Chapter 9

1.3K 92 3
                                    

"Aku mengaku kalah," desah Shinichi setelah kalah untuk ketiga kalinya. Ia sedang bermain shogi bersama Shiho demi membunuh kebosanan di ruang isolasi.

Shiho terkekeh puas, "araa... detektif terkenal rupanya bisa kalah juga di permainan shogi..." ejeknya.

Mata Shinichi menyipit, "kau pasti diajari sepupumu Shukichi-San,"

"Eh," sahut Shiho, "Shukichi-niisan kadang ke Inggris untuk menjenguk Mary Obasan, selain bermain dengan Michi, kadang dia juga mengajariku dan Masumi main shogi,"

"Pantas saja,"

"Di antara keluarga Mary Obasan, hanya Shukichi-nii yang jauh dari urusan kriminalitas dan agen rahasia. Tapi Shukichi-nii mempunyai daya ingat luar biasa kuat, kemampuannya dalam berpolitik di shogi cukup mumpuni juga bila sesekali Masumi konsultasi untuk menanyakan kasus-kasusnya," jelas Shiho.

"Yah... kalian memang keluarga bibit unggul. Orangtuamu ilmuwan, kau ilmuwan, Mary-San agen rahasia, Masumi detektif, Akai-San snipper dan Shukichi-San pemain shogi profesional. Michi benar-benar dikelilingi oleh orang-orang canggih. Aku tidak heran kalau dia genius,"

Shiho tersenyum, "Michi juga mewarisi deduksimu, kau juga termasuk dalam kelompok bibit unggul, Kudo-Kun. Ayahmu penulis novel misteri dan ibumu aktris yang jago menyamar,"

Shinichi akhirnya tersenyum, "kuharap Michi tidak meledak karena terlalu banyak mewarisi kelebihan-kelebihan kita,"

Shiho tertawa kecil, "aku tak pernah memaksa Michi untuk menyukai sains atau menjadi ilmuwan. Dulu aku dipaksa belajar oleh organisasi, aku tidak ingin hal itu terjadi pada Michi. Aku ingin dia berkembang apa adanya dan menikmati masa kanak-kanaknya,"

"Aku juga takkan memaksanya menjadi detektif,"

"Pada akhirnya Michi memang menyukai sains dan misteri. Suatu hari aku pernah tanya dia sebenarnya mau jadi apa,"

"Lalu apa jawaban Michi?" Shinichi penasaran.

"Dengan mantap dia bilang ingin jadi ahli forensik,"

"Eh? Ahli forensik?"

"Biasa anak-anak kalau ditanya cita-citanya, hanya tahu dokter, polisi atau pilot. Tapi Michi secara spesifik mampu menyebut ahli forensik,"

"Kenapa dia mau jadi ahli forensik?"

Shiho menyilangkan tangannya depan dada seraya menatap Shinichi penuh arti, "dia ingin membantu ayahnya,"

Shinichi mengerjap, "ma-maksudnya?"

"Selama ini aku selalu bilang ayahnya yang seorang detektif sedang menangani kasus sulit dan berbahaya, karena itu tidak pulang-pulang. Michi mempelajari sains dan banyak membaca cerita misteri karena ingin tahu bagaimana cara kerja detektif sebenarnya. Mengetahui pekerjaan detektif biasanya berhubungan dengan pembunuhan, akhirnya ia ingin memutuskan untuk menjadi ahli forensik. Ia ingin suatu hari menyusul ayahnya, membantunya memecahkan kasus supaya ayahnya cepat pulang,"

Tatapan Shinichi melembut, "terima kasih Shiho, karena kau tidak mengatakan padanya kalau aku sudah meninggal,"

"Tentu saja tidak," sergah Shiho cepat, "karena kau masih hidup dan aku memang berencana untuk memberitahunya saat dia telah berumur 17 tahun, ketika ia telah tumbuh menjadi gadis yang tangguh yang bisa kau banggakan,"

"Sekarang pun aku sudah bangga padanya, melebihi apapun," dan bangga pada yang telah melahirkannya...

Shiho tersenyum, "aku yakin dia juga mengagumimu Kudo-Kun,"

"Kuharap begitu," Shinichi teringat ketika Michi sakit karena melihat dirinya dan Ran bergandengan tangan. Ia merasa ia belum mampu membuat Michi bahagia.

The Falling StarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang