"Man, Lo pulang sama Alif ya! Gue mau anterin El," kata Hapati setelah secangkir kopinya tandas.
"Lah, Lo gimana sih? Tanggung jawab dong, Lo yang jemput, Lo juga yang anterin!" sewot Amanda kesal.
Hapati mengernyit, "gue cuman nyuruh Lo balik Ama si Alif, bukan ojek. Biasanya juga bareng Alif kemana-mana."
"Ya, hari ini-"
"Katanya nggak lagi marahan, tapi malah jauh-jauhan," timpal Hapati.
"Gapapa kok, gue bisa balik sendiri," ujar El yang juga bergabung di meja tersebut.
"Udah tengah malam El, nggak takut balik sendirian? Jadi selama ini Lo juga balik sendirian terus?"
"Hmm..." angguk El.
"Gapapa, gue anterin Lo malam ini."
"Tapi gue masih harus nutup cafe."
"Gue tungguin," jawab Hapati yang membuat El tak punya alasan untuk menolak.
Sementara itu, Amanda dan Alif hanya saling diam, sibuk dengan pikiran masing-masing.
---Sepanjang perjalanan, Alif dan Amanda hanya saling diam, tak ada yang memulai percakapan bahkan hingga motor Alif berhenti di depan rumah Amanda.
"Thanks," kata Amanda begitu ia turun dari motor.
"Hum."
Suasana diantara keduanya begitu canggung.
"Yaudah, gue masuk dulu." Amanda berbalik lantas mengambil langkah pergi.
"Man, jangan lama-lama marahnya!" kata Alif yang membuat langkah cewek itu tercekat.
"Gue nggak marah."
"Terus? Ini soal Alifah?" tanya Alif ragu-ragu.
Amanda berbalik, menatap tajam Alif, "kenapa sih selalu bawa-bawa nama dia?" sentaknya.
"Man, bisa nggak Lo jujur sama perasaan Lo sendiri?" Alif ikut meninggikan suaranya.
"Lo maunya gimana Man?"
Perlahan, tatapan penuh kilat amarah itu meredup, menjadi tatapan yang meneduhkan, "Okay, I'll ask you one last time, you really don't want me?"
Amanda menelan ludah, jantungnya berdebar tak karuan sama seperti biasanya tiap kali Alif menanyakan hal yang sama.
"I just want to be best friend." Jawaban Amanda masih sama yang membuat bahu Alif mengendor.
Alif manggut-manggut, "okay, gue udah dapat jawaban Man. Maka dari itu gue bisa deket dengan cewek manapun dan begitupun Lo Man. WE JUST BEST FRIEND." tegas Alif.
"Asal Lo tahu aja, gue nganterin Alifah ke sekolah karena ketemu dia di tengah jalan, mobilnya mogok. Yaudah, gue balik dulu Man!" Alif menyalakan mesin motornya.
"Alif, I just-" namun Alif tak mau mendengar ucapan Amanda hingga ia buru-buru melajukan motornya. Jelas, ada perasaan kecewa yang menyeruak dalam perasaanya.
Sementara itu, Amanda merunduk dalam hingga tanpa terasa air matanya menetes.
"Gue cuman takut kehilangan Lo," gumamnya.
---
Amanda dan Alif telah pulang lebih dulu sementara itu karena menunggu El menutup cafe dulu, Hapati akhirnya ikut pulang akhir.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kita dalam Kisah (END)
Teen FictionKeduanya saling mencintai, namun situasi sangat pelik. Perasaan cinta itu justru berubah saling melukai. Tuhan selalu punya jalan mempertemukan keduanya namun Tak pernah mempersatukan mereka. - Ini kisah Elvira Gamayanti yang bermimpi jadi penulis b...