Part 8

27 10 13
                                    

Kemarin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kemarin

Tiara Cantik
19.39

Aku jemput yah, kita makan diluar.
19.40

Hari ini

Ra, masih marah?
06.10

kita mau sampai kapan kayak gini?
06.10

Hapati mendecak, mengacak rambutnya frustasi, "dia nge-block gue apa gimana sih?"

Hari ini Sabtu, dia ada janji akan mengajari El bermain basket. Dia datang lebih awal dari waktu yang ditentukan, karena pulang dari rumah sakit ia langsung ke sekolah tanpa pulang ke rumah lebih dulu. Toh, tidak ada juga yang akan mencarinya jika tak pulang.

Laki-laki yang hanya memakai celana pendek di atas lutut, kaos abu-abu lengan pendek dan rambut acak-acakan karena belum mandi itu menguap karena belum tidur sejak kemarin. Ia memilih untuk berbaring di bangku penonton sambil menunggu El datang. Hingga tanpa ia sadari, ia justru terlelap di sana.

-

"Hari ini jangan buat gue seneng berlebih kayak dulu ya! Gue takut baper sendiri dan terluka sendiri," kata cewek itu sambil memandang Hapati yang nampak begitu pulas tertidur.

Elvira tak tega membangunkan cowok yang nampak sangat kelelahan itu sehingga ia memutuskan untuk duduk di bangku yang agak jauh dari cowok itu dan menunggunya bangun dengan sendiri.

Sekitar dua jam menunggu, Hapati tiba-tiba terkesiap dan terbangun, "sekarang, sekarang jam berapa?"

Dengan mata sembab, ia meraba-raba saku celananya mencari ponselnya. Ia menyalakan ponselnya dan melihat jam di sana.

"Lah, udah 8.45," kata cowok itu masih separuh sadar.

"El belum datang apa gimana?"

Laki-laki itu mengangkat kepala, menatap sekitar dengan mata menyipit karena sinar matahari.

Laki-laki itu terperanjat saat melihat El duduk tenang di bangku sampingnya.

"Lah? Udah dari tadi?"

Gadis kuncir kuda itu menggeleng, "Enggak kok."

"Datang jam berapa?" Hapati tak percaya.

Elvira menggaruk tengkuknya yang tak gatal, "Jam tujuh."

"Dari tadi dong. Kok nggak bangunin? Jadi nunggu lama."

Gadis itu memainkan jemarinya karena gusar, "Nggak papa, kakak kelihatan pules tidurnya jadi takut ganggu."

"Thanks. Hmm, Yaudah sekarang kita latihan," pinta cowok itu sambil mengambil bola lalu mendribble-nya ke tengah lapangan.

El mengikut di belakang.

Kita dalam Kisah (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang