2. The outside world

291 34 3
                                    

Sore harinya, Su Xinhao kecil mendatangi rumah Zhixin yang berada disebelah rumahnya.

"Bundahara, Zhixin mana?"tanya Xinhao ketika memasuki rumah Zhixin dan menemukan Sahara sedang duduk di ruang tamu sembari menonton televisi.

"Zhixin ada dikamarnya, sayang. Sana! Temani dia! Dia sedang mengerjakan PR nya." Ucap Sahara.

Xinhao kecil mengangguk, anak manis itu segera menuju kamar Zhixin untuk menemaninya.

Xinhao masuk ke kamar Zhixin yang tidak terkunci, menghampiri anak laki-laki yang sedang mengerjakan PR di meja belajarnya.

"Zhixin, ayo kita bermain!"ucap Xinhao.

Zhixin menoleh pada Xinhao yang duduk di atas tempat tidurnya, harus ia sesali untuk mengatakan hal ini, tetapi harus.

"Maaf, Shuai, PR ku masih banyak. Aku tidak bisa bermain bersamamu sekarang."

Tolakan yang dikatakan Zhixin membuat bocah manis yang duduk di atas tempat tidur itu menjadi cemberut.

"Kerjakan saja PR mu itu nanti! Sekarang, bermainlah bersamaku!"paksa Xinhao.

"Jika aku tidak mengerjakan PR ku, aku akan dimarahi Bunda, apa kau mau aku dimarahi Bunda?"tanya Zhixin.

"Tidak ingin." Jawab Xinhao.

"Ya sudah."

Zhixin melanjutkan mengerjakan PR nya, membuat bocah manis itu semakin cemberut. Selalu saja seperti ini, tidak jarang Zhixin menolak ajakan Xinhao untuk bermain bersamanya.

Xinhao turun dari tempat tidur, ia mendekati Zhixin, berdiri disebelahnya, berusaha melihat buku-buku Zhixin yang ada di atas meja.

"Apa yang kau lakukan?"tanya Zhixin.

"Jika kau terus memperdulikan PR mu, maka aku juga ingin mengerjakan PR sepertimu." Jawab Xinhao.

"Maksudmu?"

"AKU MAU SEKOLAH!"

"Kau masih kecil."

"Kau juga masih kecil!"

"Kau bocah."

"Kau juga!"

Zhixin menatap Xinhao, anak ini benar-benar keras kepala, tetapi Zhixin tak perduli, meski menyebalkan, kesabaran Zhixin sebagai seorang kakak memang jangan diragukan.

"Kenapa kalian bertengkar?"tanya Sahara yang tiba-tiba memasuki kamar Zhixin, menghampiri kedua bocah yang sedang adu mulut itu.

"Si bayi ini, ingin bersekolah sepertiku. Bunda, katakan! Dia masih kecil, belum bisa bersekolah, kan?"ucap Zhixin pada Sahara.

"Bunda, aku bisa sekolah seperti Zhixin, kan?"tanya Xinhao.

"Bisa, sayang. Siapa yang bilang tidak bisa?"

"Wleee.." Ejek Xinhao pada Zhixin.

Anak itu bahkan menjulurkan lidahnya kepada Zhixin. Jika saja peran Zhixin bukan sebagai kakaknya Xinhao, pasti dirinya akan membuat anak itu menangis, tetapi Zhixin itu kakaknya, tidak akan membiarkan siapapun membuatnya menangis, bahkan dirinya sendiri.

"Oke, siapa yang akan menjagamu?"tanya Zhixin.

"Tentu saja kau." Jawab Xinhao.

Baiklah, sekarang, bukan hanya di rumah saja Zhixin akan menjaga dan terus bersama Xinhao, bahkan nanti di sekolah pun begitu. Sanggupkah Zhixin? Kita lihat saja nanti.

 Sanggupkah Zhixin? Kita lihat saja nanti

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sweet Seventeen ː SuZhu ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang