~👑~
JOHN melayangkan pukulan keras ke rahang Jo Jung hingga pria itu tersungkur ke lantai. Kilat merah dimatanya begitu tajam, menatap nyalang Jo Jung seolah ingin mencabiknya.
"Aku salah karena membiarkanmu membawanya hanya untuk diumpankan pada vampir liar yang haus darah!" Sarkasnya dengan marah. Tangan John mengepal, siap untuk kembali melayangkan pukulan lain jika saja Jeongwoo tidak menahannya.
"Kalau saja aku tidak datang tepat waktu, Jeongwoo mungkin saja sudah tewas karena vampir-vampir itu!" Bentaknya lagi. John terlalu marah saat ini, kalau saja bukan karena Jeongwoo, sudah dipastikan dia sudah membunuh Jo Jung sekarang.
Setelah kepergian pemuda vampir itu, Jeongwoo beringsut kearah Jo Jung untuk membantunya bangun dan mendudukkannya di sofa, sementara Yedam pergi untuk mengambil kotak obat.
"Jo Jung-nim tidak apa-apa?" Tanyanya seraya menelisik wajah Jo Jung yang terlihat biasa saja.
"Harusnya aku yang bertanya padamu, apa kau baik-baik saja? Ada yang sakit tidak?" Tanyanya seraya memeriksa Jeongwoo namun pemuda itu menggelenginya. "Maaf karena aku tidak bisa menjagamu dengan baik." Katanya pada akhirnya.
"Tidak, Jo Jung-nim sudah menjagaku dengan baik selama ini." Jeongwoo menoleh kearah Yedam dan mengambil alih kotak obat yang dibawanya untuk mengobati luka Jo Jung.
Setelah insiden tersebut, malamnya Jeongwoo menemui John untuk membicarakan sesuatu. Mereka sedang berada dihalaman samping rumah saat ini.
"Terima kasih untuk yang waktu itu." Tutur Jeongwoo mengawali. Ucapannya ini merujuk pada kejadian pada saat penyerangan yang terjadi di Korea waktu lalu saat John datang untuk menyelamatkannya.
Pemuda vampir itu hanya diam menatap Jeongwoo, pandangannya lantas turun kearah perut Jeongwoo yang sudah membuncit meski belum terlalu kentara.
"Aku mengingatmu." Ujar Jeongwoo. John mengernyitkan dahinya tak mengerti dengan ucapan pemuda itu. "Kau yang datang saat acara penerimaan mahasiswa itu kan?" Kekehnya sambil mengingat-ingat.
"Kau juga.. dekat dengan sahabatku, Doyoung." Imbuhnya.
John menaikkan salah satu sudut bibirnya. Dia memasukkan tangannya kedalam saku celana kemudian menghela nafas. "Hanya itu?" Tanyanya lalu tertawa kecil.
"Kurasa mengenai dirimu yang juga vampir tak perlu disebutkan lagi. Aku pernah melihat bekas gigitanmu dileher Doyoung waktu itu." Ungkapnya, yang mana membuat John mendelik kaget karena penuturan Jeongwoo barusan.
"Sial! Padahal aku sudah berusaha menghilangkannya waktu itu." Gerutunya lirih namun masih bisa didengar oleh Jeongwoo.
"Kakuatanmu tidak sehebat Ruto." Ejeknya pada John.
"Hei! Jangan membandingkanku dengannya ya! Dia itu pure vampire, ya jelas saja lebih kuat dariku!" Sungutnya tak terima.
Jengwoo mengulas senyum tipis yang sebenarnya terlihat miris. "Dimana dia?" John langsung menegang mendengar pertanyaan Jeongwoo barusan. "Aku tahu bahwa Ruto belum meninggal, jadi cepat katakan dimana dia sekarang." Katanya lagi, berusaha menginterogasi.
"Aku.. juga tidak tahu. Dia tidak mengatakan apapun kecuali kehamilanmu padaku." Ungkapnya.
Jeongwoo langsung menoleh kearah John begitu mendengar hal itu. "Jadi dia sudah tahu??!" Pekiknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BLOOD | HAJEONGWOO (✔)
Fanfiction[DO NOT COPY OR MAKE ANY REMAKE FROM MY BOOK!] "Baumu manis seperti cokelat." -- Haruto. #BxB AREA!!!⚠ #MATURE🔞 #MPREG #Hajeongwoo #Treasure Rank: #1 haruto 08-03-2022 #1 asahi 08-03-2022 #1 rujeongwoo 08-03-2022 #2 jeongwoo 08-03-2022 #1 jeongwoo...