END : Kita Dalam Kisah
Malam itu, hujan turun amat deras, suara rintiknya yang menyentuh atap rumah menjadi irama di malam dingin itu.
Hapati duduk melantai dan bersandar di ranjangnya dengan satu kaki di tekuk.
Laki-laki itu nampak kacau, masih menggunakan pakaian hitam karena tadi siang mengantar El ke tempat terakhirnya.
Terdengar helaan nafas berat, netranya melihat sebuah buku bersampul hitam di mejanya, buku itu diberikan oleh kakak El setelah El dimakamkan.
Hapati mengambilnya, membaca tulisan besar pada sampul buku tersebut.
Death note
Ia lalu membuka dan halaman pertama langsung menemukan tulisan tangan El di sana.
KITA DALAM KISAH
Karya : Elvira Gamayanti
Hapati merasakan sesak di dadanya lalu mencoba membuka lembaran berikutnya yang kembali berisi tulisan tangan El yang rapi. Dengan mata berkaca-kaca, Hapati membacanya.
Hai, Hapati
Aku selalu berharap kamu sehat dan bahagia
Karena aku senang melihatmu tertawa
Kamu yang ceria dan penuh kasihAku akhirnya berani menceritakan pada dunia tentang perasaanku
Padahal dulu, memberitahumu saja
Aku terlalu malu.Terima kasih pernah hadir dalam hidupku
Meski kehadiranmu tak selalu tawa
Namun kehadiranmu telah membawa warna baru pada hidupku yang monoton
Karena kamu, aku merasa dunia lebih menarik
Seperti ditarik masuk dalam dunia dongeng dengan kisah cinta yang indah.Aku selalu bertanya-tanya
Kenapa Tuhan selalu mempertemukan kita di sebuah titik
Namun, Ia tak pernah menyatukan kita.Sama seperti hari itu
Saat kukira kapal ku bisa berlabuh di pelabuhan mu
Namun, aku salah.
Sudah ada kapal lain yang lebih bersinar
Berlabuh di pelabuhan mu.Aku mencoba untuk berlayar lagi
Mencari pelabuhan lainnya
Namun, kapal ku terjebak
Di dasar lautan
Aku terjebak, tak tau jalan pulangBahkan jika takdir masih bersikukuh memisahkan kita
Aku sudah senang
Setidaknya aku pernah mengenalmu dalam hidupku.Pertahanan laki-laki hancur berantakan, tangisnya pecah tak terbendung, punggung yang bergetar hebat.
Rasanya sangat menyesakkan, ia tak tahu harus bagaimana agar sesak dalam dadanya hilang.
"AKHHHHH..."
Dengan gemetaran, Hapati lanjut membaca tulisan yang benar-benar telah berakhir itu yang membuatnya jadi bernostalgia. Bahkan pada bagian lucu dari kisah itu, Hapati tetap menangis.
Hingga ia sampai pada lembaran terakhir.
Bagaimana jika salah satu dari kita ada yang berani maju lebih dulu?
Meneriakkan perasaan yang tertanam dalam hati.
Apakah mungkin akan ada yang berubah?
Ataukah tetap saja, Pemilik semesta masih keras kepala untuk mempersatukan aku dan kamu menjadi kita?Hapati menyadari, bahwa ending yang El tulis berbeda dengan kenyataan yang sedang terjadi.
"Aku baru saja ingin meneriakkan perasaan yang tertanam itu El. Namun, Tuhan lebih dulu memanggilmu pulang."
-TAMAT-
KAMU SEDANG MEMBACA
Kita dalam Kisah (END)
Teen FictionKeduanya saling mencintai, namun situasi sangat pelik. Perasaan cinta itu justru berubah saling melukai. Tuhan selalu punya jalan mempertemukan keduanya namun Tak pernah mempersatukan mereka. - Ini kisah Elvira Gamayanti yang bermimpi jadi penulis b...