28.

2.9K 360 40
                                    

~👑~

ASAHI menjatuhkan ponsel yang digenggamnya, ia melangkah mundur saat 'vampir' itu kian maju mendekatinya. Sial, tidak ada siapapun disini yang itu artinya Asahi akan meregang nyawa dengan sangat mudah tanpa punya kesempatan meminta tolong.

"Asahi-kun.. sudah lama tidak bertemu ya?" Kekehnya. Dia menyugar rambutnya kebelakang, sedikit mengacak tatanan rambut rapihnya yang sialnya membuatnya terlihat semakin tampan.

Asahi hanya diam saja, ia tak berniat untuk sekadar membalas basa basi itu. Keberadaan pemuda vampir didepannya itu saja sudah cukup membuatnya tak bisa berkata-kata, lidahnya seperti kaku tak mampu berucap. "H-Haruto.." gagapnya.

"Ya?" Sang empu nama menampakkan seringaian tipis, taringnya bahkan menyembul dari sudut bibirnya. Oh sungguh! Raut ketakutan dari wajah Asahi malah terlihat lucu bagi Haruto. "Kau ini kenapa, hm? Seperti melihat hantu saja." Kekehnya pelan.

Asahi menelan salivanya dengan susah payah. Ia melirik ke kanan dan kiri berharap ada seseorang yang melintas disana. Tapi sialnya tidak ada siapapun di waktu sekarang, hari juga semakin larut, mustahil ada orang berkeliaran disini saat ini.

"Daripada hantu, kau terlihat menyedihkan dengan wajah pucatmu itu 'vampir'!" Desisnya. Tidak! Asahi tidak boleh takut. Ia harus melawan seperti saat ia menikam Haruto waktu lalu.

Seolah mengerti apa yang sedang dipikirkan oleh Asahi, Haruto tiba-tiba tertawa yang tentu saja membuat Asahi kaget bercampur heran. Asahi pikir mungkin Haruto sudah lama tidak minum darah jadi otaknya sedikit tak berfungsi, atau malah jadi gila.

"Sayang sekali darahmu tak semanis milik kesayanganku. Ah benar.. aku jadi rindu padanya." Celotehnya sambil berangan menengadah. Senyum simpulnya begitu lebar, yang sayangnya terlihat menyeramkan bagi Asahi.

Haruto mengatupkan kedua bibirnya, ia beralih menatap Asahi yang sedikit berjenggit kaget. "Apa kau tahu? Putraku sudah lahir, Asahi. Dan dia adalah pure vampire sepertiku. Apa kau juga akan membunuhnya.. sama seperti yang kau lakukan padaku waktu itu?" Ujarnya lirih, mencoba untuk memprovokasi Asahi namun juga menohok lewat tidakan yang dilakukan pemuda itu dulu.

Sejujurnya Asahi-pun sempat berpikir apakah anak Jeongwoo akan seperti Haruto. Tapi mengingat Jeongwoo yang seorang manusia membuat Asahi berani menampik pemikirannya sendiri dan berharap bahwa anak Jeongwoo berbeda daripada pure vampire didepannya ini.

Asahi menyilangkan kedua lengannya didada dengan tatapan angkuh. "Jangan lupa bahwa 'saudara'ku adalah seorang Demigod.. yang bisa membunuh pure vampire, Haruto-kun." Ungkapnya.

"Lalu mengenai 'keponakan'ku itu.." Asahi melemparkan tatapan nyalang pada Haruto. "Tergantung bagaimana dia tumbuh nantinya. Jika dia berani menyakiti saudaraku maka aku tidak akan segan untuk membunuhnya." Tegasnya.

Haruto tertawa congkak, ia memegangi perutnya yang terasa kaku sementara tangan yang lain mengusap air mata disudut matanya. "Kau pikir manusia lemah sepertimu bisa membunuh pure vampire seperti kami? Haha!!! Air mataku bahkan sampai keluar karena bualanmu itu!!" Sindirnya.

Asahi menyunggingkan satu sudut bibirnya. "Akan kubuktikan bahwa keputusanmu membiarkannya tetap hidup adalah salah, Haruto." Ucapnya dengan nada dingin. "Tugas Demigod bukan untuk melindungi monster sepertimu.."

"..tapi melenyapkanmu!"

Detik berikutnya, leher Asahi sudah dalam genggaman Haruto. Pemuda cantik itu tercekik, ia meronta dan berusaha melawan meski itu sia-sia, tenaganya kalah jauh dari Haruto. Tubuhnya diangkat, kakinya sudah tidak memijak tanah dan paru-parunya semakin kehabisan pasokan udara.

BLOOD | HAJEONGWOO (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang