1. Little brother

812 49 1
                                    

"Bunda, apa Mama Syafira bakal lahirin adik Zhixin?"

Tanya laki-laki kecil itu pada Bundanya yang duduk disebelahnya. Anak laki-laki yang usianya baru dua tahun itu duduk bersama Bundanya didepan ruang ICU.

"Iya, sayang. Kamu bakalan punya adik sebentar lagi. Sekarang, doain semoga Mama Syafira diberi kekuatan ya!"ucap seorang wanita yang duduk disebelahnya, Bunda Sahara, atau yang dipanggil dengan Bundahara.

'Tuhan, beri kekuatan kepada Mama Syafira supaya bisa lahirin adik Zhixin, Zhixin gak mau Mama Syafira kenapa-napa, dan Zhixin mau calon adik Zhixin lahir ke dunia ini'

Doa dari hati si kecil itu benar-benar tulus, di satu isi ia tidak ingin sahabat Bundanya yang sudah seperti orangtuanya kenapa-napa, di sisi lain ia juga tidak ingin perjuangannya untuk menjaga calon adiknya selama ini sia-sia.

Sudah sedari tadi ibu dan anak itu duduk sembari menunggu diluar ruang ICU, menunggu kabar baik yang akan membuat hati mereka lega.

Didalam sana, seorang ibu sedang berjuang untuk melahirkan anaknya, ia mati-matian untuk bisa melahirkan anaknya ke dunia meskipun seorang diri.

Seorang anak kecil berusia lima tahun berlari kecil menghampiri ibu dan anak yang duduk didepan ruang ICU itu. Anak yang masih duduk dibangku taman kanak-kanak itu sepertinya sangat khawatir, dengan tas mungilnya yang ia gedong di belakang dan sebuah botol minum yang ada di lehernya ia menghampiri Sahara.

"Tante Hara, gimana Mama?"tanyanya.

Wanita yang bernama Sahara itu menarik anak kecil itu, memeluknya agar anak itu jangan khawatir.

"Jangan khawatir, Jiaqi, Mama kamu bakal baik-baik aja." Ucap Sahara.

Ma Jiaqi, itu namanya, anak pertama dari sahabat Sahara yang sedang berada didalam ruang ICU sana.

"Kakak Jiaqi, jangan khawatir! Mama Syafira pasti bakal baik-baik aja."

Ucapan itu membuat Jiaqi sedikit tenang, Jiaqi beralih duduk disebelah anak kecil itu, menatapnya dengan tatapan yang berbeda.

Tak lama kemudian, mereka mendengar suara bayi menangis dari dalam ruang ICU, dengan segera mereka langsung memasuki ruang ICU itu.

Dan benar saja, didalam sana, ada seorang wanita yang sedang menggendong seorang bayi yang masih merah itu dengan peluh yang bercucuran.

"Mama.." lirih Jiaqi menghampiri perempuan itu.

"Jiaqi, Zhixin, adik kalian sudah lahir." Ucap wanita.

Sebuah senyum terlukis di wajah kedua anak yang disebut wanita itu, begitu juga Sahara, senyum yang menandakan kebahagiaan, terbayar sudah kekhawatiran mereka tadi.

"Ma, kita kasih dia nama siapa?"tanya Jiaqi.

"Kau ingin menamainya apa?"tanya wanita itu, Syafira.

"Karena tadi Jiaqi di sekolah belajar bahasa Mandarin, terus Laoshi Jiaqi kasih tau contoh nama Mandarin, Jiaqi mau kasih nama dia Su Xinhao." Jawab Jiaqi.

"Nama yang bagus, Jiaqi." Puji Sahara.

"Zhixin, kau ingin memanggilnya apa?"tanya Syafira.

"Karena dia tampan sepertiku, aku memanggilnya Shuai Shuai." Jawabnya.

Tawa renyah pun menghiasi suasana ruangan itu karena mendengar cara anak itu memanggil bayi yang baru lahir itu.

Ia menatap wajah bayi itu, sangat manis, ia berharap bayi itu akan tumbuh bersamanya, menjalani hari-hari yang indah bersamanya, menjadi temannya disetiap waktu.

Sweet Seventeen ː SuZhu ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang