20. Menjenguk Seseorang

120 14 0
                                    


Siang itu, di penghujung hari yang cukup melelahkan Haechan sedang bersama timnya latihan. Meski lelah tapi mereka harus melakukan tanggung jawab mereka yang telah dipilih sebagai tim musik. Mereka yang berlatih dan Hwa Young yang menonton.

Latihan kali ini sangat baik, tentu saja karena mereka rajin berlatih sehingga hasil latihan kali ini sangat memuaskan.

Latihan mereka terhenti, ketika melihat Pak Kepala Sekolah yang tiba-tiba datang dengan tepuk tangan meriah.

"Bapak kagum dengan kalian, sungguh luar biasa!" Hebohnya.

Haechan dengan yang lainnya langsung menunduk hormat memberi salam.

"Terima kasih Pak," ucap Haechan setelah Pak Kepala Sekolah memberi pujian terhadap mereka.

"Tidak sia-sia bapak memilih kalian."

"Ini semua berkat Haechan pak, dia vokal dan leader terbaik." Renjun berkata dan menatap Haechan dengan senyumannya. Ia sendiri sebenarnya merasa kagum akan bakat musik yang ada dalam diri Haechan.

"Betul pak, ini karena Haechan." Mark menimpali.

"Tidak, ini karena kerja sama tim kita yang bagus." Haechan berucap kikuk, pujian yang dilontarkan menurutnya terlalu berlebih. Tim menjadi bagus juga karena kerjasama yang kompak.

Pak Kepala Sekolah hanya tersenyum melihat interaksi mereka yang terjalin baik. Persahabatan yang ia dapat ia rasakan keterjalinannya yang begitu kuat bagai rantai.

"Oh ya, bapak kesini ingin mengatakan sesuatu kepada Haechan."

"Mengatakan apa pak?" tanya Haechan sedikit penasaran.

"Sekolah kita mengikuti perlombaan menyanyi, dan untuk mewakili sekolah ini apakah kamu mau berpartisipasi?" Pak Kepala Sekolah berjalan mendekat ke arah Haechan untuk membicarakannya lebih serius. "Kamu adalah bagian vokal, jadi bapak hanya akan mengutus kamu pergi ke sana. Tapi tenang saja, Mark serta Renjun akan menemani kamu disana. Jika menang, hadiah seratus persen menjadi milik kamu dan sekolah hanya akan menerima piagam kedua dari hasil kemenangan."

Tanpa berpikir panjang, Haechan langsung saja menerima tawaran untuk mengikuti lomba tersebut. Ia berpikir ini bisa menjadi kesempatan untuk membuktikan kepada keluarganya jika ia bisa. Jika ia mampu. Jika bakatnya memanglah berguna. Jika ia bisa membuat mereka bangga.

Setelah perbincangan tadi, latihan pun selesai.

Chat/
| Ma, Mark udah mau kesana
| mama tunggu Mark ya

Mark yang baru saja selesai mengemasi barang-barangnya mulai mengirim pesan kepada sang mama.

"Lo mau langsung pulang Mark?" tanya Renjun yang melihat Mark sudah menenteng tas dan sedang beraktivitas dengan ponselnya.

Mark menggeleng, "Gue mau ke rumah sakit. Mama ada disana."

Mata Renjun terbelalak terkejut,"Hak asuk lo udah diambil?"

Mark mengangguk, "ya, udah. Sekarang gue sama mama, mama dirawat lagi di rumah sakit karena kankernya kambuh."

"Gue ikut, gue juga pengen jenguk mama lo."

"Aku boleh ikut?" tanya Haechan. Ia juga ingin bertemu dengan mama Mark sekalian menemani. Tidak masalah juga karena orangtua Haechan tidak terlalu peduli akan Haechan yang mau pulang jam berapa.

"Aku ikut juga, Kak Taeyong bisa antar kita." Hwa Young ikut berbicara, untuk membantu ia pun memberi saran agar pergi ke rumah sakit diantar kakaknya. Tidak apa-apa, sang kakak pasti mengizinkan karena ini adalah perbuatan yang baik.

I Promise - Haechan [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang