Chapter 2

1.4K 105 6
                                    


Shinichi telah melihat album foto itu. Berisi foto Shiho sejak perutnya besar sampai Michi lahir, kemudian pertumbuhan Michi dari bayi hingga umur enam tahun. Lalu Shinichi memandang USB di samping album foto. Akhirnya ia mencolokkannya di laptopnya untuk melihat isinya. Ternyata semuanya juga berisi video Shiho bersama Michi.

"Oi oi jangan kelamaan main ayunannya! Perutmu sudah gendut nanti rubuh itu karena keberatan!" goda Masumi yang menyorotkan kameranya pada Shiho yang sedang duduk di ayunan dengan perut besar.

Shiho hanya menjulurkan lidahnya ke kamera untuk membalas Masumi.

Lalu video berganti.

"Jadi jenis kelaminnya apa?" tanya Masumi.

Shiho menunjukkan foto hasil USG nya ke kamera, "Perempuan hehehe... Pasti cantik seperti aku..."

Mata Shinichi melembut melihat hal itu. Shiho tampak menikmati kehamilannya, sama sekali tidak terlihat terbebani.

"Jadi mau kau kasih nama apa kalau perempuan?" tanya Masumi lagi.

"Michi," jawab Shiho yakin.

"Kenapa Michi?"

"Sama seperti ayahnya yang namanya mengandung kebenaran, aku juga ingin nama anak ini mengandung kebenaran. Michi, Shinichi, mirip kan?"

"Hai hai... semoga magnet mayatnya tidak ikut tertular,"

"Masumi!" Shiho merengut.

"Gomen gomen..."

Shiho mengelus perut besarnya, "semoga kelak dadanya tidak rata sepertimu hehehe..."

"Shiho!" gantian Masumi yang merengut.

Adegan berganti.

"Tengah malam begini kenapa mendadak ada aroma okonomiyaki?" kata Masumi yang menyorotkan kamera dari ranjangnya seraya bangkit keluar kamar, "kita lihat siapa tersangkanya..." kemudian Masumi menuju dapur dan menemukan Shiho serta Mary di sana, "nah! Benar kan deduksiku! Si ibu hamil ngidam okonomiyaki tengah malam!"

"Duh habis bagaimana, kepingin. Di Inggris tidak ada okonomiyaki jadi Mary obasan buatkan untukku," kata Shiho sambil mengunyah okonomiyakinya dengan santai.

"Mama! Aku tak pernah dibuatkan tapi kenapa Mama buatkan untuk Shiho? Curang!" protes Masumi dengan nada dramatis.

"Shiho kan sedang hamil, kau tidak. Kalau mau ya bikin saja sendiri," sahut Mary ketus.

"Takuuu..."

Video berganti. Kali ini Shiho sedang naik turun tangga berulang kali di tangga darurat rumah sakit. Sepertinya sedang berusaha agar pembukaannya lebih cepat.

"Duh Shiho! Operasi saja dah! Pusing aku lihatnya bolak-balik terus!" gerutu Masumi.

"Bisa normal untuk apa operasi?!" gerutu Shiho yang masih naik turun.

"Stress rasanya!"

"Aku yang mau melahirkan kenapa kau yang stress?! Minum!"

"Hai hai Mam. Ini minumnya," kata Masumi seraya menyodorkan botol minum.

Shinichi mendekatkan wajahnya ke monitor ketika melihat proses melahirkan Shiho yang ditemani oleh Mary. Tangan Shinichi ikut mengepal erat ketika melihat tangan Shiho yang digenggam Mary mengepal saat mengejan susah payah. Wajah dan tubuh Shiho banjir keringat. Saraf-saraf Shinichi ikut ngilu melihat proses tersebut.

Shiho...

Kemudian terdengar suara Michi untuk pertama kalinya, airmata Shinichi mengalir ke pipi saat melihat bayi merah itu diletakkan di dada Shiho. Seluruh uratnya terasa teriris, betapa ia ingin memeluk bayi mungil itu dan memeluk Shiho seraya mengucapkan terima kasih.

The Falling StarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang