22. Keinginan di Atas Kertas

118 14 1
                                    

"Semoga terkabul"

~Happy reading~

Sebelumnya...

"Chan, di persahabatan kita ini aku menganggap kamu sebagai matahari. Lalu kamu menganggap aku apa?" Malam itu Hwa Young mencoba bertanya.

Haechan terdiam sebentar memikirkan jawabannya.

"Semesta aku," jawab Haechan.

Hwa Young justru tertawa mendengarnya. Baginya seperti ada kesalahan bahkan aneh dalam jawaban Haechan.

"Kok kayak terbalik gini sih Chan?" Hwa Young bingung. "Menurut aku, aku gak terlalu pantas bahkan cocok untuk jadi semestanya kamu. Yang selalu nolong aku, bahkan memberi aku kekuatan dan kesadaran tentang masih adanya harapan hidup itu kamu. Seharusnya kamu yang jadi semesta aku, bukan aku yang jadi semesta kamu."

Haechan menggeleng, "Nggak, ini semua udah benar. Kamu yang memang semesta aku." Haechan menggenggam tangan Hwa Young. "Kamu akan tahu alasannya itu, nanti..."

Ingatan tentang malam tepat di bawah sinar rembulan setelah Haechan selesai latihan bersama tim musiknya masih teringat oleh Hwa Young. Tentang pembicaraan mereka, tentang Haechan yang menganggap dirinya sebagai semesta.

Ia bertanya-tanya, apa alasan dirinya menjadi semesta untuk Haechan? Apakah pantas dan sudah tepat? Ia berusaha mencari jawabannya sebab Haechan berkata bahwa dirinya akan tahu jawabannya itu, tetapi..., nanti...

~~•~~

Hari demi hari kian berlalu dan tanpa terasa besok adalah hari di mana Haechan akan mengikuti lomba menyanyinya. Yah, lomba menyanyi dahulu lalu tampil di acara ulang tahun sekolah setelahnya. Acara lomba diadakan lebih dulu sebelum ulang tahun sekolah.

Sekarang adalah tepat hari libur, semenjak pagi Haechan masih berdiam diri di kamarnya tanpa keluar. Bukan tidak mau keluar, hanya saja ia harus fokus belajar melatih bakat menyanyinya agar perlombaan besok berjalan dengan lancar. Ia sangat berharap bisa mendapat juara 1 dan membuat keluarganya bangga.

/chat
Hwa Young
| Haechan!

Satu notifikasi pesan masuk di handphone Haechan. Haechan pun membuka pesannya.

Hwa Young
| Kamu pasti lagi sibuk latihan.

Haechan
Hehhe iya, aku lagi latihan |

Hwa Young
| Semangat latihannya!
| Kamu udah makan?

Haechan
Kalo untuk makan belum |
Dari pagi aku belum keluar kamar |
Sibuk latihan, hehhe |

Hwa Young
| Jangan lupa makan
| Kamu boleh latihan keras tapi     jangan sampai lupa makan.
| Kamu harus sehat!

Haechan yang membaca pesan-pesan dari Hwa Young tersebut tersenyum. Sebegitu pedulinya gadis tersebut terhadap dirinya.

Haechan
Iya, sekarang aku mau makan kok | Makasih atas pedulinya dengan | seperangkat cerewet dibayar BESOK.|
Besok aku bayar kepedulian kamu|  dengan membawa kemenangan. |Kalo bisa menang, hehhe:)|

Diluar sana Hwa Young tertawa membaca pesan Haechan. Seperangkat cerewet? Dibayar besok, katanya?

Hwa Young
| Percaya, kamu pasti MENANG.
| yaudah, kamu makan sana.

Haechan pun membalas pesan terakhir.

Haechan

I Promise - Haechan [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang