Fourtheen

78 12 0
                                    

Kebiasaan baca ga follow

Follow ga vote

Vote ga komen

Walau book ini udah tamat dan kalian baru baca nanti, ttp komen yahhh sksk

Lanjut aja deh...

•••••••

Dengan susah payah lisa mengusir leano agar pergi dari sini, hingga leano mau tak mau menaiki motor besarnya dan pergi pulang berbasah basahan.

Lisa menghela nafasnya saat merasa kini ia sendirian, wanita itu akhirnya berjalan pulang lagi lagi di hujani ribuan rintik air.

Tok
Tok
Tok

Angin yang semakin lama semakin kencang, langit yang semakin lama semakin gelap membuat lisa merasa darahnya membeku.

Bibir lisa pun bahkan bergemetar, lisa memeluk dirinya sendiri. Wajah gadis itu pucat. "Pa...papi, bukain pi lisa kedinginan"

Pinta lisa, namun tak ada respon sama sekali. Garda mengintip adik nya dari atas jendela kamarnya, lelaki itu sudah di kurung oleh reyhan. Ada sedikit tatapan kasihan dan kecewa yang tercampur di mata garda.

"Gue ga nyangka, demi lo mau jadi model utama sampai lo mau ngebunuh temen lo lis"

Gumam garda sambil menggeleng, pria itu menutup tiari jendelanya dan membiarkan lisa menjalani hukuman nya. Walau garda sangat menyayangi lisa, namun laki laki itu akan bersikap tegas pada adiknya jika adiknya berbuat salah.

>>>>>>>>>>

Hari semakin malam, bahkan sudah jam 9 malam hujan tak kunjung berhenti. Lisa dengan tubuh yang mulai kering, duduk bersandar pada pintu rumah.

Wanita itu melekukkan kedua kakinya dan menenggelamkan kepalanya di tangan yang ia silangkan, benar benar tak ada lagi kehangatan di tubuh nya.

Tap
Tap

Suara langkah kaki seseorang terdengar, hingga orang itu melempar sesuatu pada lisa. Kain.

Lisa mendongak dengan mata sayupnya dan memegang kain itu, tidak... Itu selimut, bermotif belalang hijau.

Azis berdiri di sana memegang sebuah payung, "Ga usah protes, kali ini belalang nyelamatin lo"

Lisa membenarkan duduk nya danmengamati seluruh inci dari kain selimut bermotif belalang hijau itu, hingga lisa berdiri.

Wanita itu berjalan ke arah kursi teras kayu yang panjang itu dan mengambil makanan dodol, ia menggenggam nya.

Di perbatasan rumah, lisa mengambil tangan azis dan memberinya lalu menggenggam tangan laki laki itu. "Tuh buat lo, kali ini anjing juga nyelamatin lo"

Azis membuang nya begitu saja, "Stress.. Lo kira gue makan makanan anjing?"

Lisa menggaruk tengkuknya yang tak gatal, "Iya, kan lo anjing"

Azis mendengus kesal, hingga ia mulai berjalan menjauh dari sana untuk pulang ke arah rumah nya di sebelah rumah lisa persis.

"Najisss!! Mau kemana lo? , ehhh btw tenkyuuu yaaa"

Sudah biasa bagi lisa di acuhkan oleh musuh bacotan nya itu, hingga lisa mengambil tas dan selimut itu.

Tas nya ia gunakan sebagai bantalan, sementara ia berbaring di kursi kayu panjang teras di rumah nya dan menyelimuti tubuh nya.

𝐒𝐚𝐲 𝐋𝐚𝐥𝐢𝐬𝐚Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang