Shiho terbangun tengah malam dan menemukan dirinya sudah di rumah sakit. Lalu ia melihat Shinichi yang juga mengenakan piyama rumah sakit, tidur seraya menggeletakkan kepala di sisi ranjangnya. Shiho tertegun memandangnya, jika sedang tidur seperti ini, terlihat sedikit kemiripannya dengan Michi. Shiho mengulurkan tangannya untuk menyentuh pipi Shinichi dengan punggung telunjuknya. Namun saat melihat Shinichi bergerak akibat sentuhannya, buru-buru Shiho menarik tangannya kembali.
"Shiho? Kau sudah sadar rupanya," kata Shinichi masih mengantuk seraya mengusap-usap matanya.
"Apa yang terjadi?" tanya Shiho.
"Aku berhasil mendapatkan penawarnya, mereka sudah menginjeksimu dengan itu. Tapi untuk jaga-jaga, kau tetap harus dikarantina hingga 2-3 minggu ke depan. Dan karena aku sudah kontak langsung denganmu, aku juga akan ikut dikarantina,"
"Frank Liam?"
"Dia melompat ke jurang dan tubuhnya tidak ditemukan. Tidak tahu sudah tewas tenggelam atau dia berhasil melarikan diri,"
"Dia veteran tentara, aku yakin tak semudah itu dia mati di laut,"
"Aku juga yakin begitu, MI6 masih bersiaga,"
"Bagaimana lukamu?" tanya Shiho seraya melirik bahu Shinichi.
"Ah, tidak apa-apa, pelurunya sudah dikeluarkan,"
"Tapi ngomong-ngomong..." Shiho mendadak menjewer telinga Shinichi.
"Aduh! Apa maksudmu Shiho?!" keluh Shinichi seraya menyentuh telinganya.
"Kenapa kau kemari?"
"Tentu saja menyelamatkanmu setelah aku menemukan USB itu,"
"Aku memintamu menghubungi Masumi agar MI6 yang turun tangan, bukan memintamu kemari dan meninggalkan Michi!" omel Shiho.
"Aku tak mungkin berdiam diri begitu saja,"
"Kau nyaris membuat Michi yatim piatu! Sementara hanya kau satu-satunya di dunia ini yang dapat kupercaya untuk merawatnya!"
Shinichi menarik napas panjang sembari berkata, "Michi merindukanmu Shiho,"
Shiho terdiam.
"Dia merindukanmu sampai dia sakit dan mengigau memanggil namamu terus,"
Mata Shiho berkaca-kaca, ia juga sangat merindukan Michi.
"Aku sudah berusaha untuk menjadi ayah yang baik, tapi dia tetap membutuhkanmu. Aku berjanji untuk membawamu pulang kepadanya,"
Shiho menyibak selimut dan turun dari ranjangnya untuk menghampiri jendela. Sambil memeluk pinggangnya sendiri, ia memandang langit malam.
"Shiho?"
"Gomene Kudo-Kun," gumam Shiho tanpa melepaskan pandangannya dari langit malam, "walau aku telah menyiapkan segala sesuatunya jika terjadi hal buruk, tapi aku sungguh tidak mengharapkannya begini. Aku berencana memberitahu Michi ketika dia berusia 17 tahun nanti dan dia akan menemuimu selayaknya seorang teman, bukan seorang gadis kecil yang haus akan figure seorang ayah,"
Shinichi berdiri menghampirinya, "meski aku tidak suka dengan mara bahaya ini, tapi aku bersyukur karenanya aku jadi tahu keberadaan Michi. Kau tidak perlu merasa tidak enak hati, Shiho. Lagipula... kejadian enam tahun lalu juga salahku..."
Shiho menggeleng, "aku tidak menyalahkanmu, kita sama-sama mabuk. Dua orang dewasa yang sama-sama mabuk, apapun bisa terjadi,"
"Tapi kenapa? Kenapa kau tidak memberitahuku? Kenapa Masumi, Akai dan semuanya menyembunyikannya dariku?"

KAMU SEDANG MEMBACA
The Falling Star
FanfictionHai! Sesuai janji, Pipi Tembam hadirkan FF CoAi/ShinShi terbaru sebagai hadiah Natal. Ada aroma thrillernya sedikit, tapi ini FF yang paling kuat mengenai ikatan keluarga kali ya hehehe... Selamat membaca! Selamat menikmati! Semoga keajaiban Natal m...