34.

2.8K 310 18
                                    

~👑~

KELOPAK mata Jeongwoo bergerak-gerak karena hembusan angin sepoi yang menerpa wajahnya. Lengannya memeluk tubuhnya yang meringkuk karena kedinginan. Seingatnya, kamar Jeongwoo tidak memiliki pendingin ruangan karena Jo Jung khawatir jika Haru akan kedinginan saat tidur. Lantas kenapa ia merasa kedinginan? Apa Jeongwoo tadi lupa menutup jendela?

Karena tak tahan sebab ia semakin kedinginan, Jeongwoo mau tak mau bangun--mendudukkan diri-- dengan decakan malas yang terlontar dari bilah bibirnya. Namun saat membuka mata, alangkah terkejutnya Jeongwoo ketika ia mendapati dirinya tengah berada ditempat asing yang nampak familiar baginya.

"Sial, kenapa aku bisa ada disini?" Gumamnya beetanya-tanya dalam hati. Matanya mengedar, menelisik tempat itu dengan perasaan takut sebab itu adalah padang gersang dimana Jeongwoo melihat Haruto dipenggal oleh helsing.

Oh ayolah, tidak bisakah Jeongwoo pergi dari sana? Kenapa dia terus bermimpi aneh begini?! Dan lagi, Jeongwoo tidak siap melihat apa yang terjadi kali ini.

Jeongwoo berdiri menatap sekeliling, ia lantas berbalik kearah pohon besar yang kering tanpa daun tak jauh didepannya. Alisnya mengernyit kala mendengar gelak tawa anak kecil dari balik pohon itu. Dengan ragu Jeongwoo melangkah maju, perhatiannya tertuju lurus pada pohon besar didepannya.

"H-Haru?" Jeongwoo menghentikan langkahnya saat kepala kecil mengintip dari balik pohon, memperlihatkan surai blondenya yang berkilau. Gelak tawa bocah itu juga seperti Haru--putranya.

"Mom!"

Jeongwoo berbalik dengan cepat saat seseorang meneriakinya dari arah belakang. Disana Jeongwoo melihat seorang pemuda tampan dengan surai blonde serta mata hazel yang memiliki wajah seperti Haruto.

"Mom!"

Lagi, pemuda itu meneriakinya dengan sebutan yang sama. Jeongwoo sangat bingung, ia lantas berbalik melihat kearah bocah kecil yang kini berdiri didepan pohon besar menatapnya dengan senyum cerah dan melambaikan tangannya pada Jeongwoo.

"Mom jangan!"

Jeongwoo mengurungkan langkahnya saat pemuda tadi berteriak demikian. Bisa Jeongwoo dengar langkah kaki bahkan lari tengah menuju kearahnya dari arah belakang. Dan pada detik berikutnya, tubuh Jeongwoo terhempas kesamping dalam dekapan pemuda itu. Mereka jatuh ke tanah dengan cukup keras dan terdengar bunyi ledakan setelahnya.

Jeongwoo membuka matanya, melongok dari balik lengan pemuda itu dan menemukan bahwa ada seseorang yang menyerang mereka dengan.. sihir?

"Mom tidak apa-apa? Ada yang terluka?" Tanya pemuda itu sembari memeriksa Jeongwoo. Dia lantas tersenyum tipis, lega karena Jeongwoo baik-baik saja. Tangan besar menangkup sisi wajah Jeongwoo, ibu jarinya membersihkan debu yang mengenai wajahnya.

Keduanya lantas berdiri, pemuda itu langsung menarik Jeongwoo untuk berdiri dibelakang punggungnya, dia memasang badan saat seseorang disana berdiri menatapi mereka dengan seringaian dibibirnya.

"Hentikan!" Teriak pemuda itu dengan marah. "Sudah cukup kau menghabisi satu-satu dari kami! Aku tidak akan membiarkanmu menyentuh 'Ibuku'!!" Katanya lagi.

Jeongwoo mengernyit bingung mendengar ucapan pemuda itu, Ibu? Siapa yang dia maksut Ibu? Dan lagi, siapa orang disana? Jeongwoo tak bisa melihatnya karena buram. Seperti apapun ia mengucek matanya agar bisa melihat dengan jelas, orang itu malah semakin tak kelihatan wajahnya.

BLOOD | HAJEONGWOO (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang