25

1.7K 248 15
                                    

Yang nanya habis 23 kok 25 🙏🙏🙏🙏 Part 24 aku Skip ya... Itu tentang Joya, Joe dan Virgo doang kok... Jawaban dari yg kmren.

Mungkin kalian udh bisa nebak, tapi rincian lengkapnya di Part 24. Semoga kalian gak salah tebak ya masalahnya kenapa🤭🤭🤭

-
-
-



Darren mencium kening Joya yang menunggunya pulang kerja hingga larut malam. Hari ini ada pelayanan operasi mata katarak yang dilakukan di rumah sakit tempatnya bekerja sehingga ia pulang larut, hampir tengah malam.

Sebenarnya tidak tega meninggalkan Joya sendirian di rumah yang besar yang dihadiahkan oleh orangtua Joya tersebut. Meskipun ada beberapa pembantu juga security yang artinya Joya tidak benar-benar sendirian, tetap saja ia merasa Joya pasti kesepian tanpanya.

Para pelayan biasanya tidak memasuki rumah utama lagi kecuali di panggil melalui telepon paralel. Mereka tinggal di sebuah rumah kecil seperti mess di belakang rumah utama. Sedangkan security berjaga di posko keamanan depan.

"Aku sudah minta kamu tidur kenapa masih menunggu?" Tanya Darren lembut sedikit membungkukkan tubuh.

Joya hanya menggelengkan kepalanya lalu mengulurkan tangan minta dipeluk. Dengan senang hati Darren melakukannya. Ia sangat rindu Joya. Ia bahkan tak sempat menelepon Joya berlama-lama hari ini karena terlalu sibuk.

"Kamu mandi dulu, pasti capek kan? Mau makan sesuatu?" Tanya Joya. Ia tahu Darren biasa dapat makan malam dari rumah sakit sehabis bekerja tetapi ia tetap menawarkan siapa tahu Darren ingin makan sesuatu.

Darren mendekati telinga Joya dan berbisik, "Mau makan kamu, sayang..." Ucapnya membuat wajah Joya merona.

Joya teringat akan pesan Virgo, bahwa ia harus mengendalikan hati Darren. Yah, sebenarnya hal ini berlaku pada setiap wanita sih, istri harus bisa membuat suaminya bertekuk lutut agar tidak ada celah bagi wanita lain masuk ke hati dan merusak keharmonisan rumah tangga.

Joya mengalungkan tangannya ke pundak Darren. "Bukannya capek?" Godanya membuat lutut Darren lemas.

Darren mengunci pintu rumah lalu menggendong Joya ala bridal menuju lift di rumah. "Mana bisa capek lihat istri merayu begini." Ucap Darren tersenyum manis.

"Kamu lihat saja bagaimana hebatnya suamimu ini setelah mandi nanti. Kamu pasti akan semakin cinta kepadaku." Ucap Darren penuh percaya diri.

Joya tertawa mendengar Darren. Pria-nya yang bersikap dingin tapi ternyata sangat hangat dan panas di waktu-waktu tertentu.

Ya... Joya tidak boleh menyerah. Menjadi istri Darren bukan akhir tetapi baru awal dari kehidupan cintanya. Jika ia ingin bahagia ia harus membuat Darren benar-benar mencintainya, meskipun itu harus memanfaatkan rasa iba.

---

Darren mengecup bibir Joya mesra dan dibalas Joya dengan senang hati, namun tiba-tiba ciumannya terhenti dan Darren menatap wajah Joya lekat.

"Katakan apa yang jadi beban pikiran kamu." Ucapnya. Ia sedang dalam posisi menindih tubuh Joya, tapi pikirannya terganggu dengan tatapan kosong Joya.

"Aku nggak punya beban pikiran." Jawab Joya berbohong.

Darren memperhatikan wajah Joya lalu menyentuh pipi Joya lembut. "Aku tahu saat kamu senang ataupun susah. Aku tahu saat ada yang kamu pikirkan ataupun tidak. Kamu terlalu polos untuk dibaca, Joya." Ucapnya.

Bola mata Joya berputar berusaha menghindari tatapan mata Darren.

"A.aku cuma. Ehm."

"Kamu merahasiakan sesuatu?" Tanya Darren.

My Man (Sequel MBA-my Beloved Aryana)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang