"Okasan!" Michi berlari di halaman untuk menyambut kedatangan Shiho, Shinichi dan Masumi di rumah keluarga Kudo.
"Michi!" Shiho menghampirinya dan berlutut memeluk putrinya.
"Okasan! Michi kangen!" Michi tersedu-sedu memeluk leher ibunya erat-erat. Pertahanannya sebagai gadis cilik yang tegar, runtuh.
"Gomene Michi..." bisik Shiho seraya mengusap-usap punggung Michi.
"Okasan jangan pergi lagi ya..." pinta Michi yang sesenggukan hebat.
"Hai hai... Okasan tidak akan pergi lagi..." ucap Shiho seraya menghapus airmata Michi dan menyibak rambutnya penuh sayang.
"Okairi Shiho, Shin-Chan, Masumi," sambut Yukiko ceria seperti biasa.
Sambil berdiri dan menggendong Michi yang belum mau lepas darinya, Shiho menghadapi Yukiko dan semua orang yang menyambutnya, "terima kasih Yukiko-San, Yusaku-San, Hakase, Ran-San yang sudah menjaga Michi selama ini,"
"Tidak perlu sungkan Shiho," sahut Yusaku penuh wibawa, "kami semua senang dengan keberadaan Michi di sini,"
"Benar, Michi sangat menyenangkan, sama sekali tidak merepotkan," timpal Ran tulus.
"Iya rumah jadi ramai lagi berkat Michi, seperti kau dulu waktu masih tinggal bersamaku Shiho-Kun," tambah Profesor Agasa.
"Ayo semuanya masuk, kita bicara di dalam," Yukiko mempersilakan.
Mereka semua berkumpul di ruang tamu. Shinichi dan Masumi menceritakan segala perkembangan kasusnya kepada Yusaku. Michi yang masih belum mau lepas dari Shiho, duduk di pangkuan ibunya. Shiho memeluknya sambil sesekali mengecup ubun-ubun putrinya.
"Jadi kalian akan menetap di Jepang?" tanya Yusaku.
"Untuk sementara waktu begitu, sampai status Frank Liam dapat dipastikan," jawab Masumi.
"Kalian akan tinggal di mana rencananya?" tanya Yukiko.
"MI6 telah menyediakan fasilitas apartemen di sini untuk ditempati oleh Shiho dan aku," jelas Masumi.
"Maaf Yusaku-San, Yukiko-San kalau aku harus merepotkan lagi dengan menitipkan Michi di sini hingga beberapa waktu lagi," kata Shiho.
"Michi ikut Okasan!" Michi langsung menyergah cepat.
"Michi... Michi tinggal di sini dulu ya. Sampai keadaannya aman, baru Michi bisa ikut Okasan," Shiho berusaha memberi pengertian.
"Tidak mau! Okasan bilang tidak akan pergi lagi!"
"Okasan kan di sekitar sini juga,"
"Pokoknya Michi mau ikut Okasan!"
"Mi-Chan... bukannya selama ini Mi-Chan mau ketemu Otosan? Di sini kan masih rumah Otosan. Ada Obaachan dan Ojiichan juga..."
"Michi mau sama Okasan!" Michi bersikeras dengan suara bergetar mau nangis lagi.
"Michi masih rindu padamu Shiho," kata Shinichi.
"Benar-benar, bagaimana pun juga Michi masih kecil, dia belum mau jauh-jauh darimu Shiho," tambah Ran yang tidak tega melihat Michi.
"Bagaimana kalau Shiho-Kun dan Masumi-Kun tinggal di rumahku saja seperti dulu?" tawar Profesor Agasa, "dengan begitu Shiho tidak akan jauh-jauh kan dari Michi,"
"Eh itu ide bagus," kata Masumi.
"Kalau begitu Michi ikut Okasan tinggal di rumah Hakase!" kata Michi.
"Mi-Chan... Okasan kan hanya di sebelah, Mi-Chan di sini saja ya..." bujuk Shiho.
Michi memeluk leher Shiho erat-erat lagi, "pokoknya Michi mau sama Okasan! Tidur sama Okasan! Makan sama Okasan! Pergi ke sekolah sama Okasan!" rengeknya seraya terisak.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Falling Star
FanfictionHai! Sesuai janji, Pipi Tembam hadirkan FF CoAi/ShinShi terbaru sebagai hadiah Natal. Ada aroma thrillernya sedikit, tapi ini FF yang paling kuat mengenai ikatan keluarga kali ya hehehe... Selamat membaca! Selamat menikmati! Semoga keajaiban Natal m...