09.

7.5K 660 74
                                    

~👑~

🔞

ENTAH siapa yang memulai, namun lumatan yang mulanya pelan berganti kasar dan semakin menuntut. Haruto mengangkat tubuh Jeongwoo kedalam gendongan ala koala dan membawa ke meja makan untuk didudukkan disana.

Hisapannya terkesan tak sabaran dan rakus, menyesap bibir atas dan bawah Jeongwoo secara bergantian. Gigitan-gigitan kecil ia berikan agar Jeongwoo membuka mulutnya, dan saat itulah lidahnya langsung menerobos masuk untuk membelit lidah lain disana. Menarik dan mengobrak-abrik seisi mulut Jeongwoo.

Lenguhan kecil Jeongwoo membuat Haruto tersenyum kecil. Sebisa mungkin ia menahan diri agar taringnya tidak keluar dan menyakiti Jeongwoo nantinya.

Tepukan pada bahunya menandakan Jeongwoo yang perlu pasokan oksigen karena sesi ciuman panas mereka tanpa jeda sedetikpun, dan mau tak mau Haruto melepas ciumannya kemudian beralih menuju rahang bawah Jeongwoo.

Haruto hendak menarik kerah turtleneck yang dikenakan oleh Jeongwoo, namun pergelangan tangannya dicekal oleh pemuda itu, yang otomatis juga menghentikan ciumannya. Haruto menatap Jeongwoo yang terdiam menunduk dengan gurat keraguan diwajahnya dan pikiran kalut yang entah apa Haruto tidak tahu.

"Lepaskan tanganku." Jeongwoo mendongak saat mendengar suara berat nan dingin itu, tapi ia menggeleng tak ingin melakukannya.

Haruto sudah tidak bisa menahan diri lagi, dia menghempas cekalan dipergelangan tangannya hingga terlepas dan menarik turtleneck Jeongwoo dengan kesal. "Tidak ada apapun disana, kenapa kau seperti sedang menyembunyikan sesuatu?" Haruto mengernyit heran menatap Jeongwoo yang terkejut mendengarnya.

Pemuda itu lantas berlari kearah kamar Haruto dan berdiri didepan cermin untuk melihat lehernya. Benar kata Haruto. Tidak ada apapun disana. Bahkan ruam yang tadi pagi dilihatnya sudah menghilang tanpa bekas.

"Sial, aku merinding." Gumamnya lirih. Tubuh Jeongwoo tersentak kala merasakan pelukan lain dari arah belakang yang kini membubuhkan kecupan-kecupan ringan dipundak serta kepala belakangnya.

"Sudah hilang." Gumamnya lagi seraya menatap pantulan Haruto yang tengah menatapnya tajam dari cermin, yang sialnya itu malah membuatnya meremang dengan gairah yang tersulut.

Jeongwoo menggigit bibir bawahnya yang sudah membengkak akibat ulah Haruto tadi ketika merasakan telapak tangan menelusup masuk kedalam pakaiannya dan mengusap perut datarnya. "R-Ruto.."

Haruto menyeringai tipis melihat wajah sayu Jeongwoo dari pantulan cermin. "Bolehkah?" Jeongwoo mengangguk kecil seolah tahu maksut dari pertanyaan itu. Tubuhnya kemudian dibalik mengahadap Haruto yang langsung melucuti pakaian atas Jeongwoo dan melemparnya kesembarang arah.

Lekuk tubuh eksotis Jeongwoo terlihat sangat menggoda. Haruto menelan salivanya dengan susah payah, membayangkan betapa manisnya rasanya Jeongwoo.

Telunjuknya menyentuh tulang selangka Jeongwoo kemudian turun menyisiri lekuk tubuh itu sambil menjilat bibir bawahnya yang terasa kering.

Inginnya menancapkan taring ke leher mulus Jeongwoo, tapi nampaknya menancapkan sesuatu yang lain kedalam tubuh Jeongwoo lebih menyenangkan.

Haruto hendak membuka kaitan kancing bajunya, namun Jeongwoo menawarkan untuk melakukannya. Dan tentu saja, Haruto menerimanya dengan senang hati.

BLOOD | HAJEONGWOO (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang