.

"Iya Rey" ucap Fika. Tiba - tiba saat menunggu pesanan hanphone Rey berdering pertanda ada yang menelfon nya. Rey melihat siapa yang menghubungi nya. Dan tertampang nama Ardi sana. Dan di saat itu juga ia mengangkat nya.

"Hallo" ucap Rey.

"Hallo Rey lo lama banget si ngangkat nya" cerocos Ardi beruntun membuat Rey berdecak malas.

"Ck, cepetan ada apa! Kalau gak penting gue mati in!" Ketus Rey.

"Dia muncul lagi Rey si Zania! Gawat nih perasaan gue gak enak tau gak kalau ada tu orang!" Mendengar perkataan Ardi di sebrang sana membuat Rey tiba - tiba gelisah dan melirik Fika yang memakan sosis pesanan nya.

"Lo tenang aja biar gue yang urus gue yakin bakal aman - aman aja kok" ucap nya akhir nya.

"Oke gue percaya sama lo, semoga aja perasaan gue salah ya udah gue tutup yah"

"Hm" setelah mengatakan itu Rey mengakhiri percakapan nya.

"Siapa Rey tadi yang telfon" tanya Fika yang masih lahap memakan sosis yang tersisa.

"Ardi" Fika mengangguk - angguk mendengar nya.

"Tapi kok kamu kayak gelisah gitu tadi" kata Fika heran.

"Gak aku gapapa kok, kamu tenang aja" jawab Rey sambil memgelus pipi Fika lembut.

"Yah udah kita pulang yah udaj selese kan makan nya" ucap Rey.

"Udah Rey ayok pulang udah malem juga nih ntar di cari in mama papa" setelah itu mereka melakukan perjalanan ke rumah Fika. Akan tetapi tiba - tiba di per tengah an jalan Fika kesakitan dia seperti memegang dada nya sakit. Yah sekedat info saja sebenar nya sedari dulu Fika memang mengidap penyakit hati makanya ia sering seperti itu mungkin penyakit nya kambuh dan Rey sudah memgetahui itu semenjak menjalin hubungan dengan Fika. Biasa nya Fika kambuh saat memakan sesuatu yang mungkin di larang untuk penyakit nya.

"Arghhh sakit Rey!" Ucap Fika kesakitan sambil meremat dada nya. Dan sontak seketika Rey menghentikkan mobil nya di pinggir jalan.

"Hey, kamu kenapa kamu tenang yah kamu bawa obat kan?" Tanya Rey panik. Dan Fika menggeleng menjawab pertanyaan dari Rey. Dan itu semakin membuat Rey semakin panik.

"Mm yah udah kita ke rumah sakit sekarang yah Fik" tanpa babibu setelah mengatakan itu Rey menancap gas mobil nya segera.

🌼🌼🌼

Setelah sampai di rumah sakit Rey mulai berlarian mencari dokter dan suster ia semakin cemas dan panik pasal nya waktu perjalan menuju ke sini Fika sudah jatuh pingsan. Ia menyesal sudah membiarkan Fika makan makan an sial an itu.

"Suster! Dokter dok! Tolong pacar saya"

"Mas nya tunggu di luar yah biar dokter memeriksa pasien terlebih dulu" setelah mengatakam itu susyer menutup ruang UGD. Rey menunggu di depan pintu ruangan mengusap wajah nya gusar, ia takut terjadi sesuatu pada Fika.

"Gue harus hubungin mama Fika sekarang"

"Hallo tante"

"Hallo Rey, dimana Fika ini sudah malam nak kenapa belum antar Fika pulang juga?" Terdengar suara mama Fika di sana.

"Mm maaf tante ini salah saya" mendengar perkataan Rey mama Fika semakin di buat bingung dan berubah gelisah ntah kenapa.

"Fika sakit nya kambuh lagi tante, sekarang aku lagi nunggu in Fika di rumah sakit"

"Aduh gimana ini mmm yah udah tante ke sana sekarang yah" ucap mama Fika terdengar panik.

"Iya tan, aku tunggu di sini yah" jawab Rey akhir nya.

"Iya Rey" setelah mendengar perkataan dari mama Fika Rey mematikan telfon nya. Tak lama menunggu akhir nya mama Fika datang.

"Rey, gimana keadaan Fika" tanya mama Fika.

"Belum tau tante, dokter nya belum selese meriksa nya" ucap Rey. Tak lama setelah itu dokter keluar.

"Dengan keluarga pasien" tanya dokter.

"Saya mama nya dok, bagaimana keadaan anak saya?" Tanya mama Fika sedikit khawatir.

"Baik, jadi dengan berat hati saya katakan kondisi pasien saat ini sangat sudah parah sekali mengingat penyakit ini bukan lah penyakot biasa saja dan pasien harus segera mendapat kan donor hati se cepat nya kalau tidak itu akan ber pengaruh pada keselamatan pasien saya kira cuma itu yang saya katakan permisi" setelah mengatakan itu dokter melenggang pergi.

Setelah mendengar perkataan dokter barusan Rey ter duduk lemas ia tak tahu harus melakukab apa di satu sisi ia tak ingin kehilangan Fika, Fika itu separuh hidup nya cinta nya.

"Jangan tinggalin aku Fik, aku gak bisa tanpa kamu" batin Rey lirih.

Vote and coment.

 REYHAN (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang