Shiho diperbolehkan pulang seminggu kemudian. Mary sudah mengatur kepulangan mereka ke Inggris dengan pesawat jet khusus dari MI6 sehari setelah valentine. Paling tidak, Michi masih sempat membuat coklat bersama Yukiko dan Shiho untuk merayakan hari Valentine.
"Untuk Otosan," kata Michi seraya menyerahkan biskuit coklat dengan tangan mungilnya. Biskuit itu bergambar wajah Shinichi.
"Ehh... Michi yang buat sendiri?" tanya Shinichi.
"Uhm," Michi mengangguk.
"Arigatou," ucap Shinichi.
Kemudian Michi menyerahkan satu biskuit lagi, "ini untuk Ran-Obasan. Michi titip Otosan saja ya,"
"Kau buat juga untuk Ran Obasan?"
"Iya, Michi buat banyak kok. Untuk Hakase, untuk Masumi Obachan, Mary Obaachan, Yusaku Ojiichan, Yukiko Obaachan, ehtoo Okasan" Michi mengabsen seraya menghitung dengan jari-jarinya.
"Eh? Tidak buat untuk Hakuba Ojisan juga?"
"Ah, Otosan tidak tahu? Hakuba Ojisan itu punya banyak fans wanita. Setiap valentine, Hakuba Ojisan akan menerima banyak coklat. Saking banyaknya sampai dibagi ke Michi, jadi Michi tidak usah buat coklat untuk Hakuba Ojisan hehehe..."
Shinichi terkekeh, "oh begitu..."
"Uhm," Michi mengangguk.
Shinichi melihat biskuit coklat buatan Michi itu. Ini pertama kalinya ia mendapat coklat valentine dari putrinya dan Shinichi tidak berniat memakannya. Ia mungkin akan menyemprotkan obat pengawet agar tidak jamuran. Ia ingin memajang coklat tersebut di meja kerja di kamarnya.
***
"Otosan," Michi memanggil dari celah pintu kamar yang tidak rapat.
"Ada apa Michi?" tanya Shinichi.
Michi menghampirinya seraya menyerahkan boneka lumba-lumbanya kepada Shinichi.
"Eh?" Shinichi menerima boneka itu penuh tanya.
"Untuk Otosan saja,"
"Kenapa?"
"Biar Otosan tidak kesepian, Michi kan besok pulang ke Inggris,"
"Tapi ini bukannya boneka kesayangan Michi?"
"Otosan lebih perlu boneka ini daripada Michi,"
Mata Shinichi mulai berkaca-kaca, "kemarilah Michi," ia menarik Michi dan memeluknya erat-erat. Ia tak dapat membayangkan hidupnya tanpa Michi besok.
"Otosan?"
"Apa Michi akan merindukan Otosan?" tanya Shinichi.
"Tentu saja,"
"Jangan lupakan Otosan ya,"
"Tidak mungkin. Michi akan selalu ingat Otosan,"
Tenggorokan Shinichi tercekat. Keadaannya menjadi terbalik sekarang. Michi lebih tabah karena telah belajar untuk melepaskan miliknya, sementara Shinichi malah sedih dan tidak rela ditinggal oleh Michi dan Shiho.
Shinichi melepas pelukannya dan menatap wajah Michi lekat-lekat, "kita akan rutin video call an, oke?"
"Oke. Okasan juga bilang Michi bisa ke Jepang lagi saat liburan musim panas nanti,"
"Eh," sahut Shinichi seraya menepuk lunak kepala Michi, "Otosan akan tunggu Michi datang. Nanti kita jalan-jalan lagi ya,"
"Uhm," Michi mengangguk.
"Michi, Michi, eh? Disitu kau rupanya," kata Shiho yang melongok dari celah pintu.
"Okasan,"
"Kau harus tidur sekarang Michi, besok kita penerbangan pagi," Shiho mengingatkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Falling Star
Hayran KurguHai! Sesuai janji, Pipi Tembam hadirkan FF CoAi/ShinShi terbaru sebagai hadiah Natal. Ada aroma thrillernya sedikit, tapi ini FF yang paling kuat mengenai ikatan keluarga kali ya hehehe... Selamat membaca! Selamat menikmati! Semoga keajaiban Natal m...