"Kami keluar dari Baker Street dan segera mendapati diri berbaur di antara hiruk pikuk sesak di jalan utama London yang sibuk..."
"Kudo-Kun..." Shiho memanggil.
"Eh?" Shinichi mengangkat wajah dari novel Sherlock Holmesnya.
Shiho menunjuk Michi yang sudah tidur pulas.
Shinichi tersenyum seraya menutup bukunya.
Shiho merapikan selimut Michi seraya mengecup keningnya. Shinichi juga melakukan hal yang sama setelah itu. Mengecup kening Michi dan mematikan lampu sebelum keluar kamar bersama Shiho.
"Kau bisa tidur di kamar Masumi, dia sedang dinas ke Skotlandia bersama Hakuba. Mary obasan juga sedang ke Amerika," kata Shiho.
Shinichi nyengir seraya menaikkan sebelah alisnya, "kamar Masumi? Kau becanda?"
"Uhm?" Shiho memandangnya.
"Aku ingin tidur di kamarmu,"
"Eh?" Shiho terbelalak, "kau gila apa?"
Shinichi menyudutkan Shiho, menekan telapak tangannya ke dinding, memagari Shiho agar tidak melarikan diri, "kita toh sudah punya anak,"
"K-Kudo-Kun?" Shiho tampak gugup.
Shinichi mengernyit, "malam ini aku harus mengubah panggilan itu menjadi Shin-Ni-Chi,"
Shinichi memagut bibir Shiho seraya mengangkat pinggul Shiho ke pinggangnya sendiri, menggendongnya. Shiho tidak berdaya, ia pun mengaitkan kedua kakinya mengalungi pinggang Shinichi. Sambil tak henti-hentinya saling memagut, Shinichi membawanya ke kamar. Sungguh ajaib karena ia sama sekali tidak nyasar memasuki kamar Shiho.
Shinichi membaringkan Shiho ke ranjang seraya meloloskannya dari gaun rumahnya melalui kepala. Dengan cepat Shinichi juga meloloskan t-shirtnya dari kepalanya sendiri. Hasratnya untuk menyentuh Shiho sudah tak mampu dibendungnya lagi.
"Kau cantik Shiho..." bisik Shinichi di sela-sela kecupannya, sementara tangannya terus menggerayangi titik-titik sensitive di tubuh Shiho.
"Kudo-Kun..." Shiho mendesah ketika ibu jari Shinichi meremas sisi payudaranya.
"Shinichi... Panggil aku Shinichi..." pinta Shinichi seraya menyentuh kewanitaan Shiho.
Shiho menggeram nikmat seraya menyebut, "Shinichi..."
Gairah yang tertahan selama enam tahun, malam ini terlampiaskan sepenuhnya.
***
Esok paginya Shinichi yang terbangun lebih dulu. Ia diam saja memandang dan mengagumi Shiho yang sedang tidur menyamping dengan wajah menghadap padanya. Bias-bias matahari pagi yang mengintip melalui celah gorden menerpa rambut merah Shiho dan membuatnya tampak berkilauan. Tubuh Shiho masih telanjang di bawah selimut. Ia benar-benar seperti Dewi Perseis yang memesona.
Shinichi mengulurkan tangannya dan menggunakan ujung telunjuknya untuk menyusuri hidung Shiho dengan ringan dan turun hingga ke garis bibirnya. Shiho yang sebenarnya sudah bangun sengaja mengerjainya. Dengan cepat ia meraih telunjuk Shinichi menggunakan giginya.
"Aduh! Digigit! Sakit Shiho!" gerutu Shinichi.
Shiho hanya tertawa.
"Awas kau!" Shinichi menerjangnya.
Namun Shiho sudah siap, mereka kembali bercinta dengan menggebu-gebu.
"Uhmm... Kau menimangku seolah aku bayi..." gumam Shiho yang masih memejamkan matanya. Efek kewalahan setelah serangan kedua. Shinichi memeluknya penuh perlindungan sampai wajah Shiho seolah tenggelam di dada bidangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Falling Star
FanfictionHai! Sesuai janji, Pipi Tembam hadirkan FF CoAi/ShinShi terbaru sebagai hadiah Natal. Ada aroma thrillernya sedikit, tapi ini FF yang paling kuat mengenai ikatan keluarga kali ya hehehe... Selamat membaca! Selamat menikmati! Semoga keajaiban Natal m...