Sudah selesai di REVISI YA tp kalo msh ada Typo mohon maaf. 🙏
❤️❤️❤️
"Jika kalian berniat mesum gue bisa balik sekarang..." Ucap Paulo.
Darren dan Joya yang entah bagaimana sudah berdekatan wajah bahkan tubuh yang bisa dikatakan hampir menempel seketika menjauhkan diri karena terkejut.
Paulo menyunggingkan senyum. Sepertinya ia tidak perlu membantu pasangan itu terlalu banyak.
Joya sudah berusaha dengan baik, dan sepertinya kebekuan hati Darren mulai mencair. Darren hanya terlalu keras kepala untuk bisa menerima cinta baru dalam hidupnya, terlalu gengsi mengakui jika ia bisa jatuh cinta lagi.
Tatiana menyakitinya terlalu dalam. Kalau saja Tatiana mampu bertahan, bahkan dengan penolakan Mama Darren, mereka pasti jadi pasangan paling bahagia saat ini. Tetapi syukurlah ada Joya.
"Ayo kita makan." Ajak Joya memasukkan potongan ikan ke mulutnya, mengunyah lalu kemudian membasahi bibirnya singkat dengan usapan lidahnya sendiri, semuanya tak luput dari pandangan mata Darren.
Salahkan otak atau apalah dalam dirinya. Menatap bibir mungil itu bergerak-gerak seolah memancing sesuatu dalam dirinya. Bayangan Joya kala mabuk menciumnya muncul begitu saja. Darren segera berpaling saat ia rasakan jantungnya kembali berdetak cepat dan tenggorokannya tercekat.
"Muka loe kok merah gitu bro..." Goda Paulo membuat Joya menoleh menatap wajah Darren yang memang merah bahkan sepertinya bertambah merah lagi.
Darren mengumpat dalam hati sementara Paulo cekikikan. Joya mengernyit bingung. Papa sih boleh player, adik dua lelaki kategori playboy, tapi Joya... jauh dari kata berpengalaman. Ia tak mengerti kenapa Darren tiba-tiba merona.
"Kalian bahas apaan sih?" Tanyanya bingung.
"Tidak ada. Ayo makan." Kata Darren mendahului mereka ke meja makan mungil di pantry.
"Ah... Berhubung kursi hanya ada dua dan ada panggilan untuk operasi SC, gue sepertinya tidak ikut makan malam dengan kalian. So have nice dinner..." Kata Paulo dan Joya tersenyum senang.
Pria ini pengertian sekali... pikirnya.
"Darren... Jangan menahan hati loe, man..." Kata Paulo sebelum pergi.
"Shit!" Umpat Darren tanpa sadar.
Joya berpikir sejenak mencerna kalimat Paulo. "Apa kamu menahan hatimu padaku, Darren?" Tanyanya.
"Tidak ada yang perlu ku tahan. Makanlah. Lalu cepat pulang. Aku lelah."
Joya cemberut. "Aku tidak bawa mobil. Kamu harus mengantarku pulang."
Darren mendesah.
"Bisakah kamu tidak merepotkan orang lain?"
Joya menggelengkan kepalanya. "Tidak. Aku harus selalu merepotkan kamu. Semakin kamu terganggu, semakin banyak waktu yang kamu habiskan memikirkan aku." Ucap gadis itu dengan ekspresi cerianya. Joya ini selalu tampak ceria seolah tak pernah kenal masalah.
Darren tanpa sadar menyunggingkan senyuman.
"Darren? Apa kamu baru saja tersenyum?" Tanya Joya tak yakin. Ia merasa Darren baru saja tersenyum meskipun sangat sedikit. Darren menoleh dan menatapnya tanpa ekspresi. Sepertinya sistem pendingin ekspresi nya mulai bekerja maksimal.
"Jangan bermimpi saat kamu masih bangun. Aku tidak pernah tersenyum padamu." Katanya.
"Kalau begitu kenapa kamu tidak mulai tersenyum padaku? Sini aku ajarin, senyum..."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Man (Sequel MBA-my Beloved Aryana)
RomanceDewasa 21+ "Hai... Nama gue Joya. Gue anaknya dr.Aryana dan pengusaha properti Joe Hansen." perempuan muda nan cantik itu mengulurkan tangannya pada seorang pria berjas putih berkaca mata. Sedetik-dua detik-lebih dari sepuluh detik. TIK.TOK.TIK.TOK...