Hubungan Shinichi dan Michi semakin baik. Mereka semakin dekat dan lepas satu sama lain. Melalui video-video dan catatan Shiho, Shinichi jadi tahu Shiho suka melatih Michi dengan teka-teki untuk menemukan barang-barang. Shinichi juga akhirnya membuat teka-teki berantai seperti itu untuk Michi. Di akhir minggu, Michi akan bolak-balik seluruh rumah sampai rumah Profesor Agasa untuk menemukan barang-barang yang disembunyikan Shinichi. Barang-barang tersebut biasanya berupa hadiah dari Shinichi dari buku-buku sampai boneka.
Yusaku dan Yukiko juga senang melihat keakraban mereka. Suatu hari Michi membantu Shinichi membersihkan mobil. Ujung-ujungnya ayah dan putrinya itu hanya main air seraya berguling-guling bersama di rerumputan sambil tertawa-tawa. Yusaku dan Yukiko mau tak mau ikut terbahak memandang mereka. Shinichi juga jadi lebih sering pulang tepat waktu ke rumah untuk buru-buru bertemu Michi. Mendengarkan kegiatan Michi seharian di sekolah atau membantunya bikin PR. Setiap malam sebelum tidur, Shinichi juga akan membacakan cerita untuknya. Terkadang kalau lagi ada hujan dan petir di malam hari, Michi akan tidur bersama Shinichi di kamarnya.
"Ran!" panggil Shinichi dari jauh seraya menggandeng Michi.
"Shinichi!" Ran melambai pada mereka.
Hari itu Shinichi membawa Michi ke Tropical Land. Untuk pertama kalinya, Shinichi membawa Michi pergi bertiga bersama Ran. Shinichi cukup berterima kasih pada Ran yang bersedia menerima dan berusaha mengakrabkan dirinya dengan Michi. Ia berharap Michi juga akan menerima Ran. Bila suatu hari mereka menikah, Ran akan menjadi ibu kedua baginya setelah Shiho.
"Hai Michi," sapa Ran ramah begitu Shinichi dan Michi sudah dekat di hadapannya.
"Ran obasan," sapa Michi sopan.
"Ayo kita main," ajak Ran seraya mengulurkan tangannya.
Michi mendongak menatap ayahnya. Shinichi mengangguk menenangkan sebelum akhirnya Michi menyambut uluran tangan Ran.
Mereka bermain seharian itu. Menaiki wahana bersama-sama dan memainkan permainan bersama-sama. Mereka semua tampak senang. Namun saat Michi melihat dengan mata kepalanya sendiri bagaimana Shinichi dan Ran bergandengan tangan, ia jadi merenung tak nyaman. Ia merasa ada sesuatu yang salah di sini.
"Ran obasan," panggil Michi, ketika jam makan siang dan Shinichi sedang ke toilet.
"Nani?" tanya Ran.
"Ran obasan itu pacarnya Otosan ya?" tanya Michi polos.
"Eh? I-iya..." jawab Ran dengan wajah memerah.
"Apa Ran obasan dan Otosan akan menikah?" tanya Michi lagi.
"Eh ya begitulah..." ucap Ran sambil terkekeh canggung.
"Oh begitu,"
"Kenapa Michi?" tanya Ran penasaran.
Michi menggeleng, "tidak apa-apa,"
Ketika mereka pulang bersama, Michi ketiduran di mobil sehingga Shinichi harus menggendongnya ke kamar.
***
"Kami di sini juga masih belum menemukan apa-apa," kata Masumi di telpon.
Shinichi memejamkan matanya dengan putus asa, "tidak pernah kusangka dalam hidupku, harus menghadapi yang lebih daripada Gin,"
"Bagaimana Michi?" tanya Masumi.
Shinichi menoleh melihat Michi yang sedang asik menggambar di meja tamu, "baik-baik saja, sekarang dia sedang menggambar,"
"Baguslah. Tapi Shinichi-Kun, aku ingatkan kau harus lebih peka terhadapnya,"
"Maksudnya?"
"Michi itu kurang lebih seperti Shiho. Dari luar mungkin terlihat ceria tapi bisa saja ia memendam perasaannya sendiri. Supaya orang-orang tidak cemas, Michi tidak akan mengungkapkan kegelisahannya. Aku dan Shiho sendiri menyadari hal itu, kami suka aktif menanyakan dan mengajak Michi bicara agar dia lebih mudah mengeluarkan uneg-unegnya,"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Falling Star
FanfictionHai! Sesuai janji, Pipi Tembam hadirkan FF CoAi/ShinShi terbaru sebagai hadiah Natal. Ada aroma thrillernya sedikit, tapi ini FF yang paling kuat mengenai ikatan keluarga kali ya hehehe... Selamat membaca! Selamat menikmati! Semoga keajaiban Natal m...