11. Always there for you

145 21 6
                                    

"APA?! MAMA SAMA KAKAK MAU PERGI KE RUMAH NENEK LAGI?"tanya Xinhao.

"Iya. Kata Bibi, Nenek sakit lagi. Jadi, kau di rumah saja ya? Malam ini, Kakak sama Mama pergi, tidak tau harus kembali kapan, tetapi kami akan segera pulang, Xinhao." Jawab Jiaqi.

Xinhao tertawa mendengar jawaban Jiaqi, layaknya lelucon, ia terhibur dengan jawaban kakaknya itu.

"Ini Xinhao gak salah dengar? Kalian akan meninggalkanku sendirian di rumah?"

Xinhao tertawa, benar-benar mengelitik, Xinhao tak percaya ini.

"Kalian akan membiarkanku di rumah? Aku pasti ikut, kan? Siapa yang akan mengurusku? Ditinggal Kak Jiaqi ke Supermarket saja, shower saja rusak, bagaimana ditinggalkan lebih dari sehari? Hangus sudah rumah ini." Ucap Xinhao.

"Oleh karena itu, Mama akan menitipkanmu pada Bunda Sahara." Ucap Syafira.

'Memangnya aku barang pake segala di titipkan? Tidak, jika aku di titipkan ke Bunda, aku akan tinggal bersama Zhixin. Tidak, aku tidak mau' batin Xinhao.

"Tidak. Aku mau ikut saja!"ucap Xinhao.

"Kami memaklumi sifatmu yang keras kepala, Xinhao. Tetapi untuk sekarang, tolong mengertilah! Apa kau ingin libur lagi? Tidak, sudah seminggu kau tidak sekolah dan tidak ingin sekolah lagi?"ucap Jiaqi.

"Iya, Xinhao. Untuk sekarang, bersikap dewasalah! Kau sudah kelas dua SMA, meski umurmu baru empat belas tahun, kau harus bisa mandiri!"kata Syafira.

Xinhao diam, ia tau itu, ia harus bisa mandiri, tidak perlu diceramahi dulu baru mengerti.

"Baiklah. Tapi, aku mau tinggal di rumah! Aku tidak ingin tinggal di rumah Bunda apalagi tidur satu kamar dengan Zhixin." Kata Xinhao.

Hal itu pun disetujui oleh Syafira dan Jiaqi.

Malamnya, Syafira dan Jiaqi akan segera pergi, mereka telah menyiapkan barang-barang yang akan mereka bawa dan sudah memasukkannya kedalam mobil Jiaqi.

"Sahara, aku titip Xinhao, ya? Jika dia sangat keras kepala, kau marahi saja. Tidak apa-apa." Ucap Syafira.

'Ck, semua ibu seperti ini' batin Xinhao.

"Iya. Xinhao sudah seperti anakku sendiri, pastinya aku akan menjaganya." Ucap Sahara.

Syafira tersenyum pada sahabatnya itu. Ia dan Sahara sudah bersahabat dari kecil, tentu saja Syafira akan mempercayai Sahara.

"Xinhao, kau dengarkan apa yang dikatakan Bunda Sahara, ya? Telfon Mama jika ada sesuatu, jangan lupa makan, minum!"ucap Syafira pada Xinhao.

"Jangan lupa bernafas." Sahut Jiaqi.

"APA KAU KIRA NAFASKU TIDAK MANUAL?!"kesal Xinhao kesal.

"Kau ingat, kan? Jika ada apa-apa, atau kau takut di rumah sendiri, pergilah ke rumah Bunda!"

"Iya, Ma. Xinhao inget, Xinhao bisa. Mama jangan khawatir!"

Syafira percaya bahwa anak bungsunya ini bisa, mungkin ini adalah pelajaran pertama untuk Xinhao agar ia bisa mandiri.

Syafira dan Jiaqi pun memasuki mobil, mobil itu pun meninggalkan area rumah itu, menyisakan Xinhao, Sahara dan Zhixin di teras rumah Xinhao.

"Xinhao, hari ini kau mau tidur bersama Zhixin?"tanya Sahara.

"Gak usah, Bunda. Xinhao bisa sendiri." Jawab Xinhao.

"Baiklah. Jika kau merasa takut, ke rumah saja!"kata Sahara lalu pergi.

Hanya tertinggal Zhixin dan Xinhao saja. Zhixin ingin mengatakan sesuatu, tetapi ia takut Xinhao tak akan menggubrisnya.

"Kau yakin bisa sendiri?"tanya Zhixin memastikan.

Sweet Seventeen ː SuZhu ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang