"Tidak bisakah Haechan diapresiasi?"
~Happy reading~
Di bawah pohon dengan suasana senja yang damai, Haechan, tokoh utama dalam cerita ini sedang duduk fokus membaca buku pelajaran yang ia bawa.
Dalam bab ini akan menceritakan kisah Haechan sebelum bertemu dengan Hwa Young. Ini akan bercerita tentang Haechan di sekolah dahulunya.
Haechan sendiri disini masih dalam pendidikan Sekolah Menengah Atas pertama(1), ia sudah berada di sekolah itu sejak Sekolah Menengah Pertama lalu pindah tepat setelah 3 bulan di jenjang Sekolah Menengah Atas pertama (1).
"Hei!" panggil seseorang secara tiba-tiba yang membuat fokus Haechan terhadap bukunya hilang. "Lagi ngapain lo?"
"Ba... Baca buku," jawab Haechan gugup namun ia berusaha menunjukkan senyumnya.
Orang itu ternyata tidak datang sendiri, ia datang dengan kedua temannya yang lain.
"Kenapa gugup gitu? Takut ya sama gue?" tanya orang tersebut dengan sombongnya, ia adalah Jack.
Haechan tidak menjawab, daripada salah ia lebih baik menutup bukunya secara perlahan dan memasukkannya ke dalam tas.
Jack adalah anak berandalan alias nakal di sekolahnya. Tak jarang ia suka menganggu anak-anak lain, anak-anak yang lugu dan lemah. Ia memiliki 2 teman yakni Nick dan Bram yang selalu menemaninya ketika pergi.
"Jawab!" Jack mencekeram bahu Haechan, menyuruh anak tersebut untuk berbicara.
"Ka... Kalian mau apa?" Haechan menjadi sangat takut dan gugup. Jack dan kedua temannya adalah anak yang kuat, bahkan tak jarang suka bermain fisik jika sedabg menganggu anak lain. "Tolong jangan ganggu aku."
"Justru itu, kita mau gangguin lo," Nick berucap dengan senyuman miringnya.
"Katanya lo punya penyakit gagal jantung ya? Jantung lo lemah, kan?" Bram bertanya padahal sudah tahu sejak lama.
Semuanya sudah tahu sejak bulan pertama di janjang Sekolah Menengah Atas, padahal dahulu di jenjang Sekolah Menengah Pertama tidak ada yang mengetahuinya. Semuanya tahu karena Haechan yang terkadang tidak masuk sekolah dikarenakan bolak-balik ke rumah sakit.
"Karena itu, gue mau uji seberapa lemah jantung lo," Jack membuat Haechan takut.
Keadaan di sekitar sedang sepi, tempatnya memanglah jarang didatangi orang ketika senja tiba.
Haechan yang ketakutan pun memeluk tasnya dengan rapat. Namun nihil Jack yang kekuatannya jauh lebih besar menyingkirkan tas Haechan dengan melemparkannya.
"Jangan takut, cuma mau uji doang kok."
Brugh...
Dengan sekali tarikan Jack membuat Haechan terjatuh dengan posisi tubuh telentang. Dengan sekilas ia menaruh kakinya tepat di dada Haechan. Menekannya dan membuat Haechan merintih kesakitan.
"Ja.. Jangan injak," lirih Haechan. Ia menahan kaki Jack agar tidak terus menginjak dadanya. Rasanya sangat sakit, Haechan sendiri hampir tidak bisa bernafas.
"Tunggu beberapa menit lagi ya, kita lihat lagi seberapa lemahnya jantung lo," Bram berucap dengan melirik jam tangannya menghitung menit yang berjalan.
Haechan terus merintih kesakitan dengan tangannya yang menahan kaki Jack. Tatapannya beralih ke arah semak-semak dimana ia melihat seorang anak lelaki yang berjongkok dan bersembunyi dengan menutup mulutnya ketakutan.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Promise - Haechan [TERBIT]
Fanfiction"Hidup adalah sesuatu yang harus kita jalani dan syukuri." - begitu katanya. Kata dia yang selalu kuat meski semesta menerkamnya dengan rasa sakit bahkan ketidak adilan. Dia yang katanya berjanji tidak akan pergi. Dia yang memberi tahu bahwa mataha...