28. Dia yang Juga Rapuh

188 10 0
                                    

"Hidup itu untuk dijalani, bukan dihentikan." - Haechan

~Happy reading~

Ini adalah sekilas kisah tentang Taeji...

Pagi hari itu Taeji telah siap dengan tasnya juga earphone. Suara gaduh pertengkaran dari kedua orangtuanya terdengat di meja makan. Mamanya yang memarahi sang ayah karena selalu mabuk, juga ayahnya yang malah menyalahkan mamanya karena terlalu pengatur. Padahal mamanya menasihati ayahnya karena uang untuk kehidupan sehari-hari selalu habis untuk alkohol yang dipakai ayahnya untuk mabuk.

Gaduh itu terus terjadi selama sarapan pagi berlangsung. Taeji hanya diam juga berusaha menulikan pendengarannya agar tidak mendengarkan keributan itu yang membuat kepalanya sakit.

"Taeji pergi," pamitnya kepada kedua orangtua usai siap memakai earphone dan tas, namun sayangnya pamitnya itu tidak direspon sama sekali. Taeji masa bodo, yang terpenting adalah ia ke sekolah tidak terlambat dan bisa keluar dari kegaduhan yang terjadi di rumahnya.

Sesampainya di sekolah ia langsung masuk ke dalam kelas dan menundukkan kepalanya sembari menutup mata. Ia berniat tidur sebentar sebelum pelajaran dimulai, jujur saja semalam ia kurang tidur sebab kegaduhan kedua orangtuanya selalu saja terjadi membuat rasa tenangnya untuk tidur terganggu.

Harapan Taeji saat berada di kelas adalah ketenangan, namun sepertinya ia salah besar. Ketenangan yang ia harapkan kini luntur tatkala Jack datang dengan tujuan yang tak lain adalah mengganggunya.

"Lo tidur?" Jack bertanya dengan mengangkat dahi Taeji menggunakan telunjuk tangan. "Kerjain pr gue dong, lo anak rajin."

Taeji menatapnya lalu menggeleng, "Gak bisa, aku capek," ia langsung membuang muka dan tidak ingin menatap Jack.

"Sok kecapean, CEPETAN KERJAIN!" sarkas Jack seraya memukul meja.

"GAMAU!" Taeji menatapnya nyalang, ia menjadi berani terhadap Jack. Moodnya saat ini tidaklah bagus karena masalah dari keluarganya, akibatnya ia menjadi mudah emosi.

"Lo berani sama gue?" kini Jack menatapnya disertai senyuman miring yang menyeramkan.

"Bu... Bukan gitu..." Taeji menjadi takut. Ia benar-benar bodoh telah berani terhadap Jack, ia seolah memasukkan dirinya sendiri ke dalam kandang singa.

BUGH!

Satu pukulan melayang di wajah Taeji, pukulan itu begitu keras hingga mengakibatkan hidungnya berdarah.

"Capek dengerin keributan orangtua ya?" Jack bertanya seraya menarik earphone dari telinga Taeji. Ia tahu tentang latar belakang keluarga Taeji yang memang tidak ada ikatan keluarga yang harmonis. "Kasian banget broken home kayak lo menderita," Jack mengejek sinis lalu pergi meninggalkannya.

Tepat setelah Jack pergi, satu notifikasi masuk di handphonenya.

Mama
|Kamu ikut mama atau ayah?

Pesan itu masuk ke handphonenya dan ia tidak menjawabnya. Kalimat dari pesan yang dikirim itu merupakan kalimat yang sangat ia benci.

.

.

.

"ARGHHH!!! KENAPA SIH SEMUANYA GAK BISA JADI LEBIH MUDAH?!!" Taeji berteriak frustasi di rooftop sekolah. Ia benar-benar lelah dengan keadaan hidupnya.

Ia berdiri dan berniat melompat, namun sebuah kertas kecil dengan sticker matahari mengalihkan perhatiannya. Ia mengambilnya dan membukanya.

I Promise - Haechan [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang