23

1.8K 284 12
                                    

Darren membawa Joya ke kamar mereka sambil mencium Joya seolah takut Joya berubah pikiran. Pernikahan ini akan sempurna ketika mereka sudah benar-benar bersatu.

Darren tersenyum. "Ayo kita mandi bersama." Ajak Darren.

"Darren aku malu..." Ucap Joya tetapi Darren tak mau dengar penolakan lagi. Juniornya sudah menegang. Ia tak mau mandi air dingin lagi malam ini. Ia mau mandi air hangat, kalau perlu berendam berdua dengan Joya di bathtub.

Ia lalu menggendong Joya ke closet duduk dekat shower dan mendudukkan nya.

Darren melepas pakaiannya satu persatu dihadapan Joya, membuat Joya salah tingkah dan bingung. Ia ingin menggoda Joya, seperti Joya yang sering menggodanya dengan hal-hal mengejutkan sebelumnya seperti menciumnya tiba-tiba atau memeluknya.

Darren telanjang tanpa memakai apapun. Joya berusaha tak menatapnya tetapi hati kecilnya berontak, sisi liarnya muncul begitu saja. Ia merasakan sesuatu yang berdenyut di area sensitifnya kala Darren telanjang di hadapannya.

Darren menghidupkan air shower lalu mandi dibawah pancurnya yang ia biarkan menggantung di dinding. Ia mulai memakai shampo dan sabun.

Astaga... Joya merasa wajahnya merah padam. Entah apa yang ia pikirkan sekarang, yang pasti badannya panas-dingin, perutnya bergejolak, tenggorokannya tercekat, dan bagian sensitifnya malah semakin cenat-cenut.

Darren menoleh ke arahnya tersenyum puas melihat wajah merah Joya. "Apa aku berhasil menggodamu?"

"Hah? A-Appa?" Joya terciduk tengah menikmati tubuh Darren.

Darren tertawa tanpa suara. Ia mendekati Joya lalu berkata "Sentuh aku."

"Ha?!" Joya melongo.

"Aku milikmu. Hatiku, tubuhku diriku, dan masa depanku, adalah milikmu, dan aku ingin dimiliki olehmu." Ucap Darren serak.

Joya menunduk malu. Darren memang suaminya tapi kalimat Darren seolah vulgar baginya, seperti menggoda atau apa. Tapi bukankah Darren memang sedang menggoda Joya?

Darren mendekati Joya dan mengangkat wajah Joya kemudian ia menunduk mencium bibir Joya, melumatnya lembut, lalu mulai menghisap bibir serta lidah Joya membuat mereka saling bertukar liur tanpa disadari.

Joya merasa semakin panas dan gerah. Kepalanya juga mulai pusing dan tubuhnya menginginkan sesuatu yang lebih dari sekedar berciuman.

Darren melepas ciuman mereka lalu melepas kaos yang dipakai Joya dengan perasaan menggebu-gebu. Joya bisa merasakan gairah suaminya, dengan jelas matanya melihat milik Darren menegang.

Setelah semua pakaian Joya dilepas, Darren tak bisa memalingkan pandangan sedetikpun dari tubuh Joya. Meskipun masih ada tampak bekas memar, tapi secara keseluruhan Joya begitu indah.

Darren harus mengakui, perawatan yang dilakukan Joya selama ini tidak sia-sia. Kulitnya bersih, bercahaya dan ia benar-benar ingin memiliki Joya seutuhnya.

Darren menggendong Joya membawanya ke lantai dibawah shower lalu dengan gemetar ia mulai menyentuh kulit pundak Joya lalu menelusuri tangannya sampai ke jari-jari Joya lalu meraihnya dan mencium punggung tangan Joya dan telapak tangannya.

Sangat erotis dibawah guyuran air shower, membakar panas tubuh keduanya padahal mereka tidak menggunakan air hangat.

Kamu semanis ini kah saat dengan Tatiana??? Entah kenapa pertanyaan konyol itu muncul dihatinya tetapi ia tak berani melontarkannya.

Darren menyatukan kening mereka. "Aku suka kita bisa seintim ini. Aku tidak ingin ada jarak apapun diantara kita."

Mata Joya tak bisa lepas dari bibir merah alami Darren. Dibawah guyuran air shower, dalam dekapan hangat pria yang sudah jadi suaminya tersebut ia pun memberanikan diri melepas rasa sayangnya ke Darren. Memeluk erat pundaknya, membiarkan payudaranya menempel di kulit dada Darren yang seketika memberikan efek sengatan di pusat sensitif keduanya.

My Man (Sequel MBA-my Beloved Aryana)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang