02.

9.8K 937 22
                                    

~👑~

JEONGWOO baru saja selesai mengerjakan tugas kelompok bersama Doyoung dicafe. Dia berjalan pulang sendirian di trotoar dengan banyak toko disisinya yang sudah tutup. Hanya ada lampu jalan yang menerangi langkahnya malam itu.

Telinganya disumbat earphone dengan lagu yang sedang booming akhir-akhir ini. Kakinya sedikit menendang dengan wajah tertekuk karena kesal.

Helaan nafas berkali-kali keluar dari belah bibirnya. Batinnya menggerutu dan mengumpati tugasnya yang semakin banyak di penghujung semester.

Harusnya disaat-saat seperti ini dia bisa bersantai karena libur semester akan tiba, tapi harapannya itu sepertinya hanya angan belaka. Dosen pembimbingnya memberinya tugas tambahan sebagai nilai tambah karena ia beberapa kali melewatkan kelasnya waktu itu.

"Sial! Jo Jung-nim kejam sekali padaku!" Gerutunya dengan bibir memberut kedepan. Entah apa yang salah, tapi Dosen pembimbing Jeongwoo yang satu ini sepertinya tidak ingin Jeongwoo hidup tenang.

Jeongwoo melihat kaleng kosong didepanya dan tanpa pikir panjang langsung menendangnya untuk meluapkan kekesalan hatinya. "Persetan kau Jo Jung-nim sialan! Aku membencimu!" Teriaknya dengan marah.

Tanpa Jeongwoo ketahui, kaleng yang ditendangnya tadi mengenai seseorang didepan sana.

'Ting!'

Jeongwoo menghentikan langkahnya saat bunyi notifikasi masuk diponselnya. Dia membaca pesan yang ternyata dikirimkan oleh Dosennya.

"B-benarkah ini??!" Jeongwoo melebarkan kedua matanya dan membaca ulang pesan itu dengan wajah tak percaya.

Jeongwoo mendongak keatas lalu bersorak sorai sambil melompat kecil.

"Apakah kepala Jo Jung-nim tertimpa batu? Tidak biasanya dia membatalkan kelas seperti ini." Jeongwoo menggelengkan kepala untuk menyadarkan dirinya. Biar saja Jo Jung-nim tertimpa apapun, yang jelas Jeongwoo senang karena besok dia bisa tidur sepuasnya tanpa memikirkan kuliah serta tugas.

Jeongwoo kembali melangkah pulang dengan lompatan kecil. Bayangan bisa tidur nyenyak membuatnya senang setengah mati.

Coba kau pikir, menjadi mahasiswa tingkat akhir bukanlah hal yang mudah, apalagi mendekati sidang kelulusan. Gambarannya seperti kau berada ditepi jurang untuk melewati seutas benang, jika kau gagal, maka kau jatuh.

'Bruk!'

"Akh!" Jeongwoo memegangi punggungnya yang terasa ditabrak dari arah belakang. Dia mengedarkan pandangannya ke sekitar, namun tidak menemukan siapapun disana. Jalan yang dilewatinya juga sangat sepi tanpa ada satupun manusia yang berkeliaran disana.

Mengendikkan bahunya acuh, Jeongwoo kembali berjalan melewati taman sepi itu. Sesekali Jeongwoo akan bersenandung riang mengikuti irama dari lagu yang didengarkannya bahkan menari dan berteriak.

Sial! Kalau sampai ada yang melihatnya begitu, mereka pasti berpikir bahwa Jeongwoo sudah tidak waras.

'Bruk!'

Namun lagi-lagi Jeongwoo merasa seperti ditabrak dari arah depan hingga ia terhuyung kebelakang. Jeongwoo menoleh kesana kemari mencari siapa pelakunya, namun tidak ada siapapun disana.

BLOOD | HAJEONGWOO (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang