Epilogue

1.9K 116 7
                                    


"Wah aka-chan!" Michi girang melihat Shiho pulang dengan menggendong seorang bayi laki-laki mungil.

Mengingat kondisi fisik yang sekarang, Shiho akhirnya melahirkan secara cesar. Operasinya berjalan lancar. Bayi laki-laki itu lahir sehat. Bayinya mirip Shinichi, hanya rambutnya merah gelap dan matanya mewarisi mata Shiho.

"Michi mau lihat!" seru Michi tak sabaran.

"Sebentar ya Michi, biar Okasan duduk dulu," pinta Shinichi seraya membimbing Shiho dan membantunya duduk.

"Wah kawaii..." kata Michi ketika telah melihat adik barunya yang diberi nama Yuichi.

"Mirip Shin-Chan waktu bayi, tapi Yuichi bule sedikit hehehe..." kata Yukiko.

"Okasan, Michi boleh gendong?" tanya Michi.

"Boleh, tapi sambil duduk saja ya, biar tidak jatuh," jawab Shiho.

"Biar kubantu Shiho," ujar Shinichi. Shiho belum leluasa bergerak, sehingga Shinichi yang mengambil Yuichi darinya dan meletakkannya ke pangkuan Michi.

"Waaaah... lucu..." ujar Michi berbunga-bunga ketika telah menggendong adik laki-lakinya.

"Michi sekarang sudah jadi oneechan," kata Yusaku.

"Disayang dedeknya ya Mi-Chan," pinta Shiho.

"Uhm," Michi mengangguk seraya mengecup adik bayinya.

Shinichi mengabadikan momen itu dengan ponselnya.

Hari-hari berikutnya rumah keluarga Kudo tak pernah sepi lagi. Suara tangisan bayi dan seruan-seruan Michi senantiasa meramaikan suasana. Shinichi mengembangkan agensinya dengan bantuan dari Shiho. Sementara Shiho sendiri akhirnya bekerja menjadi ilmuwan di sebuah lembaga penelitian milik pemerintah.

Shinichi kini tak mau lagi kehilangan sedikitpun momen mengenai perkembangan putra dan putrinya. Ia ingin selalu hadir di setiap saat-saat penting bagi Michi dan Yuichi. Michi banyak memenangkan perlombaan, mulai dari lomba sains, lomba memecahkan kasus misteri, lomba bermain biola sampai lomba bermain ice skating. Shinichi dan Shiho menyaksikan dan mengabadikan semua pertandingannya. Belakangan Michi juga menunjukkan bakatnya di bidang olahraga. Ia menjadi juara tiga besar di perlombaan renang dan sepakbola perempuan. Rumah jadi semakin penuh dengan plakat-plakat dan piala hasil kerja keras Michi.

Sementara terhadap si bayi Yuichi, Shinichi juga tidak keberatan bila harus terbangun tengah malam untuk mengganti popok Yuichi. Bila Yuichi haus, baru Shiho yang turun tangan. Di akhir pekan, giliran Shinichi yang akan memandikan Yuichi dibantu oleh Michi, namun ujung-ujungnya jadi mandi bertiga karena mereka kebanyakan main air. Shinichi juga tak melewatkan perkembangan Yuichi ketika belajar tengkurap, belajar duduk sampai tumbuh gigi. Belakangan Yuichi sudah menunjukkan tanda-tanda mulai berjalan. Yuichi benar-benar versi kecil Shinichi, namun matanya merupakan mata Shiho. Rambutnya tak seterang warna merah Shiho namun juga bukan hitam seperti Shinichi. Ras Inggris yang diwarisinya dari Shiho tidak sejelas Michi, baru terlihat jelas bila berada di bawah sinar terang.

"Merry Christmas!!!" Shinichi dan Michi berucap bersamaan di depan kamera ponsel Shinichi untuk membuat vlog keluarga Kudo.

Hari Sabtu pagi tepat di hari Natal tahun itu, kasur Shinichi dan Shiho penuh karena dua anak mereka Michi dan Yuichi juga bermain di kasur.

"Hari ini Michi mau apa?" tanya Shinichi.

"Mau berenaaaang!" jawab Michi riang.

"Habis itu?" tanya Shinichi lagi.

"Kita ke mall dan makan malam Natal bareng Yusaku ojiichan, Yukiko obaachan, Mary obaachan, Masumi obachan dan Hakase di restoran super enaaaak..." sahut Michi bersemangat.

Yuichi melambai-lambaikan tangannya.

"Yuichi juga mau berenang ya, uhm?" kata Shiho seraya mengecup pipi tembam Yuichi.

Yuichi hanya bergumam tak jelas.

"Eh apa itu putih-putih di mulut Yuichi?" tunjuk Shinichi.

Shiho memeriksa dan menurunkan sedikit dagu Yuichi, "hoooo lihat Otosan, Yuichi sudah tumbuh gigi... Ada dua lho..."

"Heee sugeee..." puji Shinichi.

Yuichi tergelak senang, mendadak tangannya merenggut rambut Michi.

"Aduh! Dijambak Yuichi!" pekik Michi.

"Gomene Mi-Chan..." ujar Shiho.

"Jangan begitu ya Yuichi," ujar Shinichi seraya pelan-pelan melepaskan tangan Yuichi dari rambut Michi, "Oneechannya jangan dijambak ya, tapi disayang begini..." ia mengajari tangan Yuichi untuk membelai rambut Michi.

Yuichi tertawa kemudian meletakkan tangan satunya lagi ke wajah Michi.

"Aduh! Dipukul Yuichi!" pekik Michi dramatis.

"Yuichi gemas ya sama Oneechan," Shiho terkekeh.

"Nakal!" Michi mengulum pipi Yuichi sampai bayi itu kegelian.

Seruan, tawa dan pekikan itu terus berkumandang menyemarakkan pagi. Yusaku dan Yukiko pun sampai mendengarnya dari bawah.

"Rusuh dah setiap minggu," Yukiko terkekeh.

"Eh, rumah jadi lebih hidup," timpal Yusaku.

"Lho kok malah jadi ribut!" terdengar teriakan Shinichi.

"Ini Yuichi!" keluh Michi.

"Sabar ya Michi, namanya juga Yuichi masih kecil," pinta Shiho.

"Kebanyakan anak ini! Sudah-sudah jangan ribut! Nanti Otosan jual nih satu-satu ke Santa Claus!" gerutu Shinichi.

"Shinichi!" bentak Shiho.

Yusaku dan Yukiko saling bertukar pandang geli kemudian terbahak bersama.

Dimulai dari Natal tahun ini hingga Natal tahun-tahun mendatang, selalu indah dan ceria di rumah keluarga Kudo.

The Falling StarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang