1. WRITERS BLOCK

173 26 36
                                    

Kipas angin berderu dikamar, berputar-putar menggerakan baling-balingnya. Sore hari cukup cerah, sekitar jam 15.00 WIB. Didalam kamar bercat didominasi oleh warna biru, seorang gadis dengan kaos ungu juga celana pendek biru menghadap laptopnya. Telinga disumbat earphone yang menyajikan lagu-lagu bersifat menenangkan pikiran.

Saat ini dia tengah serius berpikir. Mengenai hal apa yang akan ditulis dalam aplikasi khusus menulis di layar sedang itu. Sebab sejak tadi, masih saja kosong-melompong.

"Gawat, otak gue blank." Matanya melebar. Mendadak rasa kantuk akibat maraton anime tadi malam hilang begitu saja. Ludah ditelan berkali-kali. Celaka, padahal karya yang sedang di perjuangkan akan dikirim ke penerbit karena telah mendaftar mengikuti event khusus dalam waktu dekat. Kalau tidak, bisa-bisa di diskualifikasi. Menyia-nyikan perjuangan selama beberapa minggu.

Menggaruk kepala yang semakin gatal, rambutnya kusut tidak terurus. Entah sudah berapa hari tidak keramas. Bau badan semerbak dikamar tidak dihiraukan.

"Tau ah, males! Bodoh amat sama deadline, penerbit, editor atau apapun itu!" Memilih menyerah, dimatikkannya laptop lalu bergerak menuju kamar mandi. Jika hari ini tidak dapat pencerahan. Masih ada hari esok.

Sedang asik mandi, membersihkan sekujur tubuh yang hampir dua hari tidak diguyur air. Gerakkan gadis itu terhenti. "Lah, besok kan senin lagi! PR dari Pa Yudi belum gue kerjain!" Ingin rasanya dia menghilang saja, ditimpa rasa sial beruntun membuat kehilangan semangat hidup.

Perkenalkan, namanya Anastasia Lyna. Pelajar SMK umur enam belas tahun. Sosok gadis yang bisa dibilang mempunyai kepribadian anti sosial. Sampai-sampai menurutnya dibanding ikut memilih salah satu kegiatan eskul dihari minggu dan sabtu seperti teman sekelas yang lain. Lebih baik maraton anime dan membaca novel. Mendekam dikamarnya yang hangat.

Dia hampir mustahil meninggalkan rumah, menginjakkan satu langkah keluar pintu kamar saja tidak. Kecuali jika ingin makan, atau mengambil sesuatu yang penting. Jangan salahkan Anastasia, salahkan saja dunia yang enggan menerima mahluk sepertinya.

***

"Mau dipikirin bagaimana pun tetap sama." Seusai mengerjakan setumpuk PR, Anastasia kembali seolah berkelahi dengan laptop. Dia tatap tajam benda tidak bersalah, seolah punya dendam besar. "Datanglah inspirasi, isilah otak kosong gue! Kalo ga mending ngilang dari bumi!"

Anastasia beringsut duduk, dia dapat sebuah ide bagus. "Ah, tanya temen-temen sekelas aja! Siapa tau ada yang ikhlas bantu?"

Sedetik, si penyuka warna biru kembali membanting tubuh ke kasur. "Temen sekelas kayak gitu gue mana punya! Halah, dasar bego!"

***
Catatan:
Ini cuman cerita hasil gabut. Jangan dibawa serius.

Tertanda,

Author Evanaa88.

ANASTASIA LYNA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang