15. Pertemuan Bertiga dan Perbincangan Malam

124 13 3
                                    

"Matahari selalu menepati janjinya, ia pergi dikala malam, namun berjanji besok akan kembali ketika pagi tiba."

~Happy reading~

"Hwa Young, apakah kamu masih sakit sehingga tidak pergi sekolah?" tanya seseorang yang pagi ini datang ke ruangan Hwa Young dan menggunakan pakaian dokter.

"Apakah Haechan sudah pergi Dokter Moon?" bukannya menjawab, Hwa Young malah balik bertannya.

Dokter Moon Taeil atau biasa dipanggil Dokter Moon. Adalah seorang dokter yang bertugas menangani pasien rumah sakit.
Tanpa diduga, Hwa Young dan Haechan sudah mengenal dan juga akrab dengan Dokter Moon. Dokter Moon sendiri akrab dengan keduanya karena mereka adalah pasiennya.
Bagi keduanya, Moon Taeil adalah dokter yang baik, ramah, sekaligus menyenangkan.

"Tidak, Haechan masih disini." jawabnya. "Kenapa? Apakah masih sakit sehingga tidak pergi sekolah?"

"Sebenarnya Dokter Moon, selama aku selesai cuci darah aku memang merasakan sakit, sakitnya masih bisa kutahan, tapi tergantung. Jika kuat aku paksakan, jika tidak maka aku tidak sekolah." Hwa Young menatap Dokter Moon, "Ini menghambatku."

Dokter Moon mendekati Hwa Young, mengelus rambut gadis itu. "Kamu hebat bisa bertahan sejauh ini."

Hwa Young menikmati elusan lembut Dokter Moon di kepalanya. Elusan yang lembut seperti seorang ayah kepada putrinya. Dokter Moon sudah seperti ayah baginya, selalu menyemangati hingga mengelus rambutnya untuk menguatkan.

"Dokter Moon." Panggil Hwa young disela-sela elusan. "Apakah orang yang mengidap gagal jantung dapat sembuh?"

"Kenapa kamu bertanya seperti itu?"

"Aku bisa sembuh dan berhenti melakukan cuci darah jika mendapat donor ginjal. Bagaimana dengan gagal jantung?"

"Hampir sama sepertimu, mereka  memerlukan donor jantung agar sembuh."

"Apa yang terjadi jika orang seperti kami tidak mendapatkan pendonor?"

Dokter  Moon terdiam sesaat, ia  takut salah jika menjawabnya.
"Itu ada pada diri kalian sendiri. Dokter akan selalu berusaha melakukan yang terbaik agar kalian selamat, namun bagaimana dengan kalian? Memilih untuk tetap bertahan melawan penyakitnya atau menyerah." Dokter Moon menepuk pelan punggung Hwa Young. "Dokter harap kamu tetap  bertahan dan jangan menyerah."

.

.

.

"Haechan." panggil Hwa Young yang menghampiri Haechan menggunakan kursi roda.

Haechan sedang berada di taman rumah sakit bersama seseorang. Anak lelaki dengan tubuh yang kurus, berwajah imut, serta jika diperkirakan mungkin lebih tinggi dari Haechan. Anak itu juga sama halnya dengan Haechan dan Hwa Young, terduduk di kusi roda.

"Hwa Young, kamu gak sekolah?"

Dengan polosnya Hwa Young menggeleng. "Aku mau sama kamu."

"Hwa Young kamu gak boleh gitu jangan bolos sekolah. Nanti Kak Taeyong marah."

"Aku kan lagi sakit, jadi gak apa-apa. Kak Taeyong juga udah tahu dan dia lagi kuliah dulu sekarang." Hwa Young cemberut.

"Sakit harusnya istirahat dong. Kenapa malah keluar?"

"Bosen aja."

Haechan hanya menghela nafas melihat tingkah gadis di depannya itu. Menggemaskan baginya.

I Promise - Haechan [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang