7. Marah

199 24 2
                                    

"Apa kau tidak ingin mendengar penjelasanku?"tanya Zhixin pada Xinhao yang baru saja turun dari bis bersamanya.

"Tidak." Jawab Xinhao singkat.

"Ayolah, kita baru saja berbaikan. Masa iya marahan lagi sih." Ucap Zhixin.

Xinhao tidak berkata apapun, sembari berjalan menyusuri jalanan komplek perumahan itu, ia mendengarkan celotehan Zhixin, ia benar-benar malas mendengar ocehannya saat ini.

Sepanjang jalan hanya Zhixin yang berbicara, Zhixin terus berusaha untuk menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi.

Hingga akhirnya mereka sampai di rumah, Xinhao berhenti ketika ia sampai didepan rumahnya.

"Sudahlah, aku tidak ingin mendengar celotehan mu. Simpan saja itu, aku malas berbicara denganmu, Zhi."

Ucap Xinhao lalu masuk kedalam rumahnya, meninggalkan Zhixin yang masih berada didepan rumahnya.

Zhixin tidak akan menyerah, ia akan membuat Xinhao mau mendengar penjelasannya agar tidak terjadi kesalahpahaman, ia juga tidak ingin Xinhao yang sudah menjadi adiknya selama bertahun-tahun itu kecewa karna sebuah masalah kecil.

Zhixin tidak akan menyerah, ia akan membuat Xinhao mau mendengar penjelasannya agar tidak terjadi kesalahpahaman, ia juga tidak ingin Xinhao yang sudah menjadi adiknya selama bertahun-tahun itu kecewa karna sebuah masalah kecil

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Malam semakin larut, tetapi Xinhao belum juga menyelesaikan PR nya, ia tidak harus bagaimana agar menyelesaikan PR nya ini.

"Seharusnya aku tidak menemani Hang ke kamar mandi tadi siang agar aku bisa mengerti materi yang dijelaskan guru." Keluh Xinhao.

Xinhao membawa buku-bukunya pergi, ia menuju kamar kakaknya, Jiaqi. Ia berharap kakaknya itu mau mengajari materi yang belum ia pahami ini.

"Kak, ajarin Xinhao buat selesaiin PR dong!"ucap Xinhao duduk di pinggir ranjang Jiaqi.

Jiaqi yang sibuk dengan laptop dan tugasnya yang banyak tidak menjawab, pandangan cowok itu tak lepas dari layar laptopnya.

"Kak."

"Apa kau tidak melihat aku sedang mengerjakan tugasku juga? Kenapa tidak kau tanyakan pada Zhixin? Dia kan kakakmu juga, toh dia juga lebih pintar dari kakak kadang-kadang." Ucap Jiaqi.

"Males kalau tanya sama dia."

Jiaqi beralih menatap adiknya itu bingung.

"Oh ya? Apa kau sedang bertengkar dengannya?"tanya Jiaqi.

"Entahlah. Menurut Kak Jiaqi, wajar gak kalo Zhixin bagi perhatiannya ke orang lain? Selama ini kan, Zhixin cuman perhatian ke Xinhao doang, tapi kayaknya sekarang enggak lagi deh."

"Kau terlalu sensitif."

Xinhao menatap Jiaqi, tatapan kesal itu sebagai bukti kekesalannya karena kakaknya hanya berkata seperti itu padahal dia sudah bercerita.

"Sepertinya aku tidak akan menyelesaikan PR ku kali ini." Ucap Xinhao pasrah.

"MAMAAAA, XINHAO GAK MAU NGERJAIN PR!"teriak Jiaqi.

Sweet Seventeen ː SuZhu ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang