~👑~
KEJANGGALAN hilangnya banyak orang serta kematian beberapa dari mereka yang terasa tidak masuk akal membuat pihak berwenang chaos. Sebagian meyakini bahwa itu ulah mahluk immortal, namun sebagian lagi berpikir logis dan menganggap itu mungkin wabah penyakit yang mulai menyerang penduduk.
Pihak kepolisian serta petinggi negara mulai bergerak melakukan pemeriksaan dan pencarian sebab-musabab kematian tak etis pada mayat mereka. Kini tiap malam akan diadakan patroli serta pemeriksaan mengikuti kasus kematian yang terjadi akhir-akhir semakin melonjak.
Beberapa tempat penemuan mayat bahkan diberi garis polisi dan menandai wilayah terdekat untuk tidak dimasuki atau dilalui oleh sembarang orang.
"Vampir bodoh mana yang sengaja meninggalkan mangsanya tanpa menghancurkannya lebih dulu?! Menyusahkan saja!" Gerutunya.
Sejak malam hingga pagi, Haruto terus menyisiri wilayah yang menjadi penemuan beberapa mayat manusia serta mengawasi para polisi yang memeriksa. Cukup aneh karena vampir bodoh ini dengan sengaja malah meninggalkan mangsanya tanpa membakarnya lebih dulu seolah sengaja agar tindakannya diketahui oleh khalayak.
Haruto berdiri diatap gedung, menatap beberapa orang polisi yang ada dibawah tengah melakukan investigasi pada mayat yang baru ditemukan oleh mereka pagi dini hari. Meskipun mayatnya ditinggalkan digang sempit, namun karena letaknya dikawasan padat penduduk tentu saja akan mudah ditemukan.
Haruto melirik jam dipergelangan tangannya sekilas dan menyadari bahwa waktu sudah menunjukkan pukul enam pagi. Dia harus segera kembali ke apartemen sebelum Jeongwoo bangun.
Diperjalanan, Haruto berjalan melewati sungai Han untuk mengambil rute terdekat menuju apartemennya. Karena hari masih sangat pagi, jadi belum banyak orang yang berlalu lalang disana.
Langkahnya terhenti kala melihat seorang laki-laki bertudung dengan masker yang menutupi wajahnya menikam dada orang lain didepannya. Karena keadaan sekitar sepi, jadi tidak ada yang mengetahuinya.
Baru saja Haruto hendak membuka mulutnya, kedua matanya membola ketika melihat tubuh yang ditikam barusan hancur menjadi pasir.
Sial! Orang yang dibunuh tadi adalah vampir. Kalau begitu laki-laki yang menikamnya tadi adalah.. helsing?
Kedua netra mereka bertemu, laki-laki itu berdiri menghadap kearah Haruto. Bukannya melarikan diri atau menjauh, Haruto malah melangkah maju saat orang itu mendekat kearahnya. Saat mereka telah berdiri berhadapan, Haruto melirik belati perak yang berada ditangan laki-laki itu sekilas.
Kalau vampir biasa akan terbakar karena perak dan salib, lain halnya dengan Haruto yang pure vampire. Dua hal itu tidak memiliki pengaruh apapun padanya meski sebenarnya berdekatan dengan perak membuatnya tak nyaman.
Cukup lama keduanya berhadapan dalam diam, laki-laki itu berjalan melewati Haruto tanpa mengatakan apapun. Demikian dengan Haruto, dia menggunakan kekuatannya sehingga bisa sampai di apartemennya dalam hitungan detik saja.
Dia melangkah masuk ke kamarnya dan menemukan gundukan selimut yang membungkus tubuh mungil yang meringkuk. Dihampirinya tubuh itu lalu ikut naik membaringkan diri dibelakangnya. Haruto menarik Jeongwoo agar merapat padanya, merasakan hawa panas yang menghangatkan tubuhnya.
Jeongwoo menggeliat tak nyaman dalam tidurnya karena dekapan Haruto. Dia mengerang kesal saat bubuhan kecupan diberikan pada wajahnya oleh Haruto. "Eungg Ruto.. hentikan~!!" Erangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BLOOD | HAJEONGWOO (✔)
Fanfic[DO NOT COPY OR MAKE ANY REMAKE FROM MY BOOK!] "Baumu manis seperti cokelat." -- Haruto. #BxB AREA!!!⚠ #MATURE🔞 #MPREG #Hajeongwoo #Treasure Rank: #1 haruto 08-03-2022 #1 asahi 08-03-2022 #1 rujeongwoo 08-03-2022 #2 jeongwoo 08-03-2022 #1 jeongwoo...