"Dunia gak boleh kehilangan orang baik kayak lo." - Haechan
~Happy reading~
Malam itu di tengah malam kota Seoul yang diselimuti kehangatan, Mark menjenguk Haechan sahabatnya.
"Chan, lo pasti sembuh, kan?" tanya Mark. Ia ketahui hampir lebih dari seminggu Haechan dirawat. Ia tahu kondisinya memang parah namun tidak terlihat, ia tahu jika Haechan pandai menyembunyikan rasa sakit.
Ada sedikit kekesalan di hati Mark terutama ketika mengingat Haechan mengatakan tidak apa-apa jika pelaku yang menabraknya tidak diketahui ataupun tidak mengakui kesalahan. Haechan berkata bahwa mungkin memang sudah jalan takdirnya seperti itu, tidak perlu dipermasalahkan. Sebegitu baik hati Haechan sampai-sampai kejadian buruk yang menimpa dirinya tidak ia permasalahkan, entah memang terlalu baik ataupun dirinya yang sudah pasrah akan takdir.
"Kenapa nanya gitu?" Haechan malah balik bertanya, hal itu menyebabkan Mark menjadi curiga.
"Chan...," Mark memanggilnya namun entah ingin mengucapkan kalimat apa. Mulutnya seolah tertahan untuk mengucapkan kalimatnya.
"Sembuh bisa, mungkin..." Haechan berucap ragu dengan tatapan matanya ke bawah.
Mark menghela nafasnya, rasanya sebuah ketakutan sedang datang kepadanya. "Kalo gitu gue cuma mau satu, lo bertahan. Dunia gak boleh kehilangan orang baik kayak lo."
Haechan tersenyum simpul mendengar perkataan sahabatnya, seorang Mark yang sejak awal ia kenal kasar bahkan nakal kini bisa selembut dan sepeduli itu. "Ya, aku akan bertahan. Semampu yang aku bisa."
~~•~~
Di ruangan Haechan kini tengah ada Irene. Irene sengaja datang menjenguk Haechan, kebetulan jadwal kerjanya sedang tidak sibuk. Baru kali ini pula Irene pertama kalinya menjenguk Haechan.
"Maaf bunda baru bisa jenguk kamu sekarang."
"Gapapa bunda, Haechan ngerti kalo bunda pasti sibuk," Haechan tersenyum.
Ruangan itu penuh perbincangan hangat antara Irene dan Haechan. Mereka berbincang banyak hal, dan sesaat Irene mengucapkan kalimat yang hampir sama seperti yang dikatakan Mark semalam.
"Haechan, apapun yang terjadi, bunda minta kamu tetap bertahan."
Haechan terdiam, entah kenapa akhir-akhir ini banyak orang di sekelilingnya yang memintanya untuk bertahan. Seolah mereka merasa hal yang buruk akan terjadi.
"Kamu itu berharga bagi Hwa-Young, asal kamu tahu, beberapa hari yang lalu dia nangis dan bercerita sesuatu kepada kakaknya."
"Nangis kenapa?" Haechan bertanya.
Flashback
"Dokter, permisi," suara Hwa-Young menginterupsi di balik pintu ruangan Dokter Moon.
"Silakan masuk," Dokter Moon membiarkan Hwa-Young masuk. "Ada apa?"
Hwa-Young terdiam sejenak, ia ragu untuk mengucapkan perkataannya.
Dokter Moon yang mengerti ada keraguan di Hwa-Young lantas membuka suaranya, "Tidak apa-apa, katakan saja."
"Apakah ada peluang bagi Haechan untuk sembuh?"
Dokter Moon kini terdiam, jawaban apa yang harus ia berikan? Haechan meminta bahwa apapun itu jangan pernah beritahukan tentang keadaan Haechan apalagi yang buruk. Dengan sangat terpaksa pula karena permintaan Haechan yang begitu memelas Dokter Moon mengikutinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Promise - Haechan [TERBIT]
Fanfiction"Hidup adalah sesuatu yang harus kita jalani dan syukuri." - begitu katanya. Kata dia yang selalu kuat meski semesta menerkamnya dengan rasa sakit bahkan ketidak adilan. Dia yang katanya berjanji tidak akan pergi. Dia yang memberi tahu bahwa mataha...