06.

6.9K 624 4
                                    

~👑~

SESUAI janji, kini Jeongwoo tengah berada disalah satu restoran ternama bersama dosennya, Jo Jung. Selama hampir dua jam bergelung dengan tumpukan kertas yang memusingkan, akhirnya Jeongwoo berhasil menyelesaikannya.

"Sebenarnya tidak perlu ketempat mahal seperti ini Jo Jung-nim, ditempat biasanya saja lebih nyaman." Jeongwoo melirik tak nyaman kearah pengunjung sekitar yang rata-rata pengusaha kaya dan petinggi-petinggi negara. Ugh, seram.

Jo Jung ikut melirik sekitar kemudian menatap Jeongwoo, "Kau tidak suka tempat ini? Apa kita perlu mencari restoran yang lain?" Tawarnya ketika melihat gurat tak nyaman diwajah Jeongwoo.

"T-tidak perlu, kita sudah disini, tak enak jika kita pergi begitu saja. Lagipula aku sudah lapar hehe.." ujarnya sambil nyengir lucu menampakkan deretan giginya.

"Menggemaskan." Gumamnya lirih seraya melirik Jeongwoo yang kini beralih membaca buku menu.

"Jo Jung-nim! Apa ini tidak salah?! Harga makanannya sama dengan uang sakuku selama tiga bulan!" Pekiknya heboh. Jeongwoo menatap tidak percaya dereta gambar dengan nominal angka dibawahnya.

"Apa kau yakin? Atau kita pergi ketempat yang lebih murah saja?" Tanya Jeongwoo menatap ragu sang dosen, dia jadi merasa tak enak sendiri.

"Pilihlah yang kau suka, aku memang sengaja membawamu kesini karena temanku menyarankan tempat ini bagus, jadi sekalian saja aku melakukan observasi kelayakan makanan." Ujarnya santai sambil sibuk membolak-balik buku menu.

"Kau mengatakannya seolah tempat ini seperti kedai pinggir jalan, huh!" Dengusnya. Jeongwoo lantas memilah makanan yang diinginkannya kemudian menyampaikannya pada pelayan setelahnya.

Tidak butuh waktu lama pesanan mereka tiba, dan keduanya langsung makan dengan hikmat.

"Jo Jung-nim.." sang empu nama mendongak menatap Jeongwoo, "Apa menurutmu mahluk semacam vampir itu nyata?" Pertanyaan Jeongwoo membuat dosen muda itu lantas menghentikan kegiatan makannya.

"Kenapa kau bertanya?" Tangannya meletakkan sendok dan garpu untul memfokuskan diri pada Jeongwoo.

"Tidak, hanya penasaran saja. Jo Jung-nim kan dosen sejarah, siapa tahu mengerti tentang hal semacam ini." Jelasnya.

Yang lebih tua hanya diam menampilkam wajah datar. Kadang-kadang bicara dengan bocah memerlukan kesabaran ekstra dan pertahanan diri yang kuat. Salah-salah nanti tak sadar sudah mencekiknya hingga meregang nyawa.

"Aku tidak mempelajari hal semacam itu. Kenapa kau bodoh sekali mengira mahluk semacam itu nyata huh? Ck ck!" Sindirnya, membuat yang lebih muda mendengus kesal mendengarnya.

"Aku kan hanya bertanya, kenapa malah mengataiku begitu?! Dasar kejam!" Sungutnya. Jeongwoo menyuapkan banyak makanan kedalam mulutnya dengan kesal hingga kedua pipinya mengembung lucu.

Yang lebih tua menahan senyum dibibirnya melihat tingkah absurb mahasiswanya ini. "Sudah mengabari kekasihmu kalau kau pergi bersamaku?" Tanyanya tanpa mengalihkan pandangannya dari piring.

Jeongwoo menaikkan sebelah alisnya tak mengerti, "Kekasih? Kekasih siapa? Aku tak punya kekasih." Jawabnya.

"Pemuda yang duduk disebelahmu saat dikelas bukan kekasihmu?" Tanyanya sambil mengingat-ingat.

BLOOD | HAJEONGWOO (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang